part 15

14 3 1
                                    

Suasana sekolah semakin sepi. Aku memutuskan untuk pulang setelah melihat ektra kurikuler basket. Kulangkahkan kakiku untuk pergi.

"Oi osamu, Ryosuke, bunga kalian ketinggalan. Bukankah kalian ingin me-notice gadis?"

Samar-samar aku mendengar suara anak-anak basket saat aku melenggang pergi.

Sepi, koridor kelas sangat sepi. Bahkan suara hentakan kakiku terdengar menggema.

"Mei"

Aku langsung menengok kesumber suara. Dia berlari menghampiriku dengan sebuket bunga ditangannya.

"Osamu-kun??"

"Ini untukmu.."

"A-apa???"

Aku memandang osamu penuh tanya, otak ku tak bisa mencerna ucapannya dengan baik. Dia terus menatapku tulus.

"Terimalah, eh bukan. Maksudmu kau kuterima"

Tap tap tap

Perhatianku pecah begitu saja saat mendengar hentakan kaki orang lain selain kami.

"Ryo-suke-kun...."

Tak lama, sosoknya menghilang ditelan kegelapan dalam lorong kelas. Yang tadi benar-benar Ryosuke atau hanya bayanganku yang slalu berfikir bahwa yang menotice ku adalah Ryosuke.

"T-tadi Ryosuke-kun?? A-apa dia ada disana??"

gugup dan bingung, aku berusaha mengejar Ryosuke. Namun tanganku ditarik begitu saja oleh pemuda disampingku.

"Mei"

Dia menatapku lekat-lekat.

                    *        *         *

Aku hanya terdiam saat berjalan bersama orang populer disampingku. Menunduk membawa beban dihatiku.

Osamu menghentikan langkahnya hingga membuatku melakukan gal yang sama. Kulihat dia mengedarkan pandangan kearah koridor sebelah.

Deggghh

Jantungku serasa berhenti saat melihat siapa yang dipandang osamu.

"Meakipun begitu Ryosuke, arigatou"

"Hmm"

Kenapa?? Benarkah yang kulihat. Yua memegang bunga milik ryosuke. Jadi benar, yua adalah gadis yang ingin dinotice Ryosuke?

Sakit, dadaku sangat sakit hingga aku mencekamnya dengan kuat. Aku dan osamu hanya diam hingga Ryosuke dan yua menengok kearah kami.

"M-mei????"

Ryosuke terlihat kaget saat melihatku dan entah mengapa dia lebih kaget saat melihat bunga yang masih melekat ditangan osamu.

Perlahan osamu mendekati yua dan memberikan bunganya.

"Untukmu"
Ucapnya dingin.

"O-osamu"

"Mei bilang harusnya bungaku ini untukmu. Dia memyuruhku untuk tidak membohongi perasaanku padamu"

"T-tapi osamu.."

"Kau tak perlu memaknai pemberianku sebagai notice"
Osamu melirik kearah Ryosuke yang terdiam.
"Kau cukup menerimanya saja"
Ucapnya kembali dingin.

Tak kuat melihat pemandangan itu, perlahan kakiku beranjak menjauh meninggalkan mereka.

_tbc_

Huwaaaa aku nggak tau ini feel nya dapet ato enggak. Semoga nggak membosankan. Jangan lupa kritik sarannya ya readers :v

Rainy SeasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang