CHAPTER 9

845 35 0
                                    

Gavin dan joyi sama sama menoleh kearah suara, lalu mereka serentak bangkit dari tidurnya. Gavin juga buru buru melepaskan joyi.
Tante eka masih menatap mereka, "ka—kalian ngapain?"tanya wanita itu ngernyit.
Gavin segera menggeleng kuat kuat, "nggak ngapain ngapain kok ma.. Ta, tadi itu... Cu,cuma kecelakaan doank. Iya gak joyi?"gavin menyikut lengan joyi.

Joyi angguk angguk cepat, "i—iya, tan.. Ki, kita tadi ja,jatoh dan..."gadis itu terdiam tertunduk karena tak tahu lagi harus bicara apa.
Tante eka berdehem, "ahh.. Ta,tante cuman mau ngantar cemilan kesini.."katanya sembari menunjukkan sepiring keripik singkong perisa keju.
Joyi segera bangkit dan menerima cemilan itu, "thanks ya, tante.. Ki,kita lanjutin belajar yah.."ucap joyi kembali kemeja bundar gavin.

Tante eka nyengir tak jelas, lalu ia berbalik pergi sambil kembali menrapatkan pintu kamar.
Kembali keduanya terdiam satu sama lain, joyi yang diam menatap bukunya dan gavin yang diam menatap joyi.
Jujur, saat ini juga jantung gavin berdegup lebih kencang. Sedangkan joyi, dirinya sungguh merasa malu.
"gue—"joyi berkata. "mau balik kekamar aja.."

Gadis itu bangkit dan tiba tiba gavin menangkap tangan kanananya, untuk menahan gadis itu. "joy, dengerin gue.. Yang tadi.."
Joyi buru buru merampas tangannya dari tangan gavin, lalu ia menelan ludahnya. "gu,gue balik kekamar ya.. Malam."ucapnya lalu pergi dengan terburu buru.
Tampak dari ruang tamu, tante eka melihat joyi keluar dengan langkah cepat dari kamar putranya. Lalu menghilang dibalik pintu kamarnya.
Tante eka mengernyitkan dahi, lalu ia mengambil ponsel dari meja kacanya, dan mengetik sesuatu disana.

To: jeng nela
"jeng, kayaknya keponakan kamu sama anak aku jatuh cinta. Aku yakin 100% jeng! Ini berita besar."

Tante eka tersenyum sembari cekikikan sendiri disofa, lalu ia kembali membaca majalahnya.

******
Joyi menarik nafas dalam, lalu ia melangkah Keluar dari rumah om rico. Tampak gavin langsung berpaling kearah joyi tak kala mendengar langkah kaki gadis itu.
"yuk, berangkat?"tawar gavin dengan nada hati hati.
Joyi segera meneruskan langkah nya melewati pagar, segera gavin meninggalkan mobilnya dan berjalan dibelakang joyi.
"joy—loe mau kemana?"tanya gavin.
"gue mau naik bus aja, loe pergi sendiri aja gih." balas joyi tampak gugup.

Gavin menahan tangan kanan joyi, gadis itu menghentikan langkahnya dan berbalik, "ada apa sih loe? Kenapa loe ikut ikut gue?"
Gavin tak mempedulikan nya, cowok tampan itu segera menarik tangan joyi sepanjang gang komplek menuju mulut gang yang terhubung dengan jalan raya jakarta.
"gavin?"tanya joyi heran, ia menatap tangan nya yang dari tadi di genggam cowok itu.
Saat kedua remaja berseragam itu sampai di halte bus bersamaan dengan bus transjakarta datang, gavin buru buru menarik tangan joyi masuk kedalam.

Joyi terduduk di bangku paling belakang, hanya menatap ke sebelah kanannya karena gavin ada disebelah kiri gadis itu. Gavin dari tadi diam memperhatikan joyi, pria itu tak mengedip menatap joyi. merasa belum puas, gavin bangkit dari duduk nya dan berpindah ke sebelah kanan joyi. Tepat, tatapan mereka bertemu.
"apaan?"tanya joyi malas lalu membuang wajah dari arah gavin, bukan karena alasan lain, joyi cuman ingin menghindari gavin untuk belakangan ini karena kejadian tempo waktu itu.
Gadis itu benar benar merasa malu didekat gavin.

"loe kenapa sih?"tanya gavin penasaran.
Joyi menggeleng kikuk, "nggak kenapa napa.. Loe diam aja deh disitu."balas joyi datar.
Gavin menyandarkan punggungnya ke sandaran bangku bus. Lalu kembali terdiam.
Joyi menatap jam tangan hitamnya, lalu terpelotot.
"what?"ujarnya. "kita udah telat, gav!!"
Gavin ikut terpelotot, walaupun ayahnya adalah kepala sekolah, tapi dia agak terkejut juga mendengar kabar bahwa dia telat.

Buru buru gavin dan joyi turun dari bus, lalu mereka berlari menuju pagar besi oranye besar di gapura sekolah. Pagar itu sudah dikunci pak satpam.
"duhh.. Kita harus gimana nih?"tanya joyi gaduh.
Gavin diam sejenak, lalu ia menarik tangan kanan joyi lagi. Menuju kebelakang sekolah sepertinya. Aduh, dari tadi joyi tuh ditarik tarik mulu, emang kambing apa.
"loe mau apa lagi?"tanya joyi begitu melihat gavin memanjat tembok putih setinggi 2 meter itu. Dalam sekali loncat ke dinding dan gapaian tangan keatas tembok itu, cowok itu dengan mudah sampai diatas sana.
"yuk!"gavin menjulurkan tangan kanannya kearah joyi.

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang