Part 35

8.3K 597 38
                                    

Ali's POV

     Gue ngerasa ada yang aneh sama Prilly saat dia ninggalin gue dan Claudya pas kami selesai main banana boat kemarin, gitu aja. Dia mendadak bersikap dingin dan wajahnya kelihatan pucat. Gue khawatir dan nyusul dia ke villa, tapi dia bilang gapapa dan nyuruh gue ngasih waktu buat dia sendiri.

Gak biasanya pacar gue kayak gitu, dia kenapa ya... apa gue bikin salah? Perasaan gak ada deh. Atau dia ada tersinggung dengan sikap atau ucapan Claudya? Kayaknya juga gak ada. Seharian kemarin mereka kelihatan akur-akur aja. Gue jadi kepikiran sama cewek gue yang super gemesin itu.

Apalagi dari tadi malam dia gak mau makan, bahkan dari pagi juga belum keluar kamar. Pas gue nanya Claudya dia bilang Prilly gapapa didalam, cuma lagi malas keluar, katanya. Gue takut dia sakit, kemarin wajahnya pucat dan pagi ini juga belum sarapan. Mending gue liat ke kamarnya aja deh!

"Sayang...?" Gue manggil dia lembut saat masuk kamarnya. Dia nggak nyahut malah semakin mempererat selimutnya.

"Kamu sakit?" Tanya gue menghampirinya, kemudian memeriksa suhu tubuhnya. Dan ternyata panas banget.

"Ya ampun sayang, kamu demam tinggi!" Ucap gue panik, dia baru buka mata dan natap gue sayu.

"Ngapain kamu disini?" Tanyanya dengan suara serak.

"Aku khawatir sama kamu dari semalam gak keluar kamar. Dan ternyata kamu demam sayang. Kita ke dokter sekarang ya?" Jawab gue sambil ngebantu dia duduk.

"Nggak usah, aku gapapa kok!" Tolaknya menepis tangan gue.

"Gapapa apanya? Badan kamu panas, bibir kamu pucat." Udah dengan kondisi kayak gini dia masih aja bilang gapapa.

"Udah deh, gak usah sok perhatian!" Bantahnya. Whattt? Pacar gue kenapa ini, kok juteknya kumat?!

"Sayang kamu tu kenapa? Jelaslah aku perhatian, apalagi kamu lagi sakit gini." Gue berusaha tetap lembut menyautinya, kemudian mengusap pipinya perlahan. Gilakk... panas banget!

"Sayang pokoknya kita harus ke dokter sekarang!" Sambung gue panik, tanpa nunggu respon dari dia gue langsung gendong menuju klinik terdekat.

"Li, Prilly kenapa?" Tanya Claudya yang lagi nyiapin sarapan.

"Dia demam, aku mau bawa ke klinik. Kamu tunggu disini aja!" Jawab gue cepat sambil berlalu menggendong Prilly. Sumpah demi apapun gue khawatir banget, ya Allah... sembuhkanlah pacar Ali.

Sampai diklinik pas banget dokternya datang. Prilly langsung diperiksa, kata dokter cuma kecapekan dan masuk angin. Syukurlah, gue udah agak lega sekarang. Setelah dikasih obat, gue bawa Prilly balik lagi ke villa. Kata dokter dia cuma butuh istirahat dan makan yang cukup, gue akan rawat dia sampai sembuh.

"Sayang, ayo makan dulu, habis itu baru minum obat ya..." gue membawakan sarapan yang dimasak Claudya tadi kekamar, dan berinisiatif hendak menyuapinya.

"Gak mau, aku gak lapar!" Tolaknya jutek.

"Sayang, kamu dengarkan tadi kata dokter apa? Harus makan yang cukup biar cepat sembuh." Bujuk gue lembut.

"Aku gak mau sembuh!" Ucapnya. Apa-apaan sih dia, sakit kok dipelihara! Gak tau apa, pacarnya yang ganteng ini khawatir tingkat maksimal.

"Sayang, sebenarnya kamu kenapa?" Tanya gue pelan-pelan, kalau kayak gini gue tau bukan fisiknya doang yang sakit, tapi hatinya juga.

"Pikir aja ndiri!" Lagi-lagi dengan jawaban jutek. Dia menarik selimutnya sampai nutupin wajah. Sumpah, gue nggak ngerti!!

"Heii... kamu jangan gini dong sayang, kalau aku ada salah bilang biar aku tau." Ucap gue selembut mungkin setelah membuang nafas perlahan.

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang