Part 9

10K 657 71
                                    

Author's POV

     Ali membuang pandangannya jauh saat melihat Prilly tiba disekolah dengan dijemput Rehan pagi ini. Dadanya seperti terbakar tiap kali melihat Prilly bersama Rehan, ingin protes tapi Ali sadar posisinya hanya sebagai selingkuhan Prilly. Dari pada harus emosi pagi-pagi, Ali lebih memilih masuk kelas dan bercengkrama dengan teman yang lainnya menjelang guru masuk.

"Morning..." sapa Prilly tersenyum saat melewati Ali menuju bangkunya.

"Senang banget kayaknya yang habis dijemput pacar pagi-pagi." Bukannya membalas sapaan Prilly, Ali justru menyindirnya.

"Senang dong... masa dijemput pacar sendiri sedih." Prilly yang sadar Ali cemburu malah lebih memanas-manasinya.

Ali tidak menjawab ucapan Prilly lagi, dia tau Prilly sengaja mengerjainya. Tidak lama kemudian Tasya datang dan langsung duduk disamping Ali seperti biasanya.

"Ali, nanti aku mau ngomong ya?" Ucap Tasya menatap Ali.

"Kenapa tunggu nanti, sekarang kan bisa?" Ucap Ali.

"Nanti aja, bentar lagi udah bel, aku gak mau ngomong setengah-setengah." Jelas Tasya.

"Ya udah!" Balas Ali singkat, kemudian melirik ke arah Prilly yang kebetulan juga melirik ke arahnya. Mereka saling melempar senyum saat mata keduanya bertemu.

Suasana diantara mereka bertiga dikelas hari ini, sangat berbeda dari biasanya. Tidak ada lagi pesan singkat melalui kertas, atau kode-kodean gak jelas kalau lagi ngejek guru. Mereka terlihat fokus mengikuti pelajaran, entah itu serius atau pura-pura saja.

Saat bel istirahat berbunyi, Rehan sudah menunggu di depan kelas Prilly seperti biasa. Sedangkan Ali ditahan oleh Tasya dikelas untuk diajak bicara sesuatu yang menurutnya sangat penting. Dan Ali pun memberi kesempatan Tasya bicara, sambil matanya tidak lepas dari Prilly yang digandeng Rehan menuju kantin.

"Katanya mau ngomong?" Ucap Ali, sudah beberapa menit berlalu, Tasya belum juga bicara.

"Li, aku mau kita balikan." Ucap Tasya cepat setelah cukup lama diam.

"Apa?" Tanya Ali yang seperti mengejek.

"Li, aku masih cinta kamu, kamu juga masih cinta aku kan?" Jawab Tasya.

"Sorry Cha, kayak aku gak bisa."

"Tapi kenapa Li?"

"Aku udah terlanjur jatuh cinta sama gadis lain."

"Apa?? Secepat itu kamu move-on dari aku?"

"Bukan gitu, sebenarnya aku jatuh cinta sama dia jauh sebelum kita jadian."

"Jadi selama kita pacaran kamu gak pernah cinta sama aku? Jahat!"

"Kamu jangan salah paham dulu, kalau aku gak ada rasa sama kamu mana mungkin kita jalanin hubungan itu sampai berbulan-bulan."

"Siapa gadis itu?"

"Aku tidak bisa memberitahunya sekarang?"

"Takut aku melabrak gadis itu? Tenang aja Li, aku gak segitunya."

"Bukan, cuma belum waktunya aja kamu untuk tau siapa gadis itu."

"Terserah kamu. Jadi benar udah gak ada harapan lagi buat aku? Padahal mama papa aku bakal pindah ke Sidney, jadi kita akan bisa pacaran normal."

"Yakin mereka mau ninggalin kamu sendiri di Jakarta ini?"

"Ya enggaklah, ada tante aku yang disuruh jagain. Tapi dia orangnya asik."

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang