Part 5

11.5K 703 40
                                    

     Prilly terlihat mondar mandir didepan ruang pemeriksaan Ali, ekspresi panik tersirat jelas diwajahnya. Air matanya pun tidak dapat berhenti mengalir dari tadi, Prilly sungguh takut membayangkan jika suatu hal yang buruk terjadi pada Ali. Tidak lama kemudian dokter yang menangani Ali keluar, Prilly bergegas menemui dokter itu untuk menanyakan keadaan Ali.

"Gimana keadaannya dok, apa lukanya parah?" Tanya Prilly.

"Tidak begitu parah, cuma beberapa jahitan dibagian kepala dan sisanya hanya luka memar." Jelas dokter itu. Prilly sedikit bernafas lega mendengarnya.

"Apa luka dikepalanya itu berpengaruh pada yang lain dok?" Tanya Prily lagi.

"Sepertinya tidak, karna lukanya tidak begitu dalam." Jawab dokter itu lagi.

"Baiklah dok terima kasih. Apa boleh saya menemuinya sekarang?" Tanya Prilly yang sudah tidak sabar melihat kondisi Ali dengan mata kepalanya.

"Tentu, dia tidak dibius total jadi masih sadar." Jawab dokter itu sebelum permisi menuju ruangannya.

Prilly bergegas masuk ke ruangan dimana Ali sedang terbaring lemah. Prilly sedikit bersyukur melihat sahabatnya itu masih bisa melotot ke arahnya saat ia masuk. Itu berarti Ali benar dalam keadaan baik-baik saja. Lukanya juga terlihat tidak begitu parah, hanya perban yang melilit dibagian keningnya.

"Gimana keadaan lo?" Tanya Prilly lembut sambil menghampiri Ali.

"Ngapain lo disini?" Ucap Ali balik bertanya.

"Ya nengokin elo lah bego!" Ucap Prilly kesal.

"Bukannya lo lagi anniversary-an ya sama Rehan, ntar ngeganggu acara kalian lho!" Ejek Ali dengan muka sewotnya.

"Enggak, kita udah selesai dan Rehan udah pulang." Jawab Prilly singkat.

"Ohh..." cuma itu respon Ali kemudian membuang wajahnya ke samping.

"Lo kenapa sih sebenarnya?" Tanya Prilly curiga.

"Lo masih nanya kenapa? Gue kecelakaan. Puas lo?!"

"Maksud gue lo ada masalah apa sampai ikut balap liar segala? Bukannya lo udah janji gak bakal balapan lagi??"

"Tau dari mana lo kalau gue tadi balapan?"

"Gue nyuruh pak Norman, supir gue buat ngikutin lo pas tadi lo dari rumah gue."

"Kenapa lo lakuin itu?"

"Karna gue yakin ada yang salah sama lo saat itu."

"Sok tau lo! Jadi pak Norman tadi yang bawa gue kesini?"

"Iyalah. Lo pikir teman balap lo itu bakal tanggung jawab?!"

"....."

"Li...?"

"Hmm..."

"Ada apa sebenarnya?"

"Gue lagi malas cerita."

"Ya udah gapapa, sekarang lo istirahat aja dulu."

"Lo gak ngasih tau keluarga gue kan soal kejadian ini?"

"Pengennya sih tadi ngasih tau orang tua lo, tapi gue gak tau mesti ngubungi mereka kemana. Tadi gue juga nelpon Tasya tapi nomornya gak aktif."

"Bagus deh kalau gitu, ya udah sana lo pulang udah malam nih."

"Nggak, gue mau jagain lo aja disini."

"Gue nggak perlu dijagain. Sana lo lanjutin lagi mesra-mesraannya sama cowok lo."

Pacar TemanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang