BAB 14.B (SETITIK CAHAYA TEDUH)

1.9K 170 35
                                    

Assalamualaikum....

Selamat siang... Subhanallah panas banget ya hari ini, eh nggak cuma hari ini sih ya, emang sekarang lagi musim kemarau jadi panasnya, subhanallah sekali. ini baru panas dunia, belum lagi panas padang mashar yang diceritakan matahari satu jengkal dari kepala, :'( dan yang paling mengerikan, panas api neraka :( naudzubillah, semoga kita termasuk orang yang mendapat ampunan, Aamiin Allahumma Aamiin...

jangan lupa minum yang dingin-dingin ya.... 

.

.

.

©©©

Alyssa duduk di halte dekat sekolahnya. Sudah tiga puluh menit lewat, Mas Bisma belum terlihat. Gadis ini tetap tenang walaupun Mas Bisma terlambat menjemput, selagi menunggu dia berdzikir, beristighfar sesekali bershalawat untuk junjugannya Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Jika orang lain akan memilih bersenandung lagu-lagu yang lagi hits maka Alyssa adalah remaja yang tidak update tentang tangga lagu yang sedang update.

Motor CBR hitam berhenti tepat di depan Alyssa. pengemudinya memakai pakaian serba hitam. Tanpa alasan Alyssa terintimidasi, dia tahu lelaki pengendara itu adalah Riki. Alyssa yang tidak ingin menemui Riki berinisiatif untuk pergi.

Alyssa mencoba menjauh. Seperti menjadi kebiasaan yang melekat pada diri Alyssa, ketika ada Riki dia harus menghindar seolah Riki adalah larangan dari Tuhannya untuk selalu dihindari. Apakah ini artinya Alyssa berburuk sangka pada Riki? Apakah tidak ada hal baik yang bisa dilakukan ketika dia bersama Riki? Alyssa rasa tidak ada kepentingan antara dirinya dengan lelaki yang sedang mogok sekolah ini. Untuk saat ini dia tidak pernah ingin berdekatan dengan anak IPS yang satu ini.

"Gak usah ngehindar," pekik lelaki itu setelah melepas helm full face-nya.

Riki berdiri di depan Alyssa sambil bersedekap lengan.

"Temen lo gimana?" tanya Riki. Tentu saja maksud pembicaraan ini adalah Via yang sedang rawat inap di rumah sakit.

"Via semakin membaik."

"Selagi gue nggak ada di sekolah, ada yang nyariin gue?"

Alyssa tampak berpikir. Apakah ketika orang-orang menggosipkan Riki sama dengan mereka mencari dan ingin tau kabar lelaki ini? dia tidak tau apakah ada yang mencari Riki, dan bagaimana mungkin seorang Alyssa tau?

"Wali kelasmu."

Riki menyeringai, "Dari mana lu tau wali kelas gue nyariin?"

"Dari Dea."

"Lu nyariin gue nggak?"

Alyssa terdiam. Mengapa pertanyaannya seperti ini? Alyssa berpikir, apakah ketika dirinya berjalan untuk pergi ke mushallah−berhati-hati melirik sana-sini untuk memastikan keberadaan Riki, karena jika dia melihat Riki dia akan mengambil jalan lain. Apakah hal semacam itu termasuk nyariin Riki? Jika benar sikapnya termasuk nyariin Riki, maka setiap hari Alyssa lakukan itu.

"Anggep gue nggak nanya itu deh. Menurut lo, gue harus masuk sekolah apa berenti aja?"

Riki mengajukan pertanyaan aneh lainnya. Mengapa aneh? karena semua itu tidak ada urusannya dengan gadis yang mengenakan tas gendong berwarna cokelat ini. Mengapa Alyssa harus menjawab? Mengapa lelaki tinggi jangkung ini menanyai dirinya? Alyssa bingung.

Ditatapnya Riki yang kini duduk di bangku halte. Lelaki itu menunduk, apa sebenarnya yang terjadi padanya? Alyssa tidak banyak tahu tentang laki-laki ini, tapi kenapa dia selalu mendatanginya seolah mereka sangat akrab.

CAHAYA DARI ALYSSA [Sudah Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang