BAB 1.B (Bismillah, Dunia Baru)

9.7K 454 13
                                    

Kakak beradik ini tiba di ruang kelas bertuliskan XI IPA 1, mereka di temani wali kelas. Alyssa mengamati ruang kelas barunya, tak ada yang menarik. Lebih-lebih dia khawatir dengan keadaan yang campur baur antara siswa laki-laki dengan perempuan. Alyssa duduk di barisan paling pinggir lurus dengan meja guru.

Wali kelas dan Mas Bisma meninggalkan Alyssa di kelas dan berbincang di luar kelas. Dia kembali teringat suasana kelas di Pesantren tak seperti ini. Semua santri perempuan, guru masuk mengenakan jilbab dan kerudung. Tidak seperti di sini, guru masuk menggunakan konde kecil di kepalanya. Hanya segelintir saja yang memakai kerudung.

Suara dari samping telinga membuyarkan lamunan Alyssa, memaksanya sadar bahwa di sinilah tempat menuntut ilmu, di SMA Safir.

"Hai! Kamu anak baru, ya? Kenalin deh, namaku Via Sabella, Panggil Via aja," ucap seorang gadis manis yang kini duduk di sebelah bangku Alyssa.

Gadis ini terlihat chubby. Dengan pipi tebal, rambut di gerai, hanya saja bagian samping kanan dan kiri diikat kebelakang hingga tak ada rambut jatuh ke depan wajahnya.

Gadis itu menjulurkan tangannya. Alyssa menjabat tangan Via seraya berucap, "Aku Alyssa."

"Kamu nggak perlu malu-malu, kita kan udah jadi teman sebangku." Via berceloteh dengan riang.

Alyssa tak membalas ucapan Via, hanya membalas dengan senyum simpul. Dia berkesimpulan bahwa Via adalah gadis yang mudah bergaul pasti dia periang tak mudah bersedih, Alyssa cukup senang berkenalan dengan Via, setidaknya ada satu nama yang bisa dicari saat butuh pertolongan.

"Pindahan dari mana?" tanya Via lagi, dia begitu antusias atas kedatangan teman baru ini. apalagi setelah melihat penampilan spesial gadis yang duduk si sampingnya itu.

"Pesantren."

Via terpana. Baru kali ini dia bertemu dengan seseorang yang pernah nyantri. "WAW! Pantesan penampilanmu beda dari yang lain, kayak ada suasana-suana religius gitu. Kamu ada kenalan di sini?" Via heboh.

"Tidak."

Mendapat jawaban singkat begitu tak membuat Via jera bertanya. Dia semakin penasaran pada sosok Alyssa yang terlihat kalem. Via memandangi seragam Alyssa. lengan panjang, rok panjang dan agak lebar serta kerudung yang Alyssa gunakan, Via rasa terlalu berlebihan alias terlalu lebar. Beberapa siswa di sekolah ini ada juga yang menggunakan kerudung, hanya saja tidak selebar yang Alyssa kenakan.

"Maklum sih, kitakan baru kenal, tapi kamu nggak usah sungkan, aku mah woles anaknya!" kata Via bersahaja, dia seolah mengerti bahwa Alyssa masih canggung untuk berbicara lebih.

Datang lelaki berpostur tinggi, kulit kuning langsat, rambut klimis rapi, seragamnya pun rapi, garis bekas setrika masih terlihat. Lelaki ini mencerminkan image keren anak SMA. Dia berdiri tepat di depan meja Alyssa dan Via. Lurus dengan posisi duduk Alyssa.

"Hai! Aku Debo, ketua kelas di kelas ini," ucapnya sambil mengulurkan tangan kanan pada Alyssa sama seperti yang dilakukan Via tadi.

Alyssa memandangnya sekilas lalu kembali menunduk. Dia menyatukan kedua tangan di depan dada lalu berucap, "Alyssa." katanya.

Debo jadi gelagapan sendiri dan cukup bingung pada Alyssa. Sebelum berpikir panjang lebar dia amati tangan kanannya tak ada sesuatu yang mengotori. Dia cium tak ada bau apa-apa, dalam pikirannya kini mengapa Alyssa tidak mau bersalaman dengan dirinya?

"Heh! Dia ini pindahan dari Pesantren, jangan asal todong gitu." Via menepis tangan kanan Debo yang masih menggantung di depan Alyssa. Ucapan Via menjawab pertanyaan yang belum sempat Debo lontarkan pada Alyssa. Debo jadi teringat guru ngaji-nya dulu yang mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan dilarang bersentuhan jika bukan dengan muhrimnya.

CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang