"Kenapa? " tanyaku bertanya pada kekasihku. Ini masih pagi, dan ia memintaku bertemu di kantin kampus membicarakan perihal putus. "Aku hanya merasa... Kau terlalu sibuk dengan mata kuliahmu, sahabatmu, dan keluargamu. Aku tidak pernah punya waktu bersamamu untuk jalan-jalan atau melakukan hal-hal seperti sepasang kekasih lainnya " ia beralasan, "aku sudah berkata dari Awal hubungan kita bahwa aku bukan orang yang mendahulukan kekasihku bukan? " tanya ku mengingatkan saat kami pertama Kali menjalin hubungan, "aku tau. Tapi sekarang aku merasa, Apa kau benar-benar mencintaiku?. Kau seperti tidak menganggapku sebagai kekasihmu " jawab kekasihku itu.
Oh... Apa dia pikir aku buta? Aku melihatnya bersama seorang wanita semalam. Aku Hanya terlalu malas untuk menegurnya semalam, dan sekarang dia memutuskanku dengan alasan yang sebenarnya sudah pernah kubahas padanya saat pertama kali kami memutuskan untuk memulai hubungan ini. Tcih... Apa semua pria seperti dia? Ketika melihat wanita yang lebih cantik lagi Maka mereka akan berpaling dari kekasihnya?. "Baiklah... Tapi Jangan pernah menyesal karena sudah memutuskanku " ucapku berlalu pergi dari hadapannya. Setelah mengucapkan kalimat tadi, Entah Kenapa, hatiku Rasanya sakit. Seperti ada yang menusuknya. Aku tidak ingin terlihat menangis di hadapan pria brengsek itu. Jadi, aku memutuskan untuk pergi ke mobilku dan pulang ke rumah. Lagipula aku tidak ada Jadwal mata kuliah hari ini.
Tiga puluh menit aku menyetir mobilku sendiri. Dan selama itu aku menitikkan air mataku ini. Seharusnya aku tidak boleh menangis hanya karena seorang Park Jimin. Mantan kekasihku yang brengsek itu. Tapi tetap saja, bahkan saat di kamar, aku tetap menangis Tak karuan. Aku hanya mengingat Kenanganku bersamanya dari awal. Dari saat aku dan dia hanya seorang teman. Sekarang aku berpikiran, lebih baik kami hanya menjadi sahabat daripada sepasang kekasih.
Satu setengah jam aku menangisi seorang pria bernama Park Jimin itu. Sekarang aku kelelahan, aku pergi ke dapur untuk mengisi tenagaku. Kemudian pikiranku kualihkan dengan cara membaca kumpulan buku yang tersusun rapi di raknya. Mataku tertuju pada sebuah buku berwarna soft blue di bagian rak paling atas. Kuambil kursi untuk menjangkaunya.
Setelah terambil, aku baru sadar bahwa ini adalah buku diaryku saat sekolah menengah dulu, "SOPA " sekolah yang menjadikanku seorang pemain musik klasik Sekarang. Mungkin Benar yang dikatakan Jimin, aku terlalu sibuk untuk mata kuliah, sahabat, keluarga Tapi dia tidak menyebutkan pekerjaanku, Apa dia cemburu pada sahabat, dosen, dan keluargaku? Ah... Aku tidak boleh memanggilnya hanya dengan namanya saja sekarang, aku bukan siapa-siapanya lagi, jadi aku harus memanggilnya 'Oppa' jika aku bertemu dengannya nanti.
Aku pergi ke kamarku dan mulai membaca isi hatiku yang tertulis disana dan mengingat kejadian itu. Anehnya, aku masih mengingat semua kejadian yang tertulis disana Padahal ini sudah tahun Ketiga aku lulus sekolah.
_MEMORY_
Catatan Author:
Endi balik lagi. Nggak tau bakal di unpub lagi atau nggak sih. Setelah Problems dan Imagine yang Endi unpub, kita lihat aja nanti yang satu ini. Kalau pembacanya banyak KYAKNYA enggak sih :'vMaafkeun kelabilan saya sebagai author ne.. 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
M E M O R Y
Short StorySeorang wanita yang mengingat kenangan-kenangan masa SMAnya pada seorang pria karena namchin nya memutuskannya