Chapter 23
'Aku ingin menjadi nyata, walaupun selama ini ia melihatku, tapi keberadaanku seolah-olah ditiadakan olehnya, sakit ini ia tidak akan pernah merasakanya'
***
Pagi hari dimana Aurell hanya duduk terdiam dikamarnya, selama dua hari semenjak ia pingsan dan kejadian 'midnight' itu ia menjadi sangat pendiam, dan tidak pernah keluar dari kamarnya, mengalami sedikit trauma karena dua kali kejadian aneh itu menghantuinya..
Tubuhnya terlihat lemas, juga sangat kurus, Aurell terlihat begitu lain..
Sekarang ia melamun lagi, dan memikirkan ada apa sebenarnya dengan hidupnya? Lupa satu kejadian, cermin bicara, melihat seseorang berdarah dan jatuh dihadapanya tanpa sebab, dicekik seseorang yang tidak terduga, bayangan tengah malam, setelah ini apa lagi?
"KYAAAA!!" Aurell berteriak sambil mencengkram rambutnya sendiri, ia memiliki suatu rasa emosi, yang tidak bisa diungkapkan
Ia hanya bisa menangis, dan bertanya pada dirinya sendiri, kenapa ia selalu merasa bersalah akan suatu hal?
***
"Hari ini, udah dua hari nih gak ketemu sama Aurell, kangen juga, idih gw kangen sama dia? Hellaw, udahlah kerumahnya aja"
Ara bergegas datang kerumah Aurell untuk menemuinya..
..
"Hah? Apa? Aurell kerumah sakit?!""Iya non, belum pulang, berangkatnya dari pagi" kata satpamnya
"Kok bisa? Kenapa?"
"Saya juga kurang tau, tapi tadi sempet kedengeran dia teriak pas dilihat ternyata dia nangis, akhir-akhir ini non Aurell selalu telat makan kayaknya "
"Ah sok tau nih bapak satpam nih"
"Ih, kan saya yang siapin makananya, saya yang beli, tapi gapernah mau dimakan, jadi dikasih saya"
"Wah enak ya pak?"
"Enak sih non"
"Yaudah deh, Aurell kerumah sakit mana?"
"Deket sekolah pasti, itu yang paling dekat non"
"Kesana apa jangan ya, soalnya kali aja dia berobat doang kan?"
"Saya kurang tau non"
"Yaudah, makasih ya pak, saya kerumah sakit aja deh"
"Iya non"
***
Ara terlihat berlari masuk loby rumah sakit, ia mencari ruangan Aurell..
"Tadi kata suster Aurell diruang berapa ya? Lupa gw"
Tiba tiba secara kebetulan ia melihat Ayahnya Aurell keluar dari suatu ruangan diujung sana
"Ah papahnya Aurell, tunggu dia kesini deh"
"Dek Kiara?"
"Eh iya pak"
"Kamu disini? Ngapain? "
"Tadi udah kerumah Aurell, kata pak Andi (satpam) Aurell kerumah sakit "
"Oh iya, itu diruang 2.2"
"Kirain ruang 1.2 hehe VIP"
"Iya, Aurell lewatin ruang itu lurus kedepan itu ruanganya"
"Iya makasih ya pak"
"Iya, tolong jagain Aurell ya, saya mau berangkat kerja"
"Iya"
"Makasih ya"
"Sama sama pak"
Ara berjalan kearah ruang 2.2, melewati ruang 1.2
Entah kenapa ia berhenti didepan ruang 1.2 dimana ruang itu sangat ramai suster mondar mandir kesanaAra berhenti dan menoleh kearah kaca ruangan itu..
Yang ia lihat adalah..
Sekumpulan suster menutupi pasien
"Pasti sakitnya parah, kasihan"
Ia berjalan tapi sekelibat angin seperti melewatinya membuat ia merinding dan bergetar disekujur tubuhnya
"Kok gw takut ya?"
Ara berlari ke arah ruang 2.2 dan masuk kedalam ruangan itu, lalu menutup pintunya..
Ara menoleh kearah tempat tidur..
"KYAAA!!"
kagetnya ia saat menoleh ia melihat Aurell yang pucat dan kurus sangat terlihat berbeda
"A-Aurell? "
"Kenapa lu?"
"Fyuuh Aurell ternyata lu"
Ara langsung lemas dan duduk dilantai depan pintu, dimana tanganya masih memegang kenop pintu itu
Tubuhnya masih bergetar, dan yang ia rasakan hanya jantungnya yang berdegup kencang..
Betapa paniknya ia saat ini
KAMU SEDANG MEMBACA
My Indigo side
Mistério / SuspenseSTOP IT PLEASE! kenapa harus aku?! hentikan, jangan tatap aku dengan matamu yang menyedihkan! jangan merintih dihadapanku! jangan memohon kepadaku! jangan sakiti dia! apa yang harus dilakukan jika berada diposisi Andrian? Dia harus memilih, hidupnya...