jadian lho..

728 32 4
                                    

"lo—loe bilang apa..?" tanya joyi menatap lekat ke arah gavin.
Gavin mematikan mesin motor nya kembali dan membuka helm nya dari kepalanya. "gue.. Sayang sama elo, joy.. Gue mau loe jadi pacar gue.. Mau gak?" ucapnya begitu santai namun bisa membuat jantung joyi berdebar debar tak karuan.

"loe mau gak?" tanya nya lagi menatap joyi.
Joyi tersenyum sambil tersipu, ia perlahan angguk angguk namun mengalihkan pandangan nya dari gavin. Sungguh, saat ini ia benar benar gugup dari biasanya.
"mau, gitu?" ulang gavin menegakkan punggung nya.
Joyi berjalan mendekati gavin dan berdiri disebelah gavin, tepatnya disebelah motor besar itu.

"gu—gue,"
"juga sayang ama gue? Gitu?" potong gavin tersenyum.
Joyi menaikkan alisnya, menatap gavin tak percaya dengan kata kata itu. "hmhm.. Iya." balasnya grogi sekali.
"sini deh." kata gavin tersenyum.
"ha?"
"sini, dekat.." kata gavin lagi membuat joyi memilih lebih mendekat ke gavin.
"gue sayang sama elo." ucap gavin lalu ia mengecup kening joyi.

Joyi terdiam, ia tak bisa berkata apa selain diam. Kecupan kening itu berlangsung lama hingga rasanya jantung joyi akan segera meledak bagai bom atom yang jatuh di kita hiroshima dan nagasaki Waktu silam itu.
Cowok itu kemudian melepaskan kecupan nya dan tersenyum menatap kekasih baru nya itu.

"gavin?"tanya joyi terpelongo heran.
"masuk gih." kata gavin kembali mengenakan helm nya di kepala nya.
Joyi angguk angguk, "oke. gu—gue masuk ya?" katanya terbata bata lalu ia melangkah masuk dsn menghilang di balik pintu rumah.
Gavin tak henti hentinya tersenyum, ia nyalakan motornya dan pergi.

*****
"halo, ma?" joyi bangkit dari tengkurap nya diatas kasur itu setelah mengetahui kalau mama baru saja menelpon nya malam ini.

"kabar anak mama gimana disana? Baik baik aja kan?"

Joyi tersenyum, "iya. Mama baik baik aja kan disana?"tanya joyi balik.

Terdengar mama tertawa kecil disana, "syukur deh, mama juga baik disini. Gimana sekolah disana? Teman temannya baik kan?"

"bahkan baik, ma." jawab joyi tersenyum.

"oh iya? Bagus donk." kata mama terdengar senang disana. "oh iya, joyi.. Mama mau ngomong sesuatu nih ke kamu."

Joyi menaikkan alisnya, kenapa nada suara mama tiba tiba serius seperti itu, "a—ada apa, ma?" tanya cewek itu.

"gini. kalo liburan sekolah nanti, pulang kerumah ya. Mama rindu banget sama kamu, sayang.." katanya pelan.

"mama kenapa? Mama sakit ya?"terka joyi dengan nada khawatir tentunya.

"nggak.. Mama cuman rindu banget sama anak mama.."jawabnya datar.

Joyi terdiam, ia kembali merebahkan tubuhnya keatas kasur, menatap langit kamarnya itu.
"oke. Pasti joyi pulang kok." balas joyi tersenyum.

Percakapan itu tidak berlangsung lama karena mama pamit menutup telepon karena ia sudah mengantuk, dan putrinya mengiyakan.

Lalu tak berapa lama menganggur diatas kasur, panggilan masuk dari gavin muncul di layar ponselnya. Gadis itu tersenyum dan mengangkat nya.

"hmhm?"tanya joyi menahan senyumnya.

"lagi apa? Jangan jangan lagi mikirin gue ya?" tanya gavin diseberang sana, sukses membuat joyi tertawa disitu.

"kepedean banget loe, ah." kata joyi.
"ngaku aja, joy.." bantah gavin. "rindu kan sama gue?"
Joyi berdehem, sok berwibawa, "emang kenapa?"tanya joyi.
Terdengar gavin tertawa, "loe tau, joy.. terus terang gue itu bukan cowok romantis. Tapi gue bisa jadi tipe yang buat loe nyaman banget."

"oh iya?" tanya joyi menaikkan alisnya. Jujur, joyi sangat suka gavin yang seperti itu.
"iya." jawab gavin cepat. "gini.. Loe tau cara buat gue sedih plus galau Gak?"
Joyi menggeleng walau gavin pasti tidak melihat gelengan itu, "gimana caranya?"
"menghilang lah dari hadapan gue. Itu Caranya bikin gue sedih, jadi.. Tetap disisi gue ya?" Gumamnya.

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang