regret (EDITED)

1.9K 63 20
                                    

3 hari kemudian.

Raffa mengacak rambutnya, peringkatnya di kelas menurun drastis. Yang tadinya peringkat 1 sekarang jadi peringkat 4. Entah apa yang salah dengan nilai-nilainya, Raffa tidak mengerti.

Raffa terdiam sebentar, Raffa jadi kepikiran Billa. Saat pembagian raport pun Raffa tidak melihat Billa. Raffa kemudian duduk,

Billa peringkatnya naik atau turun ya? Kalo dia tau peringkat gue turun pasti dia bakal ngetawain gue. Apa gue ke rumahnya aja, ya?

Raffa berdiri, kemudian ia berjalan menuju pintu kamarnya lalu membukanya. Raffa keluar dari kamar dan ingin menghampiri mamanya yang sedang berada di dapur.

Raffa tiba di dapur, mamanya sedang memasak untuk makan siang nanti. "Ma."

Merasa terpanggil, mamanya menoleh lalu tersenyum. "Iya, kenapa?

"Raffa pergi sebentar, ya, Ma," izin Raffa pada mamanya dengan muka memelas.

"Kemana?"

Raffa tersenyum, "ke rumah jodoh."

"Siapa jodoh kamu?" Tanya mamanya sambil mengerutkan dahi, kebingungan.

Sementara Raffa hanya terkekeh, secepat kilat ia mencium pipi mama tersayangnya. "Siapa aja deh, Raffa pergi ya, Ma."

Raffa langsung pergi keluar membuat tanda tanya besar di benak mamanya. Raffa berjalan dengan langkah cepat menuju rumah Billa, enggak usah naik motor, rumah Billa kan di sebelah rumah Raffa.

Setelah tiba di depan rumah Billa, Raffa mengetuk pintunya, kini tidak ragu seperti waktu itu. Setelah mengetuk beberapa kali, tidak ada jawaban dari dalam rumah.

"Assalamualaikum," Raffa memberi salam, mungkin saja Billa dan Ald tidak mendengar ketukan pintu, tapi bisa mendengar suara Raffa diluar.

Masih tidak ada jawaban dari dalam rumah. Raffa mengetuk pintunya lagi, namun lebih keras. Tidak ada jawaban juga, Raffa menurunkan tangannya. Berpikir apakah Billa sedang pergi bersama Ald.

🎵 Firasat ini, rasa rindukah ataukah tanda bahaya?

Dan satu pikiran melintas di benak Raffa, apakah firasat yang ia rasakan selama ini benar? Billa pergi meninggalkannya begitu? Setelah mereka berbaikan dan bisa seperti dulu lagi, Billa pergi meninggalkannya? Begitu banyak spekulasi negatif bermunculan di benak Raffa, ia tidak tahu harus bagaimana.

Mamanya.

Jika Billa pindah, bukankah Billa berpamitan dengan mamanya? Tanpa menunggu lama, Raffa berlari ke rumahnya sendiri. Menemui sang mama, pasti mama tahu sebenarnya apa yang terjadi.

Raffa membuka pintu dengan tidak sabaran, ia berlari menuju dapur dan terlihatlah sang mama yang sedang menaruh beberapa lauk-pauk di atas meja. Mamanya menoleh dan melihat Raffa dengan heran, karena Raffa nafasnya terengah-engah seperti habis lari dikejar setan.

"Kamu kenapa, Fa? Kok ngos-ngosan gitu?" Tanya mamanya kebingungan.

"Ma, rumah Billa kosong.." sahut Raffa terengah-engah, ia menatap mamanya serius. "Mama pasti tau Billa kemana."

Mamanya tampak terkejut. Lidahnya kelu untuk berbicara. Karena bingung harus bagaimana, mama akhirnya melangkahkan kakinya ke kamar. Mengambil sesuatu yang dititipkan Billa untuk Raffa.

Raffa hanya memandang mamanya bingung, kemudian ia mengikuti mamanya yang menuju kamar. Mamanya tampak mengambil sesuatu di laci meja, setelahnya ia menghampiri Raffa yang berdiri dekat pintu kamar. Tangannya terulur memberikan surat itu pada tangan Raffa.

R&B [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang