Part 12

10.1K 698 31
                                    

Author's POV

     Ali, Prilly dan Tasya sedang diperjalanan pulang dari bioskop tadi, Ali sangaja meminjam mobil sepupunya agar bisa membawa sekaligus kedua gadis yang dipacarinya itu. Tasya duduk didepan disamping Ali yang sedang mengemudi, sedangkan Prilly duduk dibelakang sambil merengut tak rela.

Karna rumah Prilly dan apartement Ali searah, mereka mengantar Tasya pulang terlebih dahulu. Sebelum turun Tasya sempat mengecup pipi kiri Ali. Prilly yang menyaksikan hal tersebut ingin menjambak rambut Tasya seketika. Diposisi seperti ini membuat Prilly mengerti kecemburuan Ali saat melihatnya berciuman dengan Rehan.

"Prill, duluan ya?" Pamit Tasya pada Prilly setelah pada Ali sebelumnya.

"Iya!" Sahut Prilly singkat sambil memaksakan senyumnya.

"Jangan ngebut ya yank, nyampe rumah jangan lupa kabarin aku!" Pesan Tasya terakhir pada Ali sebelum ia benar-benar turun.

"Iya Cha... udah sana masuk, nanti kamu dimarahin lagi." Ali yang mengerti kegelisahan gadisnya dibelakang segera mengusir Tasya secara halus.

"Iya aku masuk, bye sayang, bye Prilly...!" Tasya turun dari mobil dan Ali bernafas lega.

Setelah Tasya masuk rumah, Ali melirik Prilly yang sedang cemberut duduk  dibelakang dari kaca spionnya. Ali tersenyum senang melihak ekspresi gadisnya itu, meskipun ia tau hati Ali sudah miliknya, gadis itu tetap saja merasa cemburu dengan ekspresi yang menggemaskan menurut Ali.

"Kok diam aja, pindah ke depan dong sayang..." ucap Ali lembut menokeh ke belakang.

"Males! Mau disini aja!" Tolak Prilly jutek.

"Jangan ngambek dong, tadi tu cuma akting. Yang benerannya kan sama kamu." Bujuk Ali lembut.

"Aku nggak ngambek, biasa aja tuh!" Ucap Prilly berusaha tegar.

"Kamu gak bisa bohongin aku. Udah pindah sini, ngapain kita lama-lama didepan rumah Tasya, yang ada dia curiga nanti." Prilly menatap Ali sekilas kemudian pindah kedepan. Dihatinya ia membenarkan perkataan Ali tadi.

"Nah... gitu dong, kan aku jadi semangat nyetirnya." Ali membelai lembut kepala Prilly yang sudah ada disampingnya.

"Udah cepet, buruan jalan!" Ucap Prilly masih dengan nada sedikit jutek.

Ali hanya tersenyum kemudian mulai mengemudikan mobilnya, sepanjang perjalanan Ali menggenggam tangan Prilly dengan sebelah tangannya dan mengemudi dengan tangannya yang lain. Sesekali Ali mengecup tangan lembut yang digenggamnya itu, sehingga sipemilik tangan itu tersenyum.

Tidak ada pembicaraan yang begitu berarti, hanya guyonan konyol dan aksi saling ejek kekasih masing-masing. Setiba dirumah Prilly, Ali mengecup lembut kening dan terakhir bibir gadisnya tersebut. Prilly yang sedang dilanda kantuk tidak begitu banyak merespon, kecuali mengecup pipi Ali dan mengucapkan salam perpisahan pada prianya itu.



***


Keesokan harinya, semua berjalan normal seperti biasanya. Tapi tidak dengan Tasya, ia merasa ada yang aneh diantara Ali dan Prilly. Keduanya terlihat lebih dekat dan jarang bertengkar seperti biasanya. Tasya berusaha untuk selalu berpikiran positif, dan ingin menanyakan langsung pada Prilly tentang keanehan yang dirasakannya beberapa hari terakhir ini. Khususnya semenjak ia balikan lagi dengan Ali, Prilly juga terkesan jaga jarak dengannnya.

"Prilly, ntar istirahat lo kemana?" Tasya mengirim pesan singkat pada Prilly disaat jam pelajaran.

"Biasalah... paling makan ke kantin sama Rehan. Kenapa?" Balas Prilly.

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang