CHAPTER 6

936 42 0
                                    

Gavin keluar dari mobil nya, ia berjalan kearah pintu samping mobilnya dan membukakan pintu untuk joyi.
Joyi menatap gavin dengan tatapan kesal lalu ia melangkah keluar.
"eits!"cegat gavin menahan lengan kanan joyi yang akan melangkah masuk kedalam rumah itu.

"mau apa lagi?"tanya joyi.
"sekarang tuan rumah siapa? Gue kan? Jadi ngapain loe masuk duluan? Biarkan tuan rumah yang melangkah masuk duluan. Ngerti?"jelas gavin.
Joyi menarik nafas panjang sekali, lalu menghembuskan nya perlahan, ia pun tersenyum sopan pada gavin, "silahkan tuan rumah, anda bisa masuk duluan."kata gadis itu dengan senyum paksa.

Gavin tertawa puas lalu ia melangkah masuk kedalam rumah, disusul oleh joyi yang berjalan dibelakang nya.
"ma? Pa?"ujar gavin diruang tamu, ia tak menemukan papa dan mama nya disana.
Joyi pun melihat pembantu mereka bik ijah keluar dari dapur. Menghampiri keduanya, "mama sama papa kamu pergi ke acara temannya. Entar malam mereka pulang kok. Den gavin makan siang ya."kata bik ijah.

Gavin angguk angguk lalu naik kelantai atas menuju kamarnya, joyi pun berjalan mendekati bik ijah, "bik, aku boleh keluar bentar gak?"
Bik ijah geleng geleng, "nyonya eka gak ijinin non keluar dari sini selama dia gak ada. Takut apa apa terjadi nanti, non.."jawab bik ijah.

Joyi menghempaskan bahunya kebawah, "padahal aku cuman mau beli es krim kok di mini market depan. Udah lama gak makan es krim.."kata gadis itu.
Bik ijah terdiam sejenak, "yaudah deh, tapi sebentar aja keluar nya, nanti saya dimarahi, non.. Abis itu pulang ya?"cetus bik ijah.

Joyi mengangguk semangat lalu ia pun pergi keluar dari rumah.

*****
Joyi menyendok es krim nya dari cup besar itu, lalu mengemutnya dengan nikmat. Lalu ia kembali menulis di buku catatannya. iya, setelah makan siang ia langsung pergi ke kamar untuk mengerjakan PR. Sekaligus menghindari gavin, si gila itu.
Tiba tiba pintu kamarnya terbuka dan gadis itu memutar bangkunya kearah pintu, "loe—? Ngapain kesini?"tanya joyi heran.

Gavin berjalan menghampiri joyi dan berdiri disamping gadis itu, "loe lagi ngerjain PR dari pak Bagas itu kan?"

Joyi angguk angguk. "kenapa?"
Gavin nyengir, "gue ikutan ya, sekalian ajari gue. kita kekamar gue aja, ada meja besar disitu."ajak gavin.
Joyi terpelotot, "gak mungkin gue kekamar cowok, apa kata orang nanti?"
Gavin menaikkan alisnya, lalu terkikik, "eh? Loe kira kita ngapain didalam? Kita cuman ngerjain PR doank, idiot."cetus gavin.

"mana tau."protes joyi kembali memakan es krim pink rasa stroberi itu.
Gavin berdecak, "ayolah.. Ajari gue."
Akhirnya joyi menuruti apa kata gavin, gadis itu kini membawa alat alat belajar nya termasuk es krim favorit nya ke kamar cowok itu.
Wah, sejenak joyi tercengang menatap sekeliling kamar gavin, kamar yang tak terlalu besar namun tampak rapi dan tercium wangi parfum gavin. Ada meja bulat ditengah tengah ruangan itu.

"kita kerjain dulu yang ini.."ucap joyi sibuk menulis dibuku catatannya. Gavin yang duduk didepannya itu hanya diam menatap joyi.
"ngapain bengong? Ayo ikutin gue."kata joyi santai.
Gavin tersenyum, ia bangkit dan berpindah ke sebelah joyi. Cowok itu kini lebih dekat Disebelah joyi, ia memalingkan wajahnya kearah joyi sembari menopang kepala bagian kiri nya dengan tangan.

"ada apaan—?"tanya joyi memalingkan wajahnya kearah gavin dan tatapan maut malaikat itu sukses membuat jantung joyi berpacu lebih kencang.
"gak ada apa apa, ngomong ngomong itu es krim kan?"tanya gavin mengedikkan dagunya kearah es krim joyi.
Joyi angguk angguk, lalu ia menyendok es krim itu dan mengarahkan nya ke mulut gavin, "loe mau?"tanya joyi.

Gavin tersenyum lalu ia menerima suapan es krim dari joyi itu beberapa kali. Umm, panas panas begini paling enak tu makan es krim.
"loe harus berterima kasih sama gue karena gue berbaik hati mau kasi loe es krim ini." kata joyi santai.

Gavin diam tak berkedip menatap manik mata joyi, "joy—, jangan bilang bilang ke orangtua gue ya.."bisisknya parau. Lalu ia tertunduk lemas. Sesak nafas.
Joyi segera meraih tubuh cowok itu agar ia tak terhempas ke lantai, "gavin! Loe kenapa?"tanya joyi kepada gavin yang sudah ada di pelukannya itu.

Gavin tak merespon apa apa, cowok tampan itu malah tak sadarkan diri di pelukan joyi. Joyi menatap wajah gavin yang pucat pasi itu.
"bik ijah!! Bik, tolongin kita!"pekik joyi membuat bik ijah segera bergegas ke kamar gavin.

"den gavin kenapa, non?"tanya bik ijah.
Joyi menggeleng, "aku juga gak tau, bik.. Tadi dia baik baik aja kok.."jawab joyi gaduh bukan main. Tubuh cowok itu sekarang berubah dingin.
"den gavin makan apa?"tanya bik ijah.
Joyi menaikkan alisnya, "ha? Gavin makan es krim stroberi itu, bik.."katanya.

Bik ijah sontak terkejut, "den gavin itu alergi sama stroberi, non!"kata wanita itu.
Seperti ada petir yang menyambar disiang bolong hari ini, joyi benar benar terpaku.
"bibik telepon nyonya ama tuan dulu."ucap bik ijah bergegas keluar dari kamar.

Joyi menepuk nepuk pelan pipi gavin, "gavin, bangun. Maafin gue.."ucap joyi.
Tiba tiba tak berapa lama ponselnya berdering, segera joyi merogoh ponsel itu dan menemukan panggilan masuk dari tante eka. Kebetulan!
"hallo, joy? Tante dapat kabar dari bik ijah, kalo gavin makan es krim stroberi. Dia alergi ama stroberi. joy."kata tante eka dengan nada khawatir.

Joyi menelan ludahnya, "maafin, aku."
"sebelum ambulan datang, tolong kasi gavin nafas buatan. Tante minta tolong, sayang.."tangis tante eka. Lalu telepon terputus.

Joyi terpaku menatap wajah gavin, sebelum nya ia belum pernah melakukan pernafasan buatan kepada siapapun. Tapi, karena ia lihat gavin semakin sesak, mau tak mau ia harus melakukan nya.
Joyi sedikit membuka mulut gavin lalu kedua bibir mereka bersatu. Benar benar bersatu.

Joyi pun langsung memberikan nya nafas buatan berkali kali, "bertahan lah, gavin.. Loe bakal selamat."ucapnya dalam hati.
joyi diam dan perlahan menjauhkan bibirnya dari bibir gavin. Menatap diam wajah gavin yang tak memberikan respon apa apa itu.
"non, ambulans nya sudah datang."ucap bik ijah di ambang pintu.

*****
Joyi, tante eka, dan om rico duduk di bangku baris yang ada di lorong rumah sakit, mereka menanti nantikan dokter keluar dari ruangan gavin.
tepat, tak berapa lama ketiga nya langsung bangkit menghampiri dokter pria yang baru keluar dari kamar rawat gavin.
"dok, gimana keadaan anak kami?"tanya om rico.

Dokter itu tersenyum, "anak bapak udah siuman kok.. Untung saja, pertolongan nafas buatan selama beberapa kali membuatnya tertolong. jika saja tidak ada nafas buatan sebelum sampai dirumah sakit, kita gak bakalan tau apa yang terjadi.." kata dokter itu.

Tante eka tersenyum lega mendengar itu.
"kalo gitu, saya permisi dulu. tapi, untuk kalian orangtua nya, silahkan ikut keruangan saya untuk menerima resep dokter.."ucap dokter itu lalu berjalan duluan.
"joy.. Temenin gavin bentar ya."kata om rico lalu pergi bersama tante eka.

Joyi melangkah masuk ke dalam, dan melihat gavin menoleh kearahnya, "joyi, loe disini?"tanya nya.
Joyi terduduk disebelah ranjang gavin, "maafin gue, gav. Gue gak tau kalo loe itu alergi sama stroberi. Kalau aja gue tau, gue—"
Buru beru gavin terduduk dan ia tersenyum, "kata dokter loe kasi nafas buatan ke gue.. Apa itu bener?"

Joyi menunduk, "apa boleh buat. Heh, gara gara gue loe jadi selamat kan.."ralat joyi gugup bukan main.
"wah, berarti secara gak langsung, kita udah ciuman donk. Ah, sial. Disitu gue dalam keadaan pingsan, kalo nggak—"ucap gavin dengan nada menyesal.
Joyi kesal dan ia memukul paha kiri gavin, "lagi sakit aja, udah ngomong gitu!"kesalnya.

"joy.."kata gavin menatap joyi. "makasih ya udah nyelamatin gue."Ucapnya singkat lalu terbaring lagi.
"apa orangtua loe bakal marah?"tanya joyi.
"jangan takut. Gue bisa ngomong ama mereka.."jawab gavin.
Lalu ia mengernyitkan dahi, "tapi kenapa loe gak bilang kalo itu es krim stroberi? Loe pengen gue mati kan?"tuduh gavin.

Joyi menggeram kesal, "enak aja. Yang minta sikit siapa? Elo kan?"cetus joyi.
"mulai hari ini loe harus tanggung jawab."ujar gavin memejamkan matanya.
Joyi terpelotot, "apa? Tanggung jawab?"ulangnya.
Gavin angguk angguk, "gue kasi loe hukuman"katanya santai.
"hukuman? Loe ini—", joyi tak bisa berkata apa apa lagi. Padahal ia sudah menyelamatkan gavin tapi kenapa ia yang dapat hukuman.
"iya, liat aja nanti."gumam gavin nyengir.

******
TBC~~
Vote and comment..

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang