6 tahun kemudian

507 23 4
                                    

Joyi berdiri di depan cermin sambil memegang ponsel yang dari tadi ia posisikan telinga nya. "iya.. Nanti juga aku bakal pulang kampung, ma.. Kan udh selesai UN.." gumam joyi menatap tubuhnya di pantulan cermin lemari itu.
"ma.. Aku mau kasi tau sesuatu.." kata joyi tersenyum.

"kasi tau apaan?"tanya mamanya.
Joyi tercengir, "aku udah mulai biasa ma, gak pake thank top.. Maksudnya udah pake bra, terus bajunya langsung.. Gak pake thank top di dalam lagi.." jawab joyi.
Terdengar mama tertawa disana. "oh iya? Ini juga kamu ceritain ke mama? Gak malu apa?" tanya wanita itu.
Joyi menggeleng walaupun ia tahu kalau itu mustahil di lihat mamanya. "nggak. Namanya juga mama aku.. Ngapain malu.."

Ia kemudian merebahkan diri diatas tempat tidur. Gadis bercelana pendek itu tampak asyik mendengarkan cerita mamanya tentang keadaan tempat tinggalnya sekarang.
"hey joy.. Mama sampe lupa.. Gimana kabar kamu sama pacar kamu itu?"

Senyum joyi menghilang drastis. Iya, mama tanya soal gavin. Gavin si cowok yang sudah buat anak perempuannya menangis, gavin si cowok yang sudah meninggalkan anak perempuan nya, gavin si cowok yang sekarang di tunggu tunggu anak perempuannya ini.
"oh dia.." joyi mulai berkata setelah diam beberapa saat. Lalu tersenyum kecil. "dia baik baik baik aja kok.."

"kapan kamu kenalin sama mama hmhm?" tanya mama lagi.
Joyi menaikkan alisnya lalu terduduk. Diam sejenak karena ia tak tahu harus berkata apa. Gavin sekarang ada diluar negeri dan mungkin 4 tahun lagi akan pulang. "mama.." kata joyi pelan. "gavin.. Udah pergi ma.. Di—dia.. Ke luar negeri."

Mama terdengar shock disana. "serius kamu, joy?"tanya mama memastikan.
Joyi tertawa kecil, "jangan bahas dia lagi, ma.. Aku jadi rindu.."katanya pelan.
Mama terdengar berdecak disana, "apa yang udah terjadi antara kalian berdua, nak?" tanya mama.
Joyi menatap bingkai foto yang berdiri di meja belajarnya itu. Iya, foto  dirinya bersama gavin. "saat ini.. Kita berdua gak bisa sama sama, ma.. Dia udah gak ada di samping joyi.."
Kata joyi lagi.

"joyi.. Mama harap kamu jangan bersedih disitu ya.. Mama mohon.." gumam mama terdengar lembut. "dengar gak?"
Hampir saja joyi melayang ke pikiran lainnya. Untung saja ia masih bisa menangkap apa yang di katakan sang mama. "aku ngantuk ma. Aku tidur yah. Selamat malam." katanya.
"iya.. Selamat malam anak mama.. Papa titip salam sama kamu." katanya lalu menutup telepon.

Joyi menatap diam foto itu. Dan tanpa sadar airmatanya mengalir keluar. Jari nya mencoba mengotak atik sesuatu di layar ponselnya dan membuka aplikasi pesan line nya. Tampak ada pesan dari gavin.

"besok pagi gue berangkat, joy.." kata kata itu saja yang ia pesankan untuk joyi. Membaca itu membuat jantung joyi terasa menyusut semakin kecil. AC di kamar ini terasa lebih dingin dari biasanya.
"jahat loe, gav.. Loe," joyi tertunduk lebih dalam sambil menangis lebih keras, "jahat.."

*****

Joyi turun dari taksi dan melangkah masuk ke dalam bandara internasional itu. Matanya sibuk mencari sosok yang tak lain adalah gavin. Entah kenapa, awalnya hati kecil nya menolak untuk datang kesini, namun entah kenapa juga dia disini mencari gavin.

"gavin... Loe dimana?" gumam joyi dengan wajah penuh kegelisahan nya. Badannya terus berputar putar 360 derajat mencari gavin.

"hey, joy!"

Joyi tersentak begitu mendengar suara familiar itu. Buru buru ia berbalik dan mendapati gavin berdiri menghadapnya. Dengan koper di tangan kanannya. Senyum pasrahnya mengembang untuk joyi.
Joyi tampaknya mendengus kesal di sela sela tangisnya, "jangan senyum kayak gitu.." kesalnya.

Gavin berjalan mendekati nya dan berhenti tepat di depannya. "akhirnya.. Loe datang juga, joy.." katanya pelan dan masih betah menatap wajah gadis itu.
Joyi hanya diam menatapnya sambil menangis. "cepat pulang yah.." kata joyi setelah itu.
Gavin tersenyum lalu ia langsung menarik tubuh joyi masuk ke dalam pelukannya.
"thanks, joy.. Udah nunggu gue.." kata gavin

Joyi memejamkan matanya, ia balas memeluk tubuh gavin. Terlalu baik dirinya nya karena menunggu gavin untuk beberapa tahun yang akan datang. Inilah joyi yang sekarang, joyi yang begitu terus menerus meneteskan airmata gara gara gavin.

"cepat pulang, berengsek.. Jangan lama lama.." bisik joyi.
Mendengar itu gavin terkikik kecil, lalu ia mengelus pucuk kepala gadis itu kemudian melepaskan pelukan mereka.
"joy.." kata gavin memegang kedua telapak tangan gadis itu, "terimakasih buat semua moment yang udah kita laluin sama sama.. Tunggu gue yah.."

Joyi menunduk sambil angguk angguk. Perlahan tangan kekar itu ia lihat mulai melepaskan tangannya.
"sampai jumpa lagi yah, joy.." kata gavin mengacak pucuk kepala joyi lalu ia berbalik. Perlahan berjalan menarik koper nya, lalu menghilang di balik kerumunan orang orang.

"gav... Jangan tinggalin gue.." isak joyi tertunduk. Ia lebih tertarik menatap lantai bandara itu. Seumur hidup,  baru ini ia membenci bandara karena bandara adalah tempat yang identik dengan perpisahan.

Selamat tinggal gavin..

*****
6 tahun kemudian..

Joyi berlari menuju rumah sakit besar itu sambil memegang gelas es kopi nya. Jas putih nya itu menandakan kalau dia adalah seorang dokter. Ck, sebenarnya dia adalah dokter magang yang di tempatkan di salah satu rumah sakit swasta di jakarta.

Mengenai sang mama, sekitar dua tahun yang lalu joyi sempat tinggal bersama mama. Dan sekarang, wanita itu kini kembali ke Jakarta untuk bekerja.

"papa..." tangis seorang anak kecil perempuan di bangku lobi rumah sakit. Melihat itu joyi yang tadi nya terdesak untuk tugas sore itu mendadak menghentikan langkah nya. Ia sungguh tertarik dengan gadis kecil itu.

"kamu kenapa?" joyi mendatangi gadis itu dan berlutut di depannya.
Masih dengan senggukkan nya, anak kecil itu berkata, "papa.. Aku tadi disuruh nunggu papa disini.. Tapi papa gak dateng dateng juga.. Kata papa, papa pergi ambil obat, tante.. Aku takut sendiri disini.."

"tasya?" terdengar suara pria dari belakang joyi.
Gadis itu pun tiba tiba berhenti menangis, dan tersenyum lebar. "papa!"
Joyi bangkit dan segera berbalik. Namun, setelah ia lihat pria itu. Tangan nya tiba tiba gemetaran.
"loe?" tanya joyi langsung menjatuhkan gelas ea kopinya.
Sementara gadis kecil itu segera menghamburkan pelukan kearah pria itu.

"loe?" tanya pria itu kaget.
Iya, pria itu tak lain dan tak bukan adalah gavin.

Apa sebenarnya yang terjadi?

*****
Hay hay hay.. Author balik lgi nih.. Gimana?? Masih mau di lanjutin kan.. Yaudah, di tunggu ya capter selanjutnya.. Maaf kalo banyak typo yahh.. Kasi saran donk di komen.. Btw ini si kebut biar cepat ending..

UNDER RAIN (FF kao jirayu dan nattasha nauljam)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang