CHAPTER 7

882 36 0
                                    

Joyi duduk dalam diamnya, menatap gavin yang sekarang sudah terlelap di atas ranjang nya. Gadis itu melihat selang infus yang menancap di tangan kiri cowok itu. Pasti sakit, batinnya iba.

Hukuman pertama yang diberikan gavin padanya adalah menjaganya dirumah sakit malam ini. Jadi, mau tidak mau ia harus menuruti titah cowok tampan itu.

"gu—gue.. Serius,"kata joyi pelan. "atas kejadian tadi gue bener bener merasa bersalah.. Gara gara gue, loe berakhir disini.. Gue, janji gak bakal teledor lagi ama loe."
Joyi kembali terdiam, ia memandangi dengan lekat lekuk wajah gavin. Maha karya tuhan yang sedang tertidur itu tampak lebih menggetarkan hati jika ditatap seperti ini. Gadis itu berdehem kecil lalu mengalihkan pandangannya kearah lain.
"bodo amat!"umpatnya pelan. "gue kan harus pulang.. Besok gue harus sekolah"

Joyi perlahan mengangkat pantatnya dari bangku dan berbalik, tetapi langkahnya terhenti karena tangan kanannya ditangkap oleh gavin. Gadis itu terpelotot dan perlahan berbalik ke arah gavin.
"loe—mau kemana? Hah?"tanya gavin datar. Matanya kini terbuka sempurna menatap joyi. Ia menarik dengan kuat tangan joyi hingga tubuh gadis itu terhempas keatas tubuh gavin.

Joyi terpelotot diam menatap wajah gavin yang sangat dekat di depannya itu. "a,apa yang loe lakuin? Lepasin gue,"kata joyi ingin membangkitkan tubuhnya dari tubuh gavin tetapi cowok itu menahan lengan kanannya.
"joy.."kata gavin.
"um?"tanya joyi pelan tetap tak berani menatap gavin.
"jantung loe... Berdegup kencang loe. Kenapa? Apa karena sekarang ini?"tanya gavin nyengir.

Joyi menelan ludahnya, "tutup mulut loe. Ternyata loe—gak tidur kan.."gumam joyi.
Gavin menatap manik mata joyi yang ada didepan wajahnya itu, "joyi.. Tetap disini hari ini ya, gue mohon.."katanya datar.
Joyi mengedipkan matanya berkali kali, "ka, kalau gitu, lepasin gue."ujar tak bisa diam.

Gavin terkikik kecil, "tapi janji loe gak bakal pergi, hmhm?"tanya gavin.
Joyi angguk angguk, lalu gavin melepaskan joyi dan sekarang gadis itu kembali duduk ditempat duduknya semula. "sana.. Tidur."katanya.
Gavin tersenyum, lalu memejamkan matanya sembari menggenggam kuat telapak tangan kiri joyi, "jangan tinggalin gue sendirian disini. Gue takut sendirian di rumah sakit."gumamnya.

Joyi menaikkan alisnya, "a—apa?"
Gavin tercengir, "gue takut dirumah sakit, banyak hantunya. Jadi temenin gue disini sampe pagi. Nanti gue ditangkap hantu."ucapnya santai.
Joyi hampir tak bisa berkata kata, "ja, jadi?"tanya nya.

Gavin kembali membuka matanya, "itu makanya gua pegang tangan loe, nanti loe kabur. Inget, kalo ada hantu disini, loe harus usir! Usir sampe hantu jelek itu pergi dari sini, ngerti?"jelas gavin lalu kembali memejamkan matanya.

Joyi langsung memukul lengan gavin dengan wajah kesal, bisa bisa nya gavin berkata seperti itu setelah membuat jantungnya hampir copot. Terus terang, sebenarnya joyi tadi ke bawa perasaan alias baper. Malangnya nasib loe, joyi. Batinnya.

*****
"loe.. Kayak mayat idup deh, joy.. Ada apa?"tanya raisa yang sedang memakan makanan nya itu.
Alexandra mengangguk, sependapat dengan raisa, "iya tuh, semalam loe gak masuk sekolah, loe sakit ya?"tanya gadis itu penasaran.
Joyi mendengus pelan, kepalanya ia sandarkan di atas meja kantin, makanannya sama sekali tak ia sentuh. Ini benar benar melelahkan, ia butuh ketenangan dari gavin.

"ini.. Namanya perbudakan."kata joyi dengan wajah menyedihkan, dan memunculkan rasa iba pada orang yang melihatnya. "gue udah gak tahan.."
Raisa dan alexandra saling lirik, "emang,loe kenapa? Jadi budak siapa?"tanya raisa.
Joyi mengangkat kepalanya tak kala mendapatkan getar dari ponsel nya. Buru buru ia Mengangkat panggilan dari gavin itu.
"ada apa?"tanya joyi lemas.
"loe dimana?"tanya gavin dari telepon.

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang