scared (EDITED)

1.5K 60 6
                                    

Mereka berdelapan saat ini sedang berkumpul di ruang tamu, mereka akan mendiskusikan apa saja yang akan mereka lakukan.

Sebenarnya Billa sangat malas, apalagi, ia tidak mau bertemu dengan Raffa. Bertemu dengan Raffa hanya membuatnya semakin tidak ingin meninggalkan kota bahkan negara ini.

Ia menunduk, menatap ubin putih yang polos. Tak ada apapun di ubin itu, ia hanya ingin mengalihkan pandangannya dari Raffa.

Tatapan Raffa itu selalu bikin gue deg-degan.

Mungkin, kalau ia jadi Sisil, akan senang karena Dicky ada di sini. Tapi tetap saja, bukankah tidak boleh laki-laki dan perempuan disatukan? Ia hanya takut siswa-siswi mengira yang tidak-tidak. Lalu membicarakan mereka yang tidak baik.

"Ini jadi gimana? Ada yang punya usul?" Tanyanya Kevin menatap orang-orang yang ada di sini.

Billa mendongak, ada satu ide terlintas dikepalanya. Kenapa tidak bagi tugas saja? Pikirnya begitu.

"Bagi tugas aja," jawab Billa memberi usul.

Tatapan Kevin beralih ke Billa, "bagi tugas gimana?"

"Gini, bagian yang masak siapa, yang bersih-bersih villa siapa, yang nyiram tanaman siapa. Nah, itu semua dibagi-bagi."

"Kayaknya kalo masak, lo aja deh, Bill." Ujar Dicky.

"Gue butuh partner, enggak bisa sendirian," jawab Billa. Ia memandangi lantai lagi. Ia berdoa, partnernya bukan Raffa karena Raffa itu lumayan bisa memasak. Untuk ukuran cowok, Raffa boleh dikatakan bisa memasak.

"Sama Daffa aja," balas Kevin membuat Billa mendongakkan kepalanya dan menatap Kevin.

"Hah? Siapa?" Tanyanya memastikan.

Kevin tersenyum kecil, "Daffa, Bill."

Oh. Daffa. Billa kira Raffa.

Daffa bukan Raffa.

"Tenang aja, gue bisa masak kok." Celetuk Daffa.

Billa melirik Daffa lalu tersenyum kecil. Untunglah Daffa bisa ia andalkan. Ia mengangguk samar kemudian kembali menatap lantai yang sepertinya menjadi hobi Billa sekarang.

"Terus yang lainnya?" Tanya Billa tanpa menatap orang yang di depannya.

"Gue bersih-bersih aja," ujar Sarah tiba-tiba.

"Gue juga," kata Sisil.

"Gue juga deh," kata Dicky sambil menatap Sisil.

Raffa menatap Dicky dengan jahil, "lo mau bersih-bersih atau pacaran?"

Kevin ikutan menatap Dicky setelah Raffa berbicara seperti itu. Dicky yang merasakan hawa tidak enak akhirnya angkat bicara, "bersih-bersih kok suwer dah."

Raffa tersenyum tipis, ia kembali menatap Billa. Satu-satunya objek favoritnya.

"Gue nyiram aja deh," ujar Kevin membuat Raffa yang sedang menatap Billa diam-diam, mau tak mau mengalihkan pandangannya.

Kevin balik menatap Raffa, "lo mau apa, Fa?"

Kevin mengalihkan pandangannya dari Raffa, ia kini melihat Billa. "Lo kekurangan orang enggak buat masak?"

Billa yang ditanyai, langsung menoleh ke asal suara. Ia tidak langsung menjawab, terdiam sebentar. Memikirkan apakah ia butuh satu orang lagi atau tidak untuk memasak.

Kalo gue bilang kurang, kayaknya Raffa bakal dimasukin ke yang masak deh.

Billa menggeleng sebagai jawaban. Mulutnya terkunci. Mager ngomong.

R&B [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang