^next^

408 24 2
                                    

"anak itu anak loe, gav?"tanya joyi yang berdiri di samping gavin itu.
"bukan lah.." jawab gavin langsung geleng geleng tetapi matanya masih betah menatap joyi. "itu anak panti asuhan, joy. Kita ada program untuk membuka panti asuhan sama temen, jadi kebanyakan anak panti panggil gue 'papa'atau 'ayah'gituu.." jelasnya.

"loe tau joy.. Tasya harus dapat transplantasi ginjal secepatnya. Kasihan dia.." lanjut gavin lagi. Lalu ia melihat kalung nama yamg tergantung di leher joyi, "wah. Loe magang disini yah." gumamnya.

"kemana aja loe selama hari ini, gav?"tanya joyi menatap gavin.
Benar, dari sekian banyak pertanyaan cuman itulah yang ingin di tanyakan gadis itu.
"udah berapa tahun loe gak ngasih kabar ke gue? Loe gak tau gue nungguin loe disini?"tanya joyi.

"dengerin gue, okeyy.." kata gavin mencoba membuay joyi tenang. "loe tau berapa banyak kesusahan yang gue alami disana, joy? Gak tau kan? Loe tau gak seberapa gelisah nya gue gsk denger kabar dari loe?" ujar gavin namun joyi masih diam menatap gavin, airmata nya mulai menggenang di pelupuk matanya.
"tas gue di rampok di kereta bawah tanah, joy.. Uang gue, paspor gue, hp gue, laptop gur, foto loe di dalam juga hilang.. Semua hilang, joy.. Gue udah minta tolong sama polisi tapi nihil.. Gue bingung mau apa, gue gak bisa hubungi siapa pun.. Karena gue sendiri di negeri orang.." jelas gavin.

"dan mau gak mau.. Gue akhirnya kerja paruh waktu  sambil kuliah gitu. Gaji gue yang gak seberapa itu separohnya gue tabunh buat beli smartphone, dan separoh lagi untuk biaya hidup gue disana.." lanjutnya lagi.

"dan... Gimana loe bisa balik kesini?"tanya joyi.
"waktu itu, gue beli tuh smartphone terus gue pake facebook, gue langsung chatt si papa kalau gue udah di rampok, dan akhirnya papa tau dan percaya sama gue, joy.. Papa deh yang ngurus semuanya, papa ngirimin gue uang buat bikim paspor sama ongkos pulang gue.. Dan sialnya gue minta papa buat nyari keberadaan loe. Papa datang ke rumah tante loe dan,"
"kita udah pindah.." potong joyi.
Gavin angguk angguk, "iya.. Gue tau soal itu, joy.. Papa bilang loe udah pindah, dia gak tau loe dimana.. Sampai akhirnya gue pulang ke indonesia seminggu yang lalu, gue selesaiin kuliah gue dan berniat buat nyari loe.." katanya seperti sedang berusaha menahan tangis nya di depan joyi.

"dan akhir nya.. Kita ketemu disini.. Saat ini juga, joy.." lanjut gavin.
Sudah tak tertahankan lagi, tangis joyi langsung meledak di atap rumah sakit itu. Ia tertunduk lebih dalam. "loe.. Loe gak akan pergi lagi kan?" tanya joyi pelan.
Gavin memegang kedua lengan joyi, lalu ia tatap joyi dengan dalam. "tatap gue.." katanya.
Pelan pelan joyi mengangkat wajahnya dan menatap gavin dengan airmata nya itu.

"dan sekarang.. Gue gak akan tinggalin loe.. Apapun ceritanya, karena gue tau, hidup tanpa loe itu sulit. Loe tau loe adalah cewek yang begitu spesialnya dimata gue.. Loe adalah cewek yang bisa nutupin segala kekurangan gue, joy.."

Joyi makin menangis mendengar nya, "ke—kenapa sih loe selalu bikin gue nangis, gav?" katanya.
Gavin tersenyum lalu ia peluk joyi erat erat, sambil mengelus rambut joyi yang kini sudah sebahu bergelombang itu. "bu dokter jangan nangis donk.. Gue gak akan pergi lagi kok. Gue bakal ada untuk loe, bu dokter.."katanya pelan.

Joyi membalas pelukan cowok itu. Entah kenapa rasanya sebegitu lamanya ia tidak merasakan pelukan cowok ini, sudah sebegitu lamanya ia tidak mendengar suara khas cowok ini. Duhh.. Rasanya ingin terus menangis. Menangis bahagia barangkali.

"joy.. Ada yg mau gue bilang.." kata gavin sambil menatap langit.
"apa itu?"tanya joyi pelan.
"loe mau gak jadi istri gue?" tanya gavin.
Mendengar itu wajah joyi langsung terangkat menatap gavin, "apa?"

*****

To be continued yahhh readers..
Bentar lagi under rain akan tamat. Coba donk kasi komen di capter ini. Bagusan mana gavin sama joyi menikah gituu? Atau gimana? Author butuh saran nih dari kalian.. Btw jgn lupa kasi vote yah... Love youuu...

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang