"Rin" panggil Chanyeol dengan sangat serius.
"Iya?kenapa Chan?" sahut gue dengan senyum yang dipaksakan karena menahan sakit perut yang semakin menjalar kepinggang.
"Lo sakit? muka lo pucet banget" tanya Chanyeol yang kini sudah menaruh telapak yang besarnya itu kewajah gue
"Cuma pusing doang kok, lo kan tau kalo gue pms emang gini" jawab gue yang berhasil membuat Chanyeol sedikit bernafas lega.
"Tapi tetep aja gue khawatir, pulang aja ya? Hmm?" tawar Chanyeol yang langsung memegang tangan gue lalu mengelusnya dengan pelan.
"Enggak aah, gue juga udah baikan kok" tolak gue dengan sengaja menggelengkan kepala gue dengan pelan lalu ditambah dengan senyuman samar, berusaha agar Chanyeol luluh.
"Beneran?" tanya Chanyeol yang langsung membuat gue mengulum senyum senang.
"Hmm" dehem gue dengan anggukan kepala singkat.
Drtt!!!drtt!!!
Getaran ponsel milik Chanyeol berhasil membuat gue dan Chanyeol sama-sama menatap kantung seragamnya. Guepun melihat Chanyeol menarik benda pipih itu, membaca nama si penelfon dan langsung mematikannya dan setelah itu dia taruh kembali kekantong seragamnya.
"Kenapa ga di angkat?" tanya gue dengan heran.
"Kan gue lagi sama lo, masa mau nerima telfon dari orang lain" ucap Chanyeol dengan senyum canggungnya.
"Angkat aja kali, kaya sama siapa aja lo" sahut gue sambil terkekeh.
"Enggak mau Rin" tolak Chanyeol sambil natap gue, tapi gue tau tatapan itu, tatapan kalo Chanyeol lagi gelisah.
"Rin gue ke kamar mandi dulu ya, kebelet nih " pamit Chanyeol yang langsung gue jawab dengan anggukan kepala.
"Yaudah"
Chanyeolpun langsung ngacir gitu aja, melihat gelagat aneh dari Chanyeol guepun dengan mindik-mindik mengikuti dia dari belakang. Tapi yang membuat gue heran adalah Chanyeol yang berhenti persis didepan toilet pria dan langsung mengambil ponselnya lalu menelfon, entah siapa yang dia telfon. Dengan hati-hati guepun memincingkan mata gue dan menajamkan pendengaran gue persis seperti penguping. Bisa dikatakan sekarang gue ini lagi hoki karena lorong sepi serta Chanyeol yang menelfon sembari memunggungi gue.
"Aku lagi nemenin Rain di uks"
"......."
"Kamu kenapa sih?!, kamu kan tau Rain sahabat aku"
"......."
"Seterah kamu deh"
"......."
"Yaudah nanti aku telfon lagi"
Deg!!
Cepat tapi pasti, guepun merasakan jantung gue seraya berhenti untuk beberapa saat, gue menatap punggung Chanyeol dengan kecewa.
"Sebenarnya lo telfon siapa? sampe harus dibelakang gue gini?!" batin gue yang terasa sangat sakit.
Gue melihat Chanyeol membalikan badannya, dengan gerakan cepat gue mengubah ekspresi wajah gue menjadi riang kembali. Beda dengan gue yang tersenyum riang, Chanyeol malah terlihat kaget dengan kedua bola matanya yang hampir keluar.
"Llloh Rrain kkok lo ada di sini? dari kapan? kan masih sakit ke uks aja yuk" ucap Chanyeol dengan gugup, dan itu malah membuat gue semakin merasa curiga.
"Gue suntuk aja di dalem uks, gue baru aja nyampe sini masa mau masuk lagi" sahut gue yang tentu aja berbohong. Emang yaa kalo lagi pms ditambah curiga sama orang tuh rasanya bikin mood bener-bener acur banget sih, parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriends -PCY
FanfictionTerimakasih karena sudah mau menjadi teman ku. Dan. Cinta pertamaku... °bahasa non baku °baca ae siapa tau suka °(n˘v˘•)