Goodbye

556 76 4
                                    

"Don't go
Don't say you're gonna leave me
Don't leave me behind in the memories
Don't look at my tears that can't hold onto you
Just don't go"

Hujan salju waktu itu.

Bulan Desember disekitaran tanggal belasan. Dua anak manusia berjalan bergandengan tangan ditemani kesunyian. Suasana hangat libur natal dan tahun baru nyatanya tidak berdampak pada mereka. Mereka terlelap pada pikiran masing-masing sembari langkah menapak menuju sebuah terminal kecil.

Bukan terminal. Apa ya? Semacam tempat pemberhentian bus kecil yang diidentitasi dengan sebuah halte dan bangku panjang.

Uap tipis keluar dari setiap hembusan nafas yang mereka hela. Keluar sedetik sebelum akhirnya hilang terbaur. Tak terasa kedua insan tadi sudah tiba di tempat pemberhentian bis yang dimaksud. Ada sekitar 30 menit sebelum bis terakhir menuju kota terdekat datang.

"Nothing lasts forever
When winter passes, spring will come again, you know this
Just don't go"

Si wanita mengeratkan tangannya yang bertaut dengan si pria. Hal ini tentu saja langsung direspon oleh si pria. Tangan si pria yang lebih besar balas mempererat tautan tangan mereka. Tidak terlalu keras. Tapi setidaknya mampu sedikit membuat tenang si wanita yang sedang dilanda kekhawatiran.

Mereka masih belum saling menatap. Gestur tubuh lah yang menjadi bahasa di antara mereka.

"When today is over it feels like tomorrow will be different
Will my life be ok without you?"

Diam mereka sekitar 10 menit. Sampai akhirnya si wanita berkata, "Wakatoshi?"

Si pria, masih menatap lurus ke depan, menjawab, "Hm?"

Si wanita mendongakkan kepalanya untuk menatap wajah pria disampingnya ini.

"Boleh aku minta satu hal?"

Menyadari hal serius yang akan disampaikan si wanita, pria itu menundukkan kepalanya dan menatap balik si wanita.

"Apa?" Tanya si pria dengan wajah tenangnya.

"Boneka sapi kecil itu..."

Si wanita memberi jeda dalam ucapannya sambil melirik sebuah benda yang kini menjadi gantungan tas si pria.

"...kalau hubungan kita tidak berjalan lancar, bisakah kau simpan boneka itu untukku?" Tanya si wanita sambil menatap sedih boneka sapi kecil yang ia hadiahkan untuk si pria enam bulan lalu.

"Does anyone know, does anyone know
How it makes me feel
Until the day we meet again,
Goodbye goodbye"

Si pria memutar badan sepenuhnya menghadap si wanita. Ditangkupnya kedua pipi si wanita lalu diangkatnya untuk mempertemukan mata zaitunnya dengan mata coklat si wanita.

"(Y/n), tidak akan terjadi apa-apa dalam hubungan kita. Aku janji."

"Jangan asal janji, Wakatoshi. Selama ibu dan nenekmu belum-"

"Jangan pikirkan mereka, (Y/n). Aku sudah bicara dengan mereka, kau tak perlu khawatir atau takut lagi."

"Tapi-"

"(Y/n), apa kau percaya padaku?"

"Aku percaya padamu, aku hanya tidak yakin pada diriku sendiri." Kata (Y/n) menurunkan pandangannya. Ia tidak mau kesan terakhir yang ia berikan pada Ushijima adalah kesedihan.

"Don't let go of your small heart
Remember the promises we made together
Tears are falling"

Sudah cukup ia memendam emosinya untuk dirinya sendiri. Ia tidak ingin membebani orang lain dengan emosinya. Ushijima membawa tubuh (Y/n) dalam pelukannya. Dielusnya pelan punggung dan kepala belakang (Y/n)(Y/n) membenamkan wajahnya di dada bidang Ushijima dan menghirup dalam-dalam aroma maskulin pria yang sedang memeluknya ini.

"Hampir dua minggu kita membahas masalah ini. Yang perlu kita lakukan sekarang hanyalah saling percaya." Ucap Ushijima sambil membenamkan wajahnya di ujung kepala (Y/n).

"Aku tidak ingin berpisah lagi denganmu, tapi pelatih mengundang kami untuk menghabiskan sisa liburan di Tokyo bersama tim dari negara lain", lanjut Ushijima penuh sesal.

"Tidak perlu disesali, Wakatoshi. Ini juga bagian dari pekerjaanmu, kan", balas (Y/n) sambil mengelus pelan punggung lebar Ushijima.

"When you wanna lean on someone, come to me
Though I can't be with you forever
It's just for a moment"

Suara deru mesin samar-samar terdengar dari kejauhan. Meski enggan, mereka akhirnya melepas pelukan masing-masing.

"Hati-hati ya," kata (Y/n) seraya menepuk-nepuk pelan bahu Ushijima.

Ushijima hanya balas menangguk sebelum mempersiapkan diri.

"Wakatoshi."

Ushijima yang dipanggil menoleh. Ketika bis sudah beberapa meter di depan mereka, (Y/n) memberanikan diri untuk menarik turun jaket Ushijima lalu mencium Ushijima tepat di bibir. Ushijima terkejut bukan main. Pasalnya ini kali pertama ia dicium oleh seorang wanita, terlebih wanita itu adalah (Y/n).

(Y/n) melepas ciuman singkat mereka tak lama kemudian. Ketika hendak turun dari posisi jinjit dan melepas pegangannya pada jaket Ushijima, tak diduga pria gagah nan jangkung didepannya giliran mencium (Y/n).

 Ketika hendak turun dari posisi jinjit dan melepas pegangannya pada jaket Ushijima, tak diduga pria gagah nan jangkung didepannya giliran mencium (Y/n)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ciuman Ushijima lebih lama dan lebih intens dibanding ciuman (Y/n). Dengan lihai bibir Ushijima mengajak bibir (Y/n) bermain. Merasa dirinya mulai pasrah, (Y/n) kembali mempererat pegangannya di jaket Ushijima dan membiarkan dirinya terbuai dalam permainan Ushijima.

Ushijima menggigit kecil bibir bawah (Y/n) membuat siempunya melenguh kecil. Melihat bibir (Y/n) yang sedikit terbuka, Ushijima melesakkan lidahnya ke dalam mulut (Y/n). Menelusuri setiap sudut rongga mulut (Y/n), mulai dari gigi, lidah, sampai menekan kecil langit-langit rongga mulut (Y/n), desahan tertahan keluar dari bibir ranumnya.

Untungnya posisi mereka membelakangi sopir bis, jadi si sopir hanya bisa melihat punggung Ushijima. Tepat saat pintu bis terbuka, Ushijima melepas ciumannya.

Sambil tersenyum, Ushijima mengelus pelan pucuk kepala (Y/n).

"Kamu juga hati-hati ya."

Dengan wajah masih merah dan bibir masih basah, (Y/n) balas tersenyum seraya mengangguk.

"Sampai jumpa." Ucap Wakatoshi seraya melangkahkan kakinya masuk ke dalam bis.

Pintu bis tertutup. Kendaraan berbentuk kotak itu melaju meninggalkan (Y/n) sendirian di halte tersebut. Senyumannya masih terpampang di wajah (Y/n), walaupun kali ini ditambah unsur sedih dalam senyumannya.

Melambaikan tangan kecil, (Y/n) membalas, "Sampai jumpa, Wakatoshi."

"Until the day we meet again,
Goodbye goodbye
Until the faraway day when we meet again
Goodbye goodbye"

---------------------

TBC

Time and Fallen LeavesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang