CHAPTER 14

772 35 0
                                    

Joyi duduk didepan meja belajar nya malam itu. Setelah pulang dari rumah tante eka, joyi merasa sedikit kesepian. Entahlah, joyi juga tidak tahu kenapa dirinya merasa kesepian separah ini. Mungkin karena ia tidak lagi satu rumah dengan cowok gila itu.
"nggak.."joyi geleng geleng kuat, ia berusaha menyangkal kesimpulan itu dari kepalanya.
"joy.."panggil tante tania masuk ke kamar.
Joyi memutar kursi nya kearah tante nela yang sudah berdiri di hadapannya itu.
"tante.. Kenapa gak ketok pintu dulu sih?"tanya joyi dengan wajah yang di tekuk itu.

"uyyyy.."goda tante nela melirik joyi, "kamu kenapa? Galau karena gak serumah lagi sama gavin?"
"tante.."joyi melorotkan matanya lalu membantingkan punggungnya ke sandaran kursinya.
"nih.. Hadiah dari tante eka buat kamu. Eh, ngomong ngomong tante udah liat isi nya, kesimpulan nya, kamu itu cocok banget sama gavin, joy.."gumam nya.
Joyi menatap resah pada tante nela, Baru hitungan jam ia bersama wanita rempong itu, tapi kepalanya sudah mau pecah.
"ini apa, tan?"tanya joyi menatap album foto itu.
Tante nela tersenyum lalu pergi dari sana.

Joyi mengerutkan dahi ketika ia melihat isi album foto itu. "tante eka ngapain sih?"tanya nya bengong.
Isinya adalah beberapa foto nya yang diambil diam diam bersama gavin. Dirumah tentunya.
Foto pertama menampilkan gavin tengah mengeringkan rambut joyi yang basah itu, baik,joyi maupun gavin tampak saling mengeluarkan tawanya.
Joyi tersenyum tipis,iya, ia ingat peristiwa itu.
Lalu, ia balik halaman kedua, dan memperlihatkan foto dirinya yang sedang makan di meja makan, dan gavin duduk disebelah nya, sedang memperhatikan dirinya. Tampak wajah joyi yang cemberut itu melirik gavin, sedangkan gavin diam menatapnya sambil menopang kepala nya dengan tangan kirinya. Sama sekali tak menyentuh makanan nya.

Dihalaman ketiga, foto joyi yang tengah tertawa diruang tamu saat menonton tv, sedangkan gavin hanya diam cemberut disebelahnya.
Iya, joyi ingat itu. Saat itu gavin tak mau menonton film kartun Larva, tapi joyi tetap bersikeras menonton itu.
Dan dihalaman berikut yang joyi balik, foto joyi yang tengah marah pada gavin, masih dengan seragam sekolahnya, ia marah pada gavin yang berdiri didepannya dengan wajah polos.

Lalu dihalaman terakhir, tante eka sengaja melengketkan foto gavin yang sedang berdiri didepan joyi, menunjuk wajah joyi dengan telunjuknya sedangkan joyi hanya diam menatap wajah cowok itu.
Joyi diam menatap wajah gavin, walau itu hanay dari foto saja. Tanpa sadar, kedua sudut bibirnya terangkat jelas. Mengeluarkan senyuman nya.

*****
Pagi itu joyi sengaja berangkat pagi pagi sekali naik taksi, dan sekarang gadis itu sudah duduk di bangku taman sekolah. Bangku yang dibuat melingkari sebuah pohon besar yang rindang itu memang pas untuk bersantai.
cewek itu mulai memasang earphone nya, menatap lapangan sekolah yang dari tadi hanya dilalui beberapa murid yang datang cepat.
Dan belum sampai pertengahan lagu, seseorang dengan sengaja menarik earphone nya.
"hey?"umpat joyi berpaling kearah datangnya orang resek itu. Dan matanya membulat sempurna. ternyata itu abdi musa.
"kak abdi?"ucap nya tergugup.

Abdi tertawa, lalu duduk disebelah joyi. "sendirian aja? Dimana kacung loe?"tanya nya.
Joyi mengerutkan dahinya, ia tahu bahwa kacung yang dimaksud ketua osis itu adalah gavin.
"kenapa kakak bilang gavin kacung aku?"tanya joyi pelan.
Abdi tersenyum menatap joyi, "lupain itu, oh iya, jangan lupa ya nanti pulang sekolah, kita latihan marching band.."ucap abdi santai.
Joyi angguk angguk tersenyum, "oke, kak. Aku nanti bakal bilang sama alexandra, raisa, dan gavin."jawab nya.

"ya udah, aku masuk duluan ya.."ucap abdi bangkit, ia mengacak rambut joyi lalu pergi melangkah.
Dan tiba tiba saja ia dikejutkan oleh gavin yang duduk disebelah nya itu. "eh? Sejak kapan loe muncul disini?"tanya joyi kaget.
Gavin menatapnya diam, tatapan nya tajam seakan ingin membunuh joyi saat itu juga.
"lo—loe kenapa sih?"tanya joyi risih.
"berhenti deh."ucap cowok itu dengan nada berat nya yang sedikit berat itu.
"berhenti apa maksud loe?"tanya joyi heran.
Gavin menghela nafas, "berhenti kasih tatapan itu ama abdi, atau sama cowok lain."katanya

Joyi terkekeh kecil, tapi lumayan jengkel juga, "hey, ini masih pagi, loe jangan ngaur kalau ngomong.."cetus joyi dengan matanya yang terpelotot itu.
Gavin mendesis, "pokoknya jangan kasi tatapan itu untuk cowok lain, jangan kasi senyuman itu untuk cowok lain, dan.. Jangan kasi perhatian itu untuk cowok lain. Gue mohon."jelas gavin dengan wajahnya yang serius itu.
Joyi menaikkan alisnya, "loe ngomong apa sih?"tanya joyi heran, tapi cukup bergetar mendengar nya.
"turuti aja kata gue."balas gavin cepat.
"tapi kenapa? Loe itu gak harus kasi alasan nya apa ke gue."gumam joyi.
Gavin menatap manik mata cewek manis didepannya itu, lalu bangkit dari duduknya, "pokoknya turuti aja apa yang gue bilang. Karena semua itu cuman cocok untuk gue aja."kata gavin.

Jantung joyi langsung berdetak hebat dari biasanya, dan kalau bisa joyi bakalan masuk UGD karena serangan jantung. Ia mulai tak kuasa menatap langsung pada gavin setelah gavin mengatakan hal itu.
"dari loe.. Buat gue.. Cuman buat gue, gak untuk cowok lain, joy.."lanjut cowok itu lalu pergi dari sana.
"ihhh.."gerutu joyi memegang dadanya yang dari tadi berdegup kencang itu. "berhenti donk.. Loe gak capek berdetak terus disana?"keluh nya sendiri.

*****
"oke... Sampai disini dulu.. Istirahatlah 10 menit!!" ujar abdi yang berdiri didepan itu.
Semua anggota marching band yang ada dihalaman sekolah itu menghentikan alunan musik mereka. Semua memilih menepi ke pinggir halaman yang teduh dikarenakan ada pepohonan disana.
"haus ya?"ucap joyi pada raisa dan alexandra yang duduk bersila didepannya itu.
"joy?"panggil abdi dari jauh.

Membuat joyi menoleh kearahnya lalu ia menangkap botol air mineral yang di lemparkan abdi padanya. "makasih kak!"ucapnya tersenyum lalu tiba tiba senyum itu pudar tak kala ia mengingat perkataan gavin.
"aduh!"tiba tiba gavin duduk disebelah joyi dan cowok itu ambruk di lengan kanannya. spontan semua anggota marching band yang ada disana itu melirik sinis pada gavin. terutama pada joyi.
"ihh.. Apaan sih?"tanya joyi berusaha menyingkir dari dekat gavin. Sebenarnya ia juga tidak rela jauh jauh dari gavin.

"gue haus."kata gavin merampas botol air yang ada ditangan joyi itu, "minta ya?"
"hey? Itu punya gue!"ucap joyi berusaha merebut minum nya, tapi gavin buru buru meneguk nya dengan semangat.
"ihh.. Gavin jahat deh.. Kasihan kan joyi."gumam alexandra kesal.
"nih buat loe."gavin menyerahkan botol air minuman miliknya ke tangan joyi.
"padahal loe punya air minum sendiri, kok ambil punya gue?"tanya joyi.

"gue gak terima kalo loe minum aer nya si abdi musa.. Lebih baik punya gue. udah sana minum." gumam gavin asal.
Joyi mendengus kesal lalu meneguk air itu dengan nikmatnya. Iya, nikmat karena itu pemberian gavin. Joyi sadar kalau ia munafik karena belagu di depan gavin. Sama saja sih.
"thanks."ucap joyi tanpa menatap gavin.
Abdi yang memperhatikan mereka berdua itu hanya mendengus kesal karena gavin merebut botol air minum yang ia berikan pada joyi tadi.

*****
TBC~
Di vote sekaligus di comments.. Jgn lupa follow author nya ya...

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang