Part 31

17.7K 663 42
                                    

Prilly's POV

      Aku memejamkan mataku sambil memeluk punggung tegap Ali dari belakang. Rasanya sangat nyaman meluk dia dari depan maupun dari belakang. Tubuhnya sangat pas untuk dipeluk, dan wangi tubuhnya selalu bikin kangen. Oh my god... kayaknya aku jatuh cinta lagi sama makhluk mesum yang satu ini. Please Ali, kamu jangan macam-macam lagi, perasaanku taruhannya.

"Sayang, udah nyampe nih yuk turun!" Aku membuka mataku malas dan memeriksa sekeliling, ternyata kami sudah tiba parkiran apartement Ali.

"Kita gak kerumah aku?" Tanyaku.

"Enggak sayang, diapartement aku lebih aman." Sahutnya menyeringai.

"Lebih aman?" Tanyaku tak mengerti.

"Iya, karna hanya ada kita berdua disana."

"Dasar mesum!" Omelku setelah paham maksudnya, kemudian berjalan mendahuluinya menuju liff.

"Sayang tunggu..." jeritnya seperti anak kecil, aku tertawa geli tanpa menoleh kearahnya. Dasar bocah besar!

Aku menekan pasword pintu unit apartement Ali, kemudian masuk dan menghempaskan pinggulku kesofa. Ali menyusul masuk kemudian ikut duduk disampingku. Aku menguap karna lelah, hari ini terlalu banyak aku menguras emosi.

"Ngantuk? Sini bobo'..." Ali menarik kepalaku kepahanya hingga aku berbaring disofa.

"Usapin..." ucapku manja, dengan senyum manis Ali mengusap kepalaku lembut.

Aku memejamkan mataku nyaman, sentuhan tangan Ali dikepalaku membuat aku semakin tak bisa jauh darinya. Saat aku terbuai dengan sentuhan lembutnya dikepalaku, tiba-tiba saja benda kenyal yang sangat lembut hinggap dikeningku. Aku tersenyum sesaat sebelum membuka mata.

"Kok gak jadi bobo'?" Tanya Ali lembut sambil menundukan kepala kearahku.

"Gimana bisa bobo', orang aku digangguin..." Sahutku pura-pura kesal.

"Ckk... gemes banget tau gak sih liat kamu begini."

"Aww...!" Aku menjerit saat hidungku ditarik gemes Ali.

"Akh... sakit sayang!" Pekiknya mengaduh, aku membalas dengan menggigit perutnya.

"Ckk... rasain!" Ucapku tersenyum puas melihat ekspresi kesakitannya.

"Nakal ya kamu!" Ali memutar posisi hingga sekarang dia berada diatasku kemudian mengunci kedua pergelangan tanganku ke atas kepala.

"Mau ngapain kamu?" Tanyaku jutek saat melihat seringai mesumnya.

"Mau ini!" Tanpa menunggu respon dariku, Ali langsung melahap bibirku rakus.

Aku membiarkan beberapa saat dia menguasai bibirku, rasanya nikmat sampai bikin aku merinding. Ali menggigit bibir bawahku hingga aku tersentak dari kenikmatan ini, dia menyeringai sesaat lalu kembali melumat bibirku. Kali ini aku tidak mau diam lagi dan membiarkan dia memegang kendali, aku membalas ciumannya dan melawan lidahnya yang aktif dimulutku. Ini sungguh menghanyutkan, ciuman Ali emang yang terbaik, karna itu aku selalu suka saat seperti ini bersama Ali. He's so hot.

"Hmmhh..." aku tidak sengaja mengeluarkan suara memalukan itu, yang lebih tepatnya desahan nikmat saat lidah Ali mulai menjalar menuju leherku.

Aku menggigit bibir bawahku supaya tidak mengeluarkan suara desahan  apapun lagi, ini memang nikmat tapi aku tidak ingin diejek Ali setelah selesai adegan ini nanti. Dia pasti mengira aku sangat menikmati permainannya ini, dengan begitu dia semakin besar kepala. Menurutku lebih baik dia tidak usah tau jika permainannya ini memang sangat memabukkan. Aku tidak rela jika sampai dia berpikir ingin mencoba dengan gadis lain. Aku tidak lupa laki-laki yang tengah mencumbuku ini adalah seorang playboy mesum cap kodok.

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang