Part 8

10.7K 735 38
                                    

Prilly's POV

       Selesai dari latihan futsalnya Ali mengajakku ke tempat makan dulu sebelum pulang. Tadi saat Rehan mengantarku pulang, aku selalu kepikiran tentang Ali. Perasaannya pasti sakit saat melihat aku berduaan dengan Rehan, tapi aku harus bisa bersikap normal didepan Rehan, aku tidak mau dia curiga pada hubunganku dan Ali.

Saat disekolah tadi, rasanya sangat canggung berada diantara dua orang pria yang keduanya adalah kekasihku. Jujur aku malu mengakuinya, kesannya aku seperti perempuan gak benar macarin dua cowok sekaligus, udah gitu mereka temanan lagi. Tapi salahkan Ali yang terus memaksa jadi selingkuhanku.

Aku tidak tega saat melihat wajahnya yang cemberut ketika aku sama Rehan, aku menyayanginya lebih dari aku menyayangi Rehan. Jadi aku tidak mungkin mengabaikannya begitu saja, aku harus adil padanya. Aku cuma iseng sok mesra sama Rehan didepan Ali, cuma buat menguji dia aja dan ternyata dia sangat cemburu. Hehe...

Aku senang liat Ali cemburu, itu artinya dia beneran sayang. Karna itu, setelah Rehan mengantarku pulang tadi, aku menolak saat dia mengajak jalan malam ini dengan alasan sedang banyak tugas. Aku ingin ngasih waktuku buat Ali, selain itu aku juga mau bicara tentang Tasya dengannya.

"Mau makan apa?" Tanya Ali saat kami sudah ditempat makan.

"Sama kayak yang lo pesan aja." Jawabku, dia mengajakku makan makanan Sunda, aku tidak begitu paham menunya selain karedok.

"Pake 'aku','Kamu' Prilly, jangan 'lo','gue' lagi." Ucapnya mengingatkan.

"Iya terserah kamu mau pesan apa, aku ikut aja." Jawabku lagi dengan kaku.

Akhirnya Ali memesan menu favoritenya dua porsi dan dua gelas jus semangka. Aku sih suka-suka aja, karna seleraku tidak begitu pemilih.

Tidak lama kemudian makanan yang kami pesan datang, lumayan juga menu andalan Ali. Ternyata cukup menggugah selera sampai aku nambah makannya.

"Enakkan sayang?" Tanyanya, buluku langsung berdiri saat dia manggil sayang.

"Kenapa tiba-tiba melotot gitu? Gak enak ya?" Tanyanya lagi melihat ekspresiku yang tegang.

"Enak kok, enak...!" Jawabku cepat menutupi grogi.

"Habisin dong kalau enak!" Ucapnya, aku cuma menangguk dan melanjutkan makan.

Sebenarnya kami udah sering makan berdua seperti ini diluar, jalan bareng atau sekedar nongkrong berdua dimall. Tapi kali ini aneh rasanya, mungkin karna status dan perasaan yang udah beda kali. Disatu sisi aku senang banget ngeliat Ali yang makin mesra ke aku, disisi lain aku takut ketauan jalan berdua sama Ali. Rehan kan banyak teman dimana-mana, ngeri juga.

"Li, aku mau ngomong soal Tasya." Ucapku setelah selesai makan.

"Soal Tasya?" Ucapnya mengerutkan dahi.

"Iya, kamu ingat nggak tadi pagi kami ngobrol dikelas?"

"Iya ingat, kalian serius banget kayaknya ngobrol. Ngomongin apa sih?"

"Dia curhat, katanya masih sayang kamu, dan dia pengen kalian balikan lagi."

"Ohh... tadi dia juga udah bilang gitu sih."

"Trus gimana, kamu mau balikan sama dia?"

"Menurut kamu gimana? Aku terima lagi nggak dia?"

"Ihh... kok nanya ke aku sih! Itu kan urusan kamu sama dia."

"Tapi kamu kan kamu pacar aku sekarang, salah kalau aku minta pendapat?"

"Kalau kamu nanya pendapat aku sebagai seorang pacar, pasti jawabannya 'jangan'."

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang