41 : jiwa

234 9 3
                                    

Chapter 40

"Bagaimana bisa aku tenang tenang saja saat aku membunuh seseorang ? Bahkan aku tidak memiliki sedikitpun rasa takut" -Aurell

***

Aurell berjalan memberanikan diri melewati tempat pertumpahan darahnya
Disana ia melakukan hal yang salah, yang sampai saat ini ia belum bertanggung jawab

Bahkan tidak ingin bertanggung jawab

-Terbayang darah yang ia pegang dikepalanya.. membuat ia menjadi pusing dan berteriak

"Aku tidak akan tenang sebelum aku berhasil membunuhnya"
Tatapanya itu, menyembunyikan kebencian

Ia berlari menuju rumah sakit..dengan sempoyongan dengan hati yang benci

'Hatiku, sakit saat mengingatnya...mengingat jantung itu seharusnya milik kakakku' batin Aurell

Menatap dalam pintu ruangan yang sepi..
Ruang Vip itu terasa sepi walaupun ada seseorang dirawat disana
Sungguh perasaan bencinya Aurell pada Audrey sigadis Lotua itu malah semakin menggebu saat mendengar bahwa jantungnya dalam kondisi baik baik saja..

Sang gadis Lotus terdiam hanya bisa berbaring tubuhnya diatas ranjang itu.. tapi arwahnya? Arwahnya masih berkeliaran.. dan menatap tajam Aurell dari pojok ruangan .. dengan mata penuh dengan dendam itu..

Menyedihkan sekali, dimana Audrey hanya bisa melihat tubuhnya terbaring layaknya mati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyedihkan sekali, dimana Audrey hanya bisa melihat tubuhnya terbaring layaknya mati.. disampingnya berdiri seorang pembunuh.. yang membuatnya terbaring tak berdaya seperti itu.

Siapa yang bisa menahan rasa kebencian yang mendalam yang dimiliki Audrey? Dan siapa yang tahu bahwa sebenarnya bencinya Aurell lebih besar dari itu.

"Kenapa kau masih saja hidup huh?" Tanya Aurell pada tubuh terbaringnya Audrey

Aurell menutup pintu tuang VIPnya . Dan mulai tersenyum licik

"Kenapa kau tidak mati saja? Kehadiranmu hanya membuat kebahagiaanku terhalang. Sungguh aku sangat membencimu"

Aurell mendekati ranjang rumah sakit itu, dan ia menekan kuat urat nadi Audrey

"lihat..masih herdetak, JANTUNG INI MASIH BERDETAK! Kau seharusnya malu... menggunakan kekayaanmu untuk mendapatkan apa yang kau inginkan..kau harusnya sadar.. aku sangat ingin membubuhmu" kata Aurell

"Aku sangat ingin membunuhmu!! Apa kau dengar?!!" Aurell mulai emosi dan menangis.. ia mencekik dan terus menekan dada dibagian jantung Audrey

"APA KAU PAHAM?! KAU .. DENGAN MEREBUT JANTUNG ITU! KAU SUDAH MENJADI PEMBUNUH! KAU MEMBUNUHKU KAKAKKU! aku membunuhmu.. agar menjadi impas.. aku hanya ingin belenggu yang menjerat langkahku terus menghalangi kebahagiaanku.."

*sfx:
Nit..nit..niiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit

Saat mendengar bunyi yang bernada lurus dan tinggi itu.. membuat Aurell lega. Tapi seseorang dipojok ruangan masih ada.. dan belum merasa kalah.

"Aku tidak terima.. aku bukanlah seorang pembunuh!..." Audrey berusaha kembali ke raganya.. walaupun itu sulit .. tapi ia menerima resikonya

*sfx:
Niiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt...nit..nit

"K-kenapa itu menjadi normal kembali?" Kata Aurell yang masih duduk diatas perut Aurell dan terus mencekik Audrey
.

Tapi

.
Perlahan kelopak mata tubuh yang terbaring lemah itu..sedikit demi sedikit terbuka.. dan melihat.

"Kenapa .. kau malah kembali...bagaimana bisa ini terjadi"
.

.

.

.


My Indigo sideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang