Dengan sentuhan terakhir Seulgi membenarkan posisi rambut Raina, ia senang melihat sahabatnya tampak cantik sekali hari ini.
Bagaimana bisa ia begitu profesional mempermak muka seorang yang pas-pasan menjadi sangat cantik seperti ini, waahhh bakat alaminya memang perlu diacungi jempol!!
"Wah Seulgi, lo memang bakat menjadi make up artist" Seulgi mengibaskan rambutnya, ia sangat bangga bisa melakukan ini untuk Raina.
"Enggaklah, emang muka gue aja udah cantik makanya diapain juga tetep cantik" celetukan milik Raina membuat Seulgi berdecak kesal, dasar wanita tidak tau untung.
"Gue harap lo dapet karma abis ini" damprat Seulgi, ia sebal jika kemampuannya diragukan oleh orang tidak bertanggung jawab seperti itu. Dengan masih menggerutu, wanita bermata sipit itupun pergi meninggalkan Raina.
Raina memutarkan bola matanya jengah, kenapa harus selebay ini kalau hanya pergi ke mall? Dasar Seulgi over.
Raina segera mengambil ransel hitam kesukaannya, ia melirik dirinya lagi dicermin. Ah ini sangat bukan dirinya, terlalu berlebihan.
Dalam hati Raina sedikit senang, ia menjadi sedikit berbeda. Ia akui Seulgi memang sedikit berbakat. Apalagi ketika sepupu menyebalkannya itu memilihkan beberapa pakaian untuk dirinya, menata rambutnya agar rapih, memakaikan makeup yang sangat pas diwajahnya. Hari ini Seulgi begitu baik, Raina seperti benar-benar mempunyai kakak sungguhan.Ia tersenyum simpul, menyelipkan beberapa helai anak rambut kebelakang telinga. Ketika Raina rasa dirinya sudah cukup siap, ia beranjak. Menyusul Seulgi yang sudah duluan ada dimobil.
--
Raina pov
Kini gue dan Seulgi terus saja melihat kearah pintu masuk teater. Kami menunggu Chanyeol yang sedari tadi tidak muncul, bahkan telfon dari kami berdua pun tidak diangkat. Entah ada apa dengan anak itu.
"Rain! jangan makanin mulu popcornnya! nanti filmnya belom mulai tuh makanan udah pada abis!"
Gue menghembuskan nafas kesal
Gue tau bahwa Seulgi sama sekali ga bermasalah sama popcorn yang gue makanin dari tadi. Dia lagi kesel sama Chanyeol sehingga melampiaskan amarah pada gue.Ketika lampu teater perlahan padam gue tau kalau Seulgi udah badmood tingkat tinggi, gue mengangkat bahu acuh.
Bukankah semalam Chanyeol bilang ia ada kerja kelompok? maka dari itu gue ga terlalu berharap bahwa Chanyeol akan dateng sekarang. Dan benar aja, sekarang pun sudah di pertengahan film dan pria berambut pirang itu belum juga kelihatan.
Dasarlah, bahwa bukan seseorang yang menyakitimu. Namun harapan yang kau buat sendiri.
Ketika menginjak umur empat belas tahun gue tau kalau Chanyeol itu bener-bener terobsesi menjadi dokter. Entah apa alasannya, wajar aja kalau sekarang ia lebih memilih belajar dari pada senang-senang bersama gue dan Seulgi. Gue memaklumi itu, kalau ditanya soal sedih pasti saja sedih karena dia ga dateng disaat ada seseorang yang mengharapkan untuk hadir. Namun, dalam pandangan yang lainpun gue juga pasti akan memilih tetap belajar jika menjadi Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestfriends -PCY
FanfictionTerimakasih karena sudah mau menjadi teman ku. Dan. Cinta pertamaku... °bahasa non baku °baca ae siapa tau suka °(n˘v˘•)