Chapter 28
'Bukan maksud aku melukaimu dengan telinga yang sengaja kutulikan, juga mata yang sengaja dibuat buta, karena aku menutupnya, semua ini karena aku percaya bahwa..
Jika mendengar dan melihat semuanya yang dialami kamu, hanya akan ada rasa sakit yang berlebih didalam hati..
Aku adalah pihak yang tersakiti'.-Audrey Thania-
***
Sesampainya disekolah, Andrian hanya termenung dan focus pada kursi Aurell didepanya..
Yang ia lihat hanyalah kosong, terbayang wajah Aurell tersenyum saat menoleh kearahnya..
Benar benar ada sosok wanita tersenyum, tapi itu bukanlah Aurell, itu... Audrey.
Senyuman Audrey memang sekilas membuat Andrian tenang, karena Andrian membayangkan yang tersenyum itu Aurell..
Ekspetasi memang indah..
"Pfft, Andrian gila, senyum senyum sendiri" kata seorang anak lakilaki dikelas
"Kelamaan jomblo lu ya, hahaha" kata seorang anak yang lain
"Suka sama Aurell? Hidih dia mana level sama anak biasa kayak lu, gakusah mimpi!"
Semua anak lakilaki terlihat tidak senang dengan kedekatan Andrian bersama Aurell
Kenapa?
Jelas jelas cemburu, gadis paling cantik, pintar, dan populer disekolah itu..dekat dengan Andrian yang sederhana?
Tapi, kesederhanaan Andrian mencerminkan wajah yang manis, itu sebabnya anak lakilaki lain sirik akan keberadaanya..
"Psst, drey lu ngapain disini?" bisik Andrian
"temenin Andrian sekolah..."
"Gausah! Pulang sana"
"gak suka ada yang ketawain kamu, biar mereka rasa akibatnya nanti, bales omongan mereka..."
"Yaelah, gakusah! Pulang sana!"
*PLETAK!
tiba tiba ada yang memukul kepala Andrian menggunakan spidol papan tulis"Eh, pak, kenapa ya?" tanya Andrian
"Kenapa kenapa.. Daritadi kamu bisik bisik! Sama siapa?! Hantu?!" kata seorang guru lakilaki yang berkumis itu, terlihat menyeramkan.
"Uhmm, halusinasi bapak aja kali, saya daritadi diam kok"
"Kamu yang halusinasi! Kali ini bapak maafkan, tapi kalau nanti kamu begini lagi, bapak akan ambil tindakan!"
"Iya pak, maaf"
*PLETAK
lagilagi kepalanya kena pukulan spidol"Ckckck, kasihan Andrian" kata Audrey tertawa
"Ish, memangnya semua ini karena siapa?!"
"EKHEM!" wajah sibapak guru berkumis melotot, semakin menakutkan saja.
"Iya pak maaf"
Pelajaran berlanjut hingga tiba saatnya istirahat sekolah, kali ini Andrian benar benar sendirian, biasanya ada Aurell juga Ara, tapi kali ini tidak ada..
Audrey juga tidak ada disisinya"Tadi pas belajar aja ada, giliran istirahat gak ada, dasar arwah sialan"
Saat ini Andrian hanya duduk sendirian diruang locker, mengambil bekal istirahatnya, kali ini hanya roti bungkusan 1pcs
Duduk sendirian, hanya makan roti pula.'Menyedihkan banget hidup gw'. Batin Andrian
Tiba tiba datang tiga anak laki laki yang berisik dikelas tadi, yang tampaknya tidak terima dengan keberadaan Andrian
"Sendirian? Menyedihkan banget ya hiduplu"
"..."
Salah seorang anak lakilaki menepis roti yang sedang dimakan Andrian, hingga roti itu terjatuh
'Sial satu satunya makan siang gw'. Batin Andrian sembari melihat rotinya dilantai
"Ngomong lu! Gakbisa ngomong ya?! Maju sini lawan gw! Gak semudah itu lu bisa dapetin Aurell!"
"..."
"IDIOT!"
salah seorang anak lainya menendang kaki Andrian, dan mereka pergi, menginjak rotinya
Andrian hanya diam, dan ia menanggapi ini biasa, karena ia sering melihat adegan ini di anime atau manga yang biasa ia tekuni dulu, saat duduk dibangku sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
"sebenarnya sedikit keterlaluan"
***
Saat pulang sekolah, diruang kelas, Andrian bergegas dan ingin langsung pulang, ia membawa gambar sketsa wajah Aurell yang diarsir, juga digambar itu terdapat tulisan, ungkapan maaf karena baru bisa datang menjenguknya.
Tapi..
*set!
Gambar itu diambil oleh anak laki laki tadi, dan ia membacakan isi tulisanya dengan suara lantang"Aurell maaf karena gw baru bisa datang sekarang, kemarin gw sibuk, hehe maaf ya cuma bisa bawa ini saja, mohon diterima dan dimaafkan yah...... Pfftt romantis ? Idiot lu!"
"..."
"Ahahahahhahahaha" semua orang yang berada dikelas tertawa.
'Ck! dasar bocah -_- udah SMA kelakuan esde!' Batin Andrian
Andrian hanya lewat santai begitu saja lalu menginjak gambar yang sudah dibuatnya, lalu menoleh dan menatap mereka dengan tatapan misterius seorang indigo.
Sebenarnya Audrey ada dibelakangnya, dan Audrey melihat semuanya, ia menyimpulkan, barusan Andrian dibully?
"Kalian tidak akan hidup tenang!" kata Audrey sembari melewati anak anak nakal kelas..
"Kok gw merinding ya?" tanya salah seorang anak
"Sama" dua anak lainya mengiyakan
KAMU SEDANG MEMBACA
My Indigo side
Mystery / ThrillerSTOP IT PLEASE! kenapa harus aku?! hentikan, jangan tatap aku dengan matamu yang menyedihkan! jangan merintih dihadapanku! jangan memohon kepadaku! jangan sakiti dia! apa yang harus dilakukan jika berada diposisi Andrian? Dia harus memilih, hidupnya...