Billa pulang (EDITED)

1.5K 52 9
                                    

"Vino, aku mau pulang.."

Entah sudah ke berapa kalinya Billa mengatakan itu. Billa selalu minta ingin pulang, ia juga memandang teman-temannya takut. Mereka tak mengerti semua ini, begitupun dengan Raffa.

Mata tajam Raffa menatap Billa intens, seperti mengamati. Tak sengaja, Billa menatap Raffa yang sedang menatapnya. Billa menjadi takut, ia segera mengalihkan pandangannya pada Vino yang duduk di sebelahnya.

Terlihat dari raut wajahnya, Vino khawatir dan bingung. Ia juga sama tidak tahunya dengan yang lain. Mengapa Billa mengenalnya sementara yang lain tidak?

"Kita enggak bisa pulang sekarang, Bill." Jawab Vino menatap Billa sedih.
"Tapi aku mau pulang, Vin.." balas Billa sambil menundukkan kepalanya.

Dicky menatap Billa lekat, "lo enggak tau siapa kita, Bill?"

Billa menoleh, tatapannya kosong lalu menggeleng samar. Billa tidak tahu ia berada dimana, Billa juga merasa asing dengan orang-orang yang berada di depannya. Yang hanya Billa tahu adalah Vino.

Billa menjadi diam, ia tidak bersuara lagi. Kepalanya ia tundukkan kembali. Tangan Billa masih menggenggam tangan Vino erat. Hanya satu yang ia harapkan, seseorang datang menjemputnya dan membawanya pergi dari tempat ini.

Kemudian terdengar suara ketukan pintu, Daffa berdiri dan membukanya. Ternyata, ada Pak Tito. Daffa mempersilahkan Pak Tito masuk.

Pak Tito nampak tersenyum ketika Billa sudah duduk bersama yang lainnya. Tapi ada yang janggal, tatapan matanya kosong, tidak seperti biasanya. Guru kesayangan semua siswa ini mendekati Billa, namun Billa beringsut menjauh. Badannya kembali gemetaran.

"Aku takut, Vino," ujar Billa dengan suara yang pelan, tapi Pak Tito mendengarnya. Ia menjadi bingung. Pak Tito melangkah mundur, mengurungkan niatnya untuk menghampiri Billa.

Pandangan Billa teralihkan ketika seorang laki-laki masuk, tatapan Billa menjadi hangat. Bibirnya melengkungkan senyuman, Billa segera berlari kearah laki-laki yang baru saja masuk lalu memeluknya erat.

"Lho, bang Ald?"

"Abang.." panggil Billa pelan, "mau pulang."

Tangan Ald terulur membelai lembut rambut Billa. "Iya, kita pulang, ya." Ald menatap teman-teman Billa, ia mengukir senyum. "Billa, ambil barang-barangnya dulu sama Sisil."

Billa menggeleng dalam pelukan Ald, "enggak mau, aku enggak kenal dia. Maunya sama Vino."

Ald mengernyit, tidak mengerti mengapa Billa mengatakan bahwa ia tidak mengenal Sisil. Padahal Sisil sahabatnya. Ald menghela nafas, "ya udah, ambil barang-barangnya sama Vino, ya."

Billa mengangguk lalu melonggarkan pelukannya. Ald minta tolong Vino melalui tatapannya dan Vino mengerti itu. Vino berdiri kemudian masuk ke kamar untuk membantu Billa mengambil barangnya.

Ald menghela nafas, ia mengusap wajahnya. Raut lelah terpatri di mukanya yang ganteng. Gimana enggak lelah? Ald baru sampai disini untuk menjemput Billa lalu mendapat kabar dari Pak Tito yang juga gurunya dulu, bahwa Billa habis dibawa orang tidak dikenal.

Dan Pak Tito mendapatkan informasi dari Vino, Billa hampir dibunuh dengan pisau lipat. Beruntung, Vino bisa menghentikan penculik itu.

Mata Ald memandang teman-teman Billa lalu menempatkan diri di samping Kevin setelah anak itu mempersilahkannya duduk.

"Billa kenapa, Vin?" Tanya Ald pada Kevin. Ald memang mengenali teman-teman Raffa karena teman-teman Raffa adalah teman Billa juga.

"Kevin juga engga tau bang. Abis dia bangun tidur, dia enggak ngenalin kita semua. Dia cuma kenal Vino." Jawab Kevin sambil menunduk, ia juga merasa sedih karena Billa tidak mengenalnya.

Ald menghela nafas lagi, ia memijat pangkal hidungnya pelan. Kenapa jadi gini, pikirnya. Ald tidak tega melihat adiknya seperti ini, setahu Ald, Billa bukanlah orang yang suka mencari masalah. Tapi kenapa Billa punya musuh yang bahkan ingin membunuhnya?

Ald melihat Sisil, gadis itu tertunduk. Ia pasti sedih karena Billa tidak mengenalinya. Ald memejamkan matanya sebentar, lalu membukanya lagi. Sepertinya Ald mengetahui apa yang ia harus lakukan terhadap Billa.

"Sil.." panggil Ald lalu Sisil menoleh dengan mata yang memerah. Ald tersenyum kecil, "tenang aja. Billa pasti inget kalian lagi kok, Billa cuma butuh dibawa ke psikiater aja.

Mata Sisil melebar seketika, ia menatap Ald senang. Sahabatnya itu akan kembali ingat padanya. Bibirnya melengkungkan senyum manis.

"Tapi bang, Billa enggak bipolar kan?" Celetuk Daffa yang langsung dapat jitakan penuh kasih sayang dari Kevin. "Aw! Sakit Vin, Ya Allah, kalo gue jadi bego gimana?" Kata Daffa meringis.

"Lo emang udah bego!" Balas Kevin gemas bercampur geram dan kesal.

"Makasih lho pujiannya, Kevin sayang."

"Jijik, amit-amit jabang bayi, Ya Tuhan."

Mereka yang ada di sana tertawa melihat betapa konyolnya seorang Daffa dan Kevin. Ini cukup menghibur mereka yang sedang bersedih. Namun tawa itu tak berlangsung lama, tawa mereka berhenti ketika Vino keluar dengan menyeret koper dan disusul Billa dibelakangnya.

Tatapan Billa masih sama, kosong dan hampa. Wajahnya juga menampilkan raut datar. Raffa berdiri, ia menatap Billa sedih.

"Lo beneran mau pulang, Bill?" Tanya Raffa.

Billa menatap ke orang yang bertanya padanya, ia mengernyit. Merasa tidak asing dengan dia lalu mengangguk-anggukkan kepalanya.

Ald berdiri lalu mengambil alih koper yang dibawa Vino. Ald menggandeng tangan Billa, lalu berpamitan kepada yang lainnya.
"Pak Tito, saya pamit pulang. Maaf jika Billa merepotkan bapak dan yang lainnya. Makasih buat kalian yang udah menerima Billa." Kata Ald sambil mencium punggung tangan Pak Tito. "Bill, salim juga. Itu guru kamu, lho."

Billa sedikit takut, sebenarnya ia enggan, tapi ia menuruti perkataan Ald dan melakukan yang disuruh Ald.

"Hati-hati kamu Ald, sering-sering berkunjung ke sekolah. Jaga adik kamu terus. Semoga Billa cepat membaik dan bisa mengingat kita semua." Jawab Pak Tito yang dijawab anggukkan oleh Ald.

Ald tersenyum simpul, "saya permisi dulu pak. Assalamualaikum."

"Waalaikumussalam," jawab mereka serentak.

Ald menarik Billa pelan, berjalan menuju keluar villa dan mereka akan kembali ke rumah menggunakan pesawat.

***

Haiii, maaf baru update. Maaf part ini enggak panjang. Ini masih angetan lho, baru aku ketik hehe.

Sedih jg cerita ini sebentar lg tamat😢. Oh iya, mampir jg ya ke cerita aku yg lain, oke? Aku maksa lho ini! Eh enggak enggak. Bercanda. Tapi kalian harus baca, #eh.

Udah ah kepanjangan, dadah!

Itu Abang Ald lho si Niall Horan😚

R&B [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang