Marhaban ya ramadhan 💞💞
Alhamdulillah ya bisa bertemu lagi dengan puasa, bulan yang penuh ampunan dan pahala dilipat gandakan, kuy lah jangan sampek ramadhan kali ini lewat begitu saja tanpa dapet ampunan dan pahala yang menggunung, sayang banget kan!
Kuat ya puasanya 😘
Lanngsung kuy....
💓
💓
💓
💓“Lo harus jadi pacar gue,” ucap Riki tanpa senyum miring wajahnya berubah serius.
Alyssa menatap Riki tak percaya. Dia langsung berlari meninggalkan Riki dengan langkah besar. Kali ini Riki tidak menghentikan dan tidak mengejar, lelaki ini hanya melihat kepergian Alyssa tanpa melakukan apapun.
Alyssa berlarian. Dadanya kembali sesak, kali ini lebih bergemuruh dari sebelumnya, karena dia rasa akan mendapat masalah lagi. Tak terasa satu bulir airmata jatuh ke tanah, Alyssa tidak bisa menahannya. Riki, kenapa dia sangat mengganggu. Alyssa hanya ingin bersekolah dengan tenang, apakah tidak ada ketenangan untuk gadis seperti dirinya di sekolah liberal ini?
Alyssa terus berlarian sampai dia lihat di depannya Debo dengan Dea sedang berjalan menuju kelas, walaupun melihat dari belakang Alyssa tau itu Debo dan gadis yang menemui Debo waktu itu. Alyssa kembali merenung, kenapa aku berhenti berlari dan melihat mereka? Setelah itu Alyssa menyalip Debo tanpa sapa.
Alyssa menenggelamkan wajahnya diatara lengan kanan dan kiri yang ia letakkan di meja. Alyssa menunduk menahan tangis, dia tidak ingin menangis lagi di kelas. Itu bukan hal yang baik untuk dilakukan. Beberapa saat kemudian terdengar ketukan di mejanya. Alyssa mendongak, itu Debo yang berdiri di depan mejanya.
“Ada apa Alyssa? Riki menyulitkanmu?” tanya Debo.
“Tidak ada,” jawab Alyssa tak bersemangat dia juga tak berniat bercerita pada Debo tentang apa yang terjadi padanya.
“Aku melihatmu bersama Riki di kantin, kamu nggak diapa-apain kan?”
Alyssa memandang Debo dengan wajah yang sulit diartikan. Untuk beberapa saat mereka hanya saling tatap, Debo menunggu jawaban Alyssa sedangkan Alyssa ditimpa berbagai rasa yang tak bisa tersampaikan.Alyssa kembali menyembunyikan wajahnya seperti semula. Debo merasa diabaikan. Walaupun Alyssa sangat cuek padanya tetap saja dia merasa ada yang janggal dari Alyssa hari ini. Pasti telah terjadi sesuatu antara Alyssa dan Riki, itu tebakan Debo. dia jadi merasa bersalah pada Alyssa.
Datang Via dan Bagas mereka masih sibuk berdiskusi. Entah apa yang mereka lakukan sampai tak mau peduli dengan Alyssa.“Heh! Kalian berdua dari mana saja? Keluyuran mulu nggak dengar bell sudah berbunyi dari tadi?” Debo heboh sendiri mengganggu Via dan Bagas.
“Apaan sih, Deb mulai deh kayak tante-tante!” sungut Bagas.
“Udah cepetan duduk di bangku masing-masing.” Debo tampak merajuk, dia mendorong bahu Via agar duduk di tempatnya kemudian melakukan hal yang sama pada Bagas.
“Kamu kenapa marah-marah?” Bagas ikutan mendumel.
“Ini Alyssa kenapa kayak gini?” Via ikutan bertanya-tanya.
💟💟💟💟
Masih seperti ini Alyssa datang lebih awal dan pulang terakhir karena terikat hukuman kasus yang lalu bersama dengan Debo dan Riki. Kali ini Alyssa tidak menyapu laboratorium, dia menyapu halaman kelas XI IPA 1 dan IPA 2 sementara Debo kelas menyapu halaman kelas XI IPA 3 sampai IPA 5. Riki tidak terdeteksi keberadaannya.
Alyssa terus berpikir apa yang akan dia perbuat pada Riki, menghentikan Riki? Tentu saja, tapi dia tidak tau caranya. Dia tidak ingin berurusan dengan Riki, mengapa lelaki itu hadir seolah menjadi bagian dari tokoh penting dalam kisah Alyssa di sekolah ini? Alyssa tidak pernah membayangkan sosok Riki, walaupun dia berprasangka buruk pada sekolah barunya ini tapi tidak sampai pada sosok laki-laki yang terus-terusan menghantuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit]
Spiritual🍓 Follow me first for best reading... Alyssa siswa pindahan dari pesantren harus duduk di bangku SMA Safir, SMA Favorite di kotanya. Dia yang biasa dengan lingkungan religius serba teratur dari pesantren memulai kehidupan baru di SMA Safir yang s...