Part 44

7.4K 606 26
                                    

Author's POV

     Ali sibuk bolak balik didepan pintu unit apartement Prisil, kakaknya Prilly. Hatinya masih ragu untuk mengetuk pintu itu atau bahkan hanya menekan bell. Semenjak kemarin sore ia meninggalkan Prilly bersama seorang pria yang memanggil Prilly dengan sebutan "sayang" itu, hatinya sungguh tidak tenang.

Ada rasa menyesal dihati Ali setelah meninggalkan Prilly berdua saja dengan pria yang dipanggil Prilly 'ka Gio' itu. Hatinya terbakar cemburu saat mendengar laki-laki lain memanggil Prilly 'sayang'. Dan lebih buruk lagi yang dipikirkan Ali adalah, laki-laki itu kekasih atau gebetan baru Prilly.

"Ali...!" Seru Prisil kaget saat berpapasan dengan Ali ketika ia hendak keluar.

"Eh kak, Prilly nya ada?" Tanya Ali grogi.

"Ada tuh, lagi ngobrol sama Gio didalam. Masuk aja..."

"Nggak usah deh kak, takut ngeganggu mereka."

"Ya enggaklah... udah masuk aja sana, lagian Gio udah mau pergi kok."

"Iya kak makasih. Kakak mau kemana?"

"Ke kampus."

"Sendiri kak?"

"Iya. Biasanya Gio yang antar, tapi dia lagi sibuk tuh sama Prilly. Ya udahlah biarin aja, lagian kampus kakak juga dekat ini."

"Oh... Kalau boleh mereka lagi sibuk ngapain kak didalam?"

"Gio lagi ngejelasin alternatif kampus yang bagus yang sesuai dengan pasion Prilly."

"Prilly beneran mau kuliah disini kak?"

"Kan kamu tiap hari sama dia, emang gak cerita ya dia mau kuliah dimana?"

"Enggak kak!"

"Ckk... lucu ya kalian berdua, ya udah masuk gih sana. Tanya aja langsung sama orangnya. Kakak mau berangkat dulu takut telat."

"Iya kak."

Ali memperhatikan langkah Prisil dari belakang, ia masih mencerna apa yang dikatakan oleh kakak Prilly itu barusan. Prilly mau kuliah di London, dan Gio yang membantunya memilih Universitas. Gak salah salah lagi, mereka pasti punya hubungan spesial, pikir Ali.

"Eh Ali, lo kesini lagi?" Tanya Prilly kaget saat membuka pintu, ia sedang mengantar Gio yang mau pamit ke depan pintu.

"Hm... iya. Aku ngeganggu kalian ya?" Tanya Ali kaku. Gio yang berdiri dibelakang Prilly tersenyum simpul melihat ekspresi Ali.

"Enggak juga sih, ini kak Gio nya juga udah mau pamit kok." Sahut Prilly yang dapat membaca kecemburuan Ali. Ia tersenyum jahil dihatinya.

"Ya udah kakak pamit dulu ya sayang. Have a good!." Gio mengusap puncak kepala Prilly sebelum ia meninggalkan Ali dan Prilly yang terlihat kaku.

"Hati-hati ya kak!" Teriak Prilly saat Gio hendak masuk liff. Pria itu melambaikan tangan serta melempar senyum menawan pada Prilly.

"Pacar baru?" Tanya Ali ketus.

"Ckk... pacar? Trus kalau iya kenapa?" Tanya Prilly muncul ide jahilnya.

"Bagus ya?! Aku kamu tolak ngajak balikan, cowok lain kamu terima!"

"Masih pagi udah ngomel aja, masuk dulu yuk biar aku buatin minuman spesial." Goda Prilly sambil menarik tangan kanan Ali masuk. Dihatinya ia tertawa puas dapat mengerjai Ali.

"Beneran kamu mau kuliah disini?" Tanya Ali dingin.

"Masih rencana sih, tapi kayaknya aku tertarik deh setelah konsultasi dengan kak Gio tadi. Dia itu keten tau, masih muda udah punya bisnis sendiri. Sambil kuliah lagi. Hebat kan dia?" Jelas Prilly membangga-banggakan Gio.

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang