Assalamualaikum kesayangan thor...
krik... krik...krik... (Penghuni sudah pindah lapak setelah sekian lama digantung tanpa ada kode apapun) :( huaa....
im sorry for ke ngaretan ini dears... selain karena laptop nggak mau nyambung wifi, terus hape juga suka ngambek minta adek(?) thor juga sedang mengerjakan sesuatu yang yaaa... ada dehh, pada gak pengen tau kan :(
.
ok. ok... hentikan hal tidak jelas ini. dengan pembacaan basmalah bersama kita langsung menuju TKPnya Alyssa. kuy!!!
Bismillahirrohmanirrohim....
.
.
.
.
Hari-hari Alyssa tak seperti biasanya, dimana dirinya, Via, Bagas dan Debo selalu menghabiskan waktu istirahat bersama di kantin atau bercengkrama riang saat tidak ada guru, walaupun Alyssa tidak aktif terlibat dalam candaan. Semua hal itu tidak mereka lakukan lagi, Via dan Bagas sibuk berdua tanpa melibatkan Alyssa dan Debo. tentu saja karena Debo dan Via sedang bersitegang. Sementara dengan Alyssa, Via tidak melibatkan karena dia paham Alyssa tidak suka dengan kata pacaran dan melarang Via untuk berpacaran. Walau begitu hubungan Via dan Alyssa tetap baik tidak setegang ketika bertemu dengan Debo.
Alyssa tertunduk lesu di bangkunya, sepertinya guru Fisika datang terlambat. Alyssa diam namun pikirannya melayang teringat ucapan Riki waktu itu, untuk sementara belum ada gangguan ekstrim dari Riki, masih satu kali sejak kejadian ban motor bocor. Mungkin saja Riki sudah bosan atau menyerah.
Via mendekati Alyssa setelah selesai berdiskusi dengan Bagas.
"Alyssa, mikirin Riki ya?" kata Via membuyarkan lamunan Alyssa.
Alyssa hanya tersenyum.
"Udah tenang aja, Riki emang begitu, dia suka mengancam dan melakukan hal yang kekanak-kanakan. Aku nggak tau sih seberapa jauh Riki bakal balas dendam, tapi aku nggak peduli. Aku sedang focus untuk dapetin hati Kak Gara!" Via berkata dengan tenang, benar-benar tidak ada gelisah seperti waktu dia berseteru dengan Riki dulu. Dia tidak peduli dengan apa yang akan dilakukan Riki, Via seperti memiliki kekuatan untuk abai pada ancaman Riki.
"Apa yang kamu suka dari kakak itu, Vi?" Alyssa memulai pembicaraan.
"Apa ya? Semua yang ada di diri Kak Gara aku suka," jawab Via.
"Aku harap kamu bisa cepat menikah dengan Kakak itu." Alyssa berucap dengan tulus. Dia menyebutkan kata nikah di bangku SMA.
Kedua retina Via membesar lalu tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Alyssa dengan tawa yang perlahan mengeras.
"Aku seneng sih, itu artinya kamu dukung aku sama Kak Gara bersatu, tapi kalau buat nikah, ya nggak bisa secepat itu lah Alyssa, kamu ada-ada aja yak. Tapi makasih loh, semoga di masa depan aku sama Kak Gara beneran jadi pengantin!" Via malu-malu saat mengucapkan kalimat terakhir.
"Tidak ada obat paling ampuh untuk dua orang yang saling mencintai selain menikah. Pacaran bukan jalannya, Vi."
Via mengembus napas berat. Lagi-lagi Alyssa membahas tentang pacaran yang tidak diperbolehkan agama.
"Lyssa sayang. Kamu pernah ngerasain disayang sama orang yang kamu sayang nggak?"
"Selalu. ummi, abi, Mas Bisma."
"Bukan, bukan itu. menurut kamu kenapa banyak sekali orang menjalin hubungan? Karena mereka merasa aman dan tenang saat ada yang memerhatikan mereka, yang menyayangi mereka. Kamu tau? Cinta itu tidak bisa dibendung Alyssa."
KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit]
Spiritual🍓 Follow me first for best reading... Alyssa siswa pindahan dari pesantren harus duduk di bangku SMA Safir, SMA Favorite di kotanya. Dia yang biasa dengan lingkungan religius serba teratur dari pesantren memulai kehidupan baru di SMA Safir yang s...