BAB 11.A (WHAT IF LOVE)

2.6K 196 12
                                    

Lagi rajin dong thornya  😂
Yuk langsung yuk 🚠
🍓
🍓
🍓
🍓

Siswa kelas XI IPA 1 memadati teras luar Lab. Komputer mereka menunggu giliran masuk, di dalam Lab masih dihuni oleh kelas XII IPS 1. Sepuluh menit kemudian bell pergentian jam berdering, siswa XII IPS 1 mulai meninggalkan Lab kemudian digantikan oleh kelas yang dipimpin oleh Debo.

Via, Debo dan Bagas memilih masuk Lab belakangan, mereka masih membahas kejadian kemarin antara Debo dan Dea. Via mendesak Debo untuk segera bertemu dengan Dea.

“Kenapa kamu yang semangat sih, Vi?” Debo tampak lesu dengan bujukan beberapa teman yang menyarankan dia untuk cepat menemui Dea.

“Dea udah jelas-jelas, Deb dia pengen balikan sama kamu,” jawab Via.

“Setauku, Kak Gara itu suka sama Dea, Deb!” ucap Bagas.

What?? Kak Gara mantan ketua OSIS? Naksir Dea? Wah gila ini mah, kelas kakap lawanmu, Deb!” Via menampilkan ekspresi heboh lagi. Dia tak pernah bisa menahan diri untuk tidak berlebihan dalam berpendapat.

“Yasudahlah, ikut kemana air mengalir saja.” Debo tampak tidak jelas, dia berjalan memasuki kelas yang sudah bebas antrian.

Via membuntuti Debo namun naas seseorang hendak keluar ruangan dan terjadilah tubrukan antara lelaki tinggi dan Via. Untuk melihat wajah lelaki itu, Via harus sedikit mendongakkan kepala, karena lelaki tadi jauh lebih tinggi darinya.

“Oh, Via. Maaf ya, silahkan masuk,” ucap lelaki itu sembari tersenyum untuk Via.

Via terdiam melihat orang yang ada di depannya tadi.

“Kak Gara!” lirih Via.

Kak Gara keluar ruangan meninggalkan Via yang tetap mematung di pintu masuk. Bagas mendorong pundak Via, menyadarkan gadis yang sedang terpesona ini.

Kelas TIK dimulai. Di dalam lab ini tersedia tiga puluh set computer pas dengan banyaknya siswa. Sarana dan prasarana di SMA Safir adalah yang terbaik. Selalu memenuhi standar dan cepat tanggap untuk perubahan yang lebih baik.

Via tidak bisa focus pada pelajaran. Pikirannya terperangkap pada pertemuannya dengan kakak kelas berperawakan tinggi tadi. Via menyobek kertas, ditulisinya kertas itu lalu diberikan pada Bagas.

Gas, tadi tuh bener kak Gara? Tulis Via pada secarik kertas tadi.

Yaiyalah. Apaan sih ini, alay. Bagas menulis balasan di bawah tulisan Via.

Wah ini gila! Kak Gara kok bisa ganteng gitu ya, dulu kayaknya nggak begitu si kakak.

Kamu suka Kak Gara? Aku bisa bantu kamu dekat sama Kak Gara! Tulis Bagas.

Beneran? Tapi apa mungkin? Kamu bilang tadi Kak Gan Suka sama Dea?

Dea urusannya Debo.

Belum sempat Via menulis balasan Pak Alwi menegur karena dari tadi mereka bergerak dengan ketara. Tempat duduk Via dan Bagas berjarak tempat jalan tidak duduk semeja, maka dari itu Pak Alwi mudah menagkap gerak mereka.

“Ada apa Via dan Bagas?” tanya Pak Alwi menghentikan penjelasan.

“Pinjam pulpen pada Bagas, Pak.” Via menunduk dan segera meyembunyikan kerta berisi pesan untuk Bagas.

💓💓💓

Alyssa duduk sendiri di bangkunya. Kelas menyisakan empat orang, ada Duwi, Mario, Gloria dan Alyssa. Alyssa kehilangan Via, Bagas dan Debo biasanya mereka akan berangkat bersama-sama ke kantin. sejak kelas TIK berakhir Via dan Bagas tidak terdeteksi kemana perginya. Alyssa ke kelas bersama Gloria dan di kelas tidak ada Via, Bagas dan Debo.

CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang