Part 6

11.5K 738 46
                                    

     Prilly mempercepat langkahnya saat menyadari ada Ali dibelakangnya. Mereka baru saja tiba disekolah, dan Prilly dijemput Rehan pagi ini. Semenjak kejadian diapartement Ali kemarin, Prilly merasa canggung bertemu dengan Ali, ia tidak tau harus bagaimana. Ingin bersikap seperti biasa tapi tidak bisa.

Prilly duduk dibangkunya kemudian pura-pura sibuk dengan buku yang dibacanya, tidak berniat sedikitpun melirik Ali yang baru masuk. Tasya tidak terlihat dibangku seberangnya, Prilly menduga Tasya tidak masuk karna mungkin juga belum siap ketemu Ali setelah hubungan mereka berakhir.

Saat Ali hendak menghampiri Prilly, beruntung saat pak Lukman masuk, dan Ali kembali kebangkunya. Seperti biasa ditengah jam pelajaran, Ali mengirimi Prilly berbagai pesan singkat yang ditulisnya dikertas. Namun tidak satu pun yang direspon oleh Prilly, ia lebih memilih berpura-pura fokus pada pelajaran.

Saat pergantian jam pelajaran, Prilly buru-buru bergabung dengan Rani dan teman-temannya yang lain agar Ali tidak punya kesempatan untuk menghampirinya. Ali yang sadar Prilly sengaja menghindarinya hanya diam, sambil memutar otak bagaimana membuat Prilly balik lagi seperti biasa.

Sebelum bel istirahat berbunyi, Prilly sudah mengirim chat ke Rehan agar menjemputnya ke kelas. Namun sial bagi Prilly ternyata Rehan harus rapat dengan team Pramuka-nya. Prilly terpaksa ke kantin sendiri sambil ngedumal didalam hatinya. Iseng Prilly mencoba mem-bbm Tasya, pura-pura tidak dia sudah putus dengan Ali.

"Cha, lo kenapa gak masuk?" Ucap Prilly mengirim pesan via Bbm.

"Lagi nggak enak badan Prill." Balas Tasya cepat.

"Oh.. sakit apa lo?"

"Nggak sakit kok, cuma butuh istirahat aja."

"Ya udah, cepat sehat ya,..."

"Thank's Prilly :) "

Prilly sebenarnya tidak begitu dekat dengan Tasya meski mereka satu sekolahan dari dari SMP. Karna Tasya tau Prilly sahabatnya Ali, Tasya sengaja mendekati Prilly untuk menanyakan segala hal tentang Ali. Apa lagi sekarang mereka satu kelas, jadinya semakin akrab.

"Hai...!" Prilly kaget dan melirik kesamping, disana Ali tersenyum padanya.

"Mau ngapain lo?" Tanya Prilly jutek.

"Mau makan bareng lo." Jawab Ali lembut, kemudian menarik bangku yang ada diseberang meja Prilly.

"Kenapa harus sama gue, teman-teman lo yang lain kan banyak!"

"Biasanya juga kita makan bareng kan?"

"Gue mau balik ke kelas. Gue udah kenyang!"

"Kapan makannya? Gue liat lo baru nyampe kantin."

"Bukan urusan lo. Perut gue ini lagian...!"

Prilly berlari keluar dari kantin meninggalkan Ali yang masih menatap setiap langkahnya. Ali ingin mengejar tapi ia berpikir mungkin Prilly memang lagi butuh waktu untuk memikirkan hal yang diungkapkannya kemarin malam itu. Ini lah yang ditakuti Ali dari dulu jika ia mengatakan perasaannya pada Prilly, persahabatan mereka yang jadi taruhannya.




***

Prilly's POV

Aku tidak pernah berpikir aku akan berada diposisi seperti ini sebelumnya. Dicintai oleh pria yang sudah lama aku sukai juga disaat aku telah memiliki kekasih. Jujur, aku juga merasakan hal yang sama dengan Ali. Aku juga menyayanginya bahkan disaat aku sudah jadian dengan Rehan waktu itu.

Dibalik sifatnya yang menyebalkan itu, Ali sangat berarti didalam hidupku. Disaat Ali memelukku rasanya sangat nyaman. Saat Ali mengusap kepalaku, aku lebih merasa disayang. Disaat dia selalu ada untuk menasehatiku dan memberi jalan keluar disetiap permasalahanku, membuatku tidak bisa hidup tanpanya.

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang