part 9

29 6 3
                                    

"Jika kau menggunakan teori menghafal, suatu saat kau pasti akan lupa, bahkan tidak sampai satu bulan jika ingatanmu lemah"

Kali ini aku duduk berdua dengan Ryosuke-kun, kami belajar bersama setiap jam istirahat.

"Jaman sekarang, otak manusia hanya bisa mengingat sesuatu yang mungkin rutin kita kerjakan. Jika kita menghafal suatu materi hanya untuk moment ujian saja, setelah itu ingatan kita tak lagi merekam materi itu"

Ryosuke-kun benar-benar cerdas. Penjelasannya membuatku kagum dan semakin jatuh hati padanya.

"Jadi kau harus mempunyai trik untuk memahami materi. Kau harus mengambil satu kata kunci untuk dikembangkan menurut bahasamu sendiri. Seperti ini.."

"Ummm"

Dia tersenyum manis padaku.

"Aku heran padamu, mei... Kau ini masuk dalam peringkat kelas, kenapa kau memintaku untuk mengajarimu? "

"Anu, tidak, aku merasa sedikit telmi jadi mungkin Ryosuke-kun mau membantuku"

Aku tersenyum konyol.

Tukkk

Dia memukul kepala ku pelan dan tersenyum manis padaku. Menatapku dengan lembut.

"Kau ini slalu saja merendah"
.

.

.

.

Hari-hariku dipenuhi kebahagiaan, semakin lama pula aku semakin dekat dengan Ryosuke-kun.
Dia sangat baik
Dia ramah
Dia calm dan lembut
Selain cerdas dia juga murah senyum. Seperti malaikat disisiku.
Disisiku??
Ah tidak, mungkin aku terlalu berharap.

"Mei"

"He? A -iya"

"Kau ini sedang memikirkan apa??"

"B-bukan apa-apa ryo-kun"

Barusan aku memanggilnya Ryo?? Aku sok akrab sekali, padahal hanya teman belajar dan teman pulang sekolah seperti ini. Mimpi apa aku semalam?

"Kukira kau memikirkan sesuatu"

Dia tersenyum lagi, sungguh sangat tampan, lama-lama aku bisa mati terbawa suasana jika disampingnya terus.

"Mendung, sepertinya mau hujan"

Dia mendongak keatas, melihat langit yang mendung.

"Iya"

Akupun melakukan hal yang sama sepertinya. Menatap langit yang berawan dan tertutup oleg pohon-pohon sakura.

Brezzzzzzz

"O-ooo"

"Eh.."

Tiba-tiba hujan turun, aku memandang Ryosuke-kun yang kelihatan kaget dan kewalahan.

Ia melepas blazernya dan memayungiku.

Aku tertegun.

"Mei kita cari tempat berteduh"

"I-iya"

Dia menyerahkan blazernya padaku lantas berlari sambil tertawa kearahku.

"Ryosuke-kun....."

Aku mengejarnya dan memayungi tubuhku dengan blazer miliknya.

"Tunggu aku..."

"Ayo mei"

Dia tertawa kecil, aku juga. Berlari bersamanya, mengejarnya dengan suasana hujan gerimis seperti ini. Berlarian dibawah pohon-pihon sakura pinggir jalan. Wangi aroma Ryosuke-kun diblazernya pun tercium oleg hidungku. Tuhan.. Apakag aku sedang bermimpi???

"Mei... Sini.."

Kami berteduh dihalte. Ryosuke-kun mengelus kedua lengannya. Dia basah kuyup.

"Ryosuke-kun, kau baik-baik saja??"

Aku khawatir dia kedinginan.

"Apa aku kelihatan mengkhawatirkan??"

"Aku takut Ryosuke-kun sakit"

Dia tersenyum

"Aku sangat suka hujan dimusim semi"

Aku tersenyum memandang wajahnya. Aku baru sadar, dia melepas blezernya bukan karna dia ingin melindungiku, tapi karna dia ingin menikmati hujan ini. Sakitnya hatiku.

"Mei, kau tak ingin pulang?? Hujannya sudah mulai reda"

"A-iya. Aku ingin pulang"

Ryosuke menengadahkan tangannya, mengisyaratkan agar aku mengembalikan blazernya.

"Ryosuke-kun, aku akan mencucinya, kukembalikan besok"

"Tidak perlu repot-repot. Biar aku sendiri yang mencucinya"

Iya, aku tak punya pilihan selain mengembalikannya.

"Arigatou, Ryosuke-kun"

"Mm"

Dia hanya mengangguk tersenyum.

Bus yang menuju rumahnya datang. Dia masuk seraya berpamitan padaku.

Aku tersenyum manis membalasnya.

Ryosuke-kun..
Apa kau merasakannya,
Aku sangat menyukaimu..
Mendambakanmu...
Dan mengagumimu.
Kumohon, lihatlah aku lagi, lagi dan lagi..

_tbc_

Jangan lupa vote dan comentnya, butuh dukungan, kritik dan saran
Hehe
Terimakasih

Rainy SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang