31 : pertanyaan?

291 12 0
                                    

Chapter 31

15.30 pm.

"Mana Andrian.. ra lu kasih kue nya kan?" Tanya Aurell

"Iya udah, terserah lu percaya atau gak sama gw"

Aurell menghela nafas, kenapa Andrian tidak datang juga?

"A apa jangan jangan kertasnya ikut dimakan?" Wajah Ara terlihat menjijikan saat bicara seperti itu.

"Ada ada aja! Ya gak mungkin lah!"

"Siapa tau kan"

'Apa jangan jangan Andrian marah ya? Sampe segitunya' Batin Aurell

Aurell mencoba menghubungi Andrian, ia mengirim chat singkat..
Tapi pesanya tidak terkirim sama sekali.

"Terserahlah! Mau datang mau enggak! Siapa peduli!" Kata Aurell marah, ia menarik selimutnya dan menutupi wajahnya.

"Cih, gw tau rell lu nungguin"

Tibatiba Andrian datang, dan masuk keruangan Aurell tanpa bicara, tanpa permisi.

"Berisik! Pulang aja lu sana!" Kata Aurell

"Gw baru dateng, disuruh pulang lagi?" Tanya Andrian.

Aurell terkejut, ia langsung duduk dan memperhatikan Andrian

"Bukan lu, tapi Ara"
.

.
"Gausah dateng kalo telatnya keterlaluan!" Kata Ara

"Ara, maaf, gw mau bicara berdua sama Andrian, lu bisa keluar gak?"

Ara yang tadinya sedang santai makan makanan ringanya berhenti seketika, dan menatap Aurell

"Ck, kenapasih? Ada Andrian gw disuruh pulang? Yaudah!"

Ara keluar dari ruangan Aurell dan mmbanting pintu ruanganya.

'Kalau ada Andrian, gw sebagai sahabatnya rasa rasa gapenting' Batin Ara

Ara pergi meninggalkan ruangan Aurell, ia lebih memilih duduk diluar rumah sakit.

***

"Kenapa lu minta gw kesini rell?" Tanya Andrian

"Itu, maaf gw pakai cara yang agak aneh"

"Cara lu romantis, makasih fortune cookiesnya"

"..." (blushing)

"Kenapa?"

"Gw ada pertanyaan, selagi gw masih dirumah sakit"

"Apa?"

"Dari awal gw lihat Ara agak aneh, dia sepertinya tau sesuatu soal satu kejadian yang gak bisa gw ingat sama sekali, dan gw lihat, dia jadi begitu semenjak dia kenalin lu ke gw, dan.. sampai sekarang gw gak tau satu kejadian yang selalu buat gw merasa bersalah, kejadian itu sebenarnya apa?"

"Kenapa lu tanya gw?"

"Karena gw yakin, lu tau jawabanya"

"..."

"Sekarang kenapa lu diem?"
.

.
'Seandainya Aurell tau, gw berbeda, gw terjebak diantara dua sisi kehidupan, gw juga terjebak diantara dua pilihan, dia atau Audrey, gw yakin dia gaakan mau maafin gw, dia pasti diemin gw, bahkan putus tali pertemanan sama gw, jadi gw harus jawab apa sekarang.' Batin Andrian

"Andrian! Kenapa diem sih, jawab"

"Soal itu, gw gak tau"

"Jangan bohong"

"Tanya aja sama Ara"
.

.
"Berarti sampai gw mati juga pertanyaan ini gaakan terjawab"

Aurell terlihat sedih, lagi lagi ia menangis tanpa alasan.

'Maafin gw rell, gw belum siap ambil resikonya' batin Andrian

"Maaf rell, gw emang manusia bodoh yang selalu lari dari kenyataan"

"..."

Andrian pergi, keluar dari ruangan Aurell, ia juga keluar dari pertanyaan yang menjerat tadi.

Andrian berjalan keluar rumah sakit.

"Kenapa gw lari? Gw emang pengecut!" Kata Andrian

"Lu emang terlahir sebagai atlet, lari dari kenyataan!"

"Ck, sembarangan lu ra!"

"..."

"Eh ra, gw ada satu pertanyaan buat lu"

"Apa?"

"Ini bakalan panjang lebar, jadi cari tempat duduk dulu"

Mereka berjalan keluar, dan mereka duduk didaerah parkiran rumah sakit.

"Jangan lama lama, gw sibuk!"

"Sok sibuk lu ra"

"Yaudah pertanyaan lu apa?!"

"Aurell tadi nanya sama gw soal kejadian itu, dia bilang dia rasa kita berdua tau soal kejadian itu, tapi kenapa kita gak kasih tau dia, jadi bukanya kalau kita kasih tau dia itu akan lebih baik?"

"Bodohnya lu"

"Ha?"

"Kalau seandainya kita kasih tau Aurell soal kejadian itu, itu sama aaja kita bilang bahwa dia adalah seorang pembunuh, sekarang kondisi fisiknya udah baikan, tapi dia jadi gampang stress, lu pasti paham maksud gw"

Andrian terdiam. Dia menjadi terdiam seketika, karena ia juga bingung menanggapi permasalahan ini. Jalan keluarnya apa?

"Tapi, kalau beginning caranya bukanya kita udah bohongin Aurell?"

"Bohong buat kebaikanya dia"

"Gimanapun juga gak ada seorangpun yang mau dan terima dirinya dibohongi"

"Jadi lu mau jujur?! Andrian lu gak mikir?! Senadainya dia tau kalo lu itu berbeda, lu pikir dia akan nerima lu?! Apalagi dia tau, kalau lu juga penyebab si Arwah sialan gangguin dia terus?! Lu kira semuanya akan baik baik aja?!"

"..."

"Satu lagi, secepatnya lu buat keputusan, Aurell atau Audrey! Gw gak suka Aurell dimainin sama lu"

"Mainin?"

"Lu seolah olah kasih harapan sama dia, tapi lu juga deket banget sama Arwah sialan lu itu! Jadi maulu apa?"

"Ara, lu gak ada diposisi gw saat ini, jadi lu gak akan ngerti"

"Terserah apa kata lu, yang jelas gw mohon, bantu Aurell, gw gak tegar lihat dia begini terus, gw udah kasih lu peringatan, jangan pernah bocorin soal rahasia kejadian itu ke Aurell, juga soal Arwah sialan lu, Audrey thania yang sebenarnya masih hidup!"

Ara pergi meninggalkan daerah parkiran, dia pergi pulang, padahal dia tau kondisi Aurell sedang sangat membutuhkan teman.

"Gw gak pernah lihat Ara seserius ini, itu artinya gw juga harus mengambil keputusan yang benar" Kata Andrian.

My Indigo sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang