"Naifaaa!!!" Teriak bunda memanggilku dengan suara yang begitu kencang. Bunda membuka knop pintu kamarku.
"Na.. Na.. bangun ihhh!!" Bunda megerak-gerakkan tubuhku dan menarik narik selimut ku agar aku terbangun dari tidurku.
"Ahh bunda Nana masih ngantuk bunda" ucapku sambil memejamkan mata karena masih ngantuk.
"Bangun ini udah mau jam setengah 7! Kamu mau berangkat jam berapa?!" Tegas bunda
"Haaaaaa... " Naifa kaget dan melihat jam menunjukkan pukul 06:30.
Sial! Kenapa gue terlambat bangun, padahal gue tidur saja jam 9 malam dan gue juga lupa solat subuh lagii argh - batin naifa
"Bunda kenapa enggak bangunin Nana bunda" gumamku dengan panik. Bagaimana tidak panik masuk sekolah saja tinggal setengah jam lagi.
"Bunda sudah bangunin kamu dari jam 5, bunda pikir kamu udah bangun sama solat subuh. Sudah jangan banyak bicara, cepat mandi Shaka sudah nunggu kamu di bawah" perintah bunda. Bunda pun akhirnya keluar dari kamar ku setelah mengoceh ngoceh dikamarku.
Naifa panik dan buru-buru, Naifa pun mengambil handuk dan lari dengan cepat ke kamar mandi. Sialnya lagi ketika Naifa masuk kamar mandi Naifa terpeleset karena air yang bercucuran yang semalam Naifa lupa matikan. Jika bunda tau mungkin Naifa sudah jadi perkedel karena kecerobohan nya. Jidat Naifa terkena bak mandi yang berasal dari keramik. Sakit? Bukan sakit lagi pedihh.
"Aaahhh.. sakittttt!!! Sial bangett dah gue hari inii" Ucapnya dengan memegang jidatnya yang sakit dan biru.
•••••
Shaka menunggu Naifa di ruang tamu, Shaka heran tak biasa-biasanya gadis itu jam segini belum rapih, bahkan bisa dibilang jam segini gadis itu sudah siap berangkat sekolah. Ada apaa dengan Naifa?
"Shaka.. Nana nya baru mandi, kamu yakin mau nungguin Nana?? Dia mandinya lama lho" Ujar bunda.
"Yaelah Tan, Nana mandi dua jam tiga jam Shaka siap nungguin Nana Tan" jawabnya sambil mengangkat bahu dan memperlihatkan gigi yang putih dan kinclong.
"Yaudah Tante ke kamar Nana dulu, dia udah siap apa belum."
Ketika bunda ingin ke kamar Naifa, tiba-tiba Naifa lari dengan terburu-buru sambil memegang sepatunya ditangan. Gila, harusnya sepatu dipakai di kaki ini malah di tangan.
Walaupun Naifa terburu-buru Naifa tampak terlihat rapih dan cantikk.Wangi Lux yang menjadi ciri khas Naifa selalu mengharumkan tubuh Naifa yang mungil. Rambutnya yang tebal dan panjang dikuncir satu memperlihatkan leher yang putih dan mulus itu depan Shaka. Shaka hanya mematung dan membuka mulutnya karena kecantikan Naifa di pagi hari.
"Shaka .. Shaka!!" Ucapku sambil melambaikan tangan didepan wajah Shaka.
"Haa!?Apaa?" Jawabnya dengan kaget karena melihat pesona Naifa yang begitu cantik.
"Malah bengong! Ini sudah jam 7 kurang 10 menit Shak. Lo mau disuruh muterin lapangan 5 kali sama pa Marko?" Naifa mengendus kesal.
"Muterin lapangan 10 kali bareng Lo gue mah mau mau aja Naa" jawabnya dengan santai dan senyum.
"Shaka. Gue enek pagi pagi dengerin gombalan Lo yang jayuss!! Udah ah cepetan berangkat nanti kita telat! Bunda Nana berangkat dulu yahh!" Pamitnya.
"Tan Shaka sama Nana berangkat dulu Tan." Merek pun mencium punggung tangan Aqilah -bundanya Naifa.
"Hati-hati yaaa!! Shaka jangan ngebut ngebut" ucap bunda sambil mencium kening Naifa.
"Iyaa bunda"
Shaka dan Naifa menuju motor Shaka yang bermerk ninja berwarna merah itu. Naifa pun segera memakai helmnya ia pun naik ke motor Shaka. Namun, Shaka tidak menjalankan motornya.
"Shaka! Jalann buruan!!" Ucap kesal Naifa.
"Lo gila yaa? Kesekolah nyeker kayak gitu??" Jawabnya dengan tertawa geli.
"Ahh masa bodoh, masih bisa dipake dikelas yang penting kita nyampe kesekolah sebelum pa Marko masukk! Cepetan shakaaaaaa!" Suara cempreng Naifa membuat kuping Shaka budek mendadak.
"Pegangan dulu dong" ucapnya dengan tertawa renyah.
"Apaan si Lo, gue lagi nggak mood ribut ya Shaka sama Lo, buruan deh!" Naifa benar-benar sabar dan menahan emosi kepada Shaka.
"Yaudah kalo nggak mau pegangan gue nggak jalan, biarin aja dihukum pa Marko muterin lapangan, bodo amatt!" Shaka memasang wajah yang tengil.
Dan akhirnya pun Naifa memegang badan Shaka yang bidang itu. Kepala Naifa bersender di punggung Shaka yang gagah. Naifa memejamkan mata merasa kenyamanan yang hangat saat berada didekat Shaka. Shaka pun mengulum senyum senang ketika Naifa memeluk tubuh Shaka dari belakang. Modus bener emang si Shaka.
•••••
Mereka sampai diparkiran. Naifa turun dan lari. Naifa lupa melepas helmnya yang ada dikepala munggil itu. Shaka menarik tangan Naifa yang ingin cepat cepat ke kelas. Naifa menoleh ke belakang dan mengendus kesal. "Apa lagi sih Shaka?" Ucapnya dengan nada yang kesal dan menatap dengan tatapan sinis.
"Biasa aja dong liatnya jangan sinis gituu, itu helm gue masih dikepala Lo, Lo mau make tu helm ke kelas?" Shaka tertawa geli melihat Naifa panik, padahal Shaka sedang ngerjain Naifa. Sebenernya pa Marko tidak masuk karena ada kepentingan mendadak yang tidak bisa ditinggalkan. Shaka iseng saja ngerjain Naifa yang kalau sedang panik muka berubah menjadi imut dan lucu. Naifa pun membuka helm dan menaruhkan helm itu dijok belakang Shaka. Naifa pun menuju kekelas.
"Na! Ngapain sih buru buru? Orang pa Marko aja nggak masuk kok.. hahaha" Shaka tertawa terbahak-bahak karena berhasil ngerjain Naifa. Naifa yang tadinya ingin ke kelas berhenti dan menoleh ke arah Shaka dengan tatapan sinis. Naifa pun mendekati Shaka. Shaka yang tadinya tertawa sekarang wajahnya pucat melihat wajah Naifa yang menyeramkan. Shaka mematung ketakutan saat Naifa berada didepan Shaka.
"M-mau n-ngapain l-lo Na??" Ucap Shaka dengan ketakutan.
"Iiiihhhh .. Ngeselin banget si Lo Shakaaaaaa!" Teriak nya dengan mengebuk gebuk badan Shaka menggunakan sepatu yang ada ditangan Naifa.
"Aduh Na sakit na sakitt..." Teriaknya dengan kesakitan.
"Bodo amatt! Kesel gue sama Lo Shak! Jahat banget Lo ngerjain gue sampe bikin gue kejedot bak mandi!" Keselnya sambil menunjukkan jidatnya yang biru.
"Jidat Lo kenapa Na? Sakit nggak?" Panik Shaka sambil memegang jidat Naifa.
"Gausah sok peduli gitu Lo! Coba Lo bilang dari awal kalo pa Marko nggak masuk, pasti gue nggak buru-buru kayak tadi." Ucapnya dengan kesal dan mengalihkan wajahnya ke pandangan lain.
"So-sorry Na, lagian juga Lo kenapa telat bangun?" Tanya nya.
"Em-em mana gue tau kalo gue kesiangan" jawabnya dengan ketus.
"Na, sakit nggak jidatnya?"
Wajah Shaka mendekati wajah Naifa, kedua duanya saling bertatap tatapan. Wajah Naifa yang tadinya sebal, menjadi luluh karena melihat tatapan Shaka yang begitu indah. Tanpa disengaja Naifa mengulum senyum di bibirnya.
"Lo ngapain senyum Naa? Ohh gue tau Lo seneng ya kalo lagi gue tatap?" Ledeknya.
"Apaan sih garing Lo" mendorong badan Shaka dan mengalihkan pandangannya agar Shaka tidak melihat wajah Naifa yang memanas seperti kepiting rebus.
"Gue tau Naa, gue ganteng mangkanya Lo terpesona gitu sampe Lo senyum senyum kaya tadi hahaha" Shaka tertawa geli melihat ekspresi wajah Naifa yang imut.
"Ngaco!" Naifa langsung menuju kekelas dengan wajah yang begitu merah. Naifa menahan senyumnya ketika Shaka meledeknya seperti tadi.
Na, andai Lo tau, gue seneng ngeliat Lo tengsin kaya tadi, wajah Lo yang kayak tadi itu bikin gue nggak bisa tidur 7 hari 7 malem Naa. -batin Shaka.
Maaf yaa kalo ceritanya kurang feel-nya.
Maaf juga kalo ngga jelas ceritanya, maklum baru buat heheGumawo!!
KAMU SEDANG MEMBACA
(TMN)- Teman Membuatku Nyaman
Teen FictionRasa sayang muncul ketika mereka selalu bersama, itulah yang dirasakan oleh Shaka dan Naifa. mereka saling mencintai tapi gengsi mereka yang membuat mereka mencintai secara diam Membuat satu sama lain cemburu, berpacaran dengan orang lain dan mende...