Sejak hari itu, aku dan Ryosuke semakin jauh. Dia selalu sibuk dengan persiapan ujiannya. Aku-pun sama. Sebisa mungkin aku melupakannya, berusaha menyibukkan diri.
Waktuku untuk sekedar kebetulan bertemu dengannya-pun semakin berkurang. Dia berada dikelas yang berbeda denganku.
Tak jarang aku merasakan Rindu. Setiap kali aku berusaha membunuh rasa yang datang, semakin bertambah kuat pula rindu itu.
Hanya osamu yang selalu menemaniku. Osamu selalu berusaha membuatku tertawa dan memperlihatkan bahwa dia selalu ada disisiku. Tapi tetap saja. Aku merasa hambar. Hati ini terus menolak untuk diisi dengan yang bukan pemiliknya.
Setiapa hari aku selalu merasakan gal yang sama. Hampar dan tak punya semangat. Hingga jam berganti hari, hingga hari berganti minggu dan hingga minggu berganti bulan. Perasaan itu tetap sama. Sampai dihari kelulusan-pun, aku tak mampu berucap.
Aku memang bodoh, gadis Yang paling bodoh. Disaat akhir masa SMA ku seperti ini, aku tak berani mengungkapkannya. Hanya memandang sosoknya yang meraup kebahagiaan atas usaha dan kerja kerasnya dalam ujian.
Dia berjalan bergerombol dengan teman-temannya. Masih memgenakan pakaian wisuda, dia tersenyum bahagia. Tak sadar air mataku menggenang dipelupuk mata. Apakah ini terakhir kalinya aku bisa melihatnya???
Binar matanya tak sengaja menangkap sosokku yang berdiri tak jauh dengan pandangan penuh rasa untuknya.
"M-"
"Ryo, kau mau merayakan kelulusan kita? Ayo kutraktir di cafe sebelah hahaha"
Bibirnya yang tak sempat mengucap namaku bungkam seketika ketika temannya menyela.Dalam pandangan yang masih beradu, kian detik kami kian jauh. Hingga akhirnya aku merasakan sebuah tangan yang merangkul pundakku.
"Hei mei???"
Sudah menjadi kebiasaan jika dia datang, osamu selalu merangkulku.
"Hei, aku menunggumu mengatakan sesuatu lho??"
"Memangnya apa?"
"Lho??? Yakin nggak ada yang mau diomongin? Bentar lagi kita mau lulus lhoo???"
"Kita memang sudah lulus, osamu-kun"
"Ah benar juga ya, hahhaa sebenarnya aku yang mau mengatakan sesuatu padamu."
"Katakan saja osamu-kun"
"Ah, kamu duluan aja deh"
"Aku tak ingin mengatakan apa-apa"
"Oh iya ya lupa. Tapi kamu duluan aja yang katakan. Aku penjunjung semboyan lady's first"
"Kalau tidak penting aku pergi dulu, osamu-kun"
Set
"T-tunggu"
Aku menghela nafas kesal
"Katakanlah osamu-kun""Jadilah pacarku"
Pupil mataku melebar begitu saja mendengar ucapan osamu. Dia menatap bola mataku intens tanpa mengubah raut keseriusannya.
"A-aku..."
"Baiklah"Mata osamu berbinar saat mendengar dua kata dariku.
"Baikalah, aku akan jujur padamu, selama ini aku tak pernah menyimpan rasa padamu. Osamu-kun"
Kupandangi wajahnya yang berubah kecewa sebelum dia memperlihatkan kebahagiaannya.
"M-maafkan aku, osamu-kun"
Kali ini, aku merasakan. Bahwa saat kita menolak cinta dari seseorang. Kita-pun merasakan sakit seperti halnya orang yang kita tolak. Sakit karna merasa tertekan, sakit karna tak bisa membalasnya.
_______________________
Kepalaku pusing, seharian ini aku hanya bisa menangis. Siapa yang tak sedih, jika seseorang yang kita cintai semakin menjauh. Aku mengharapkan Ryosuke-kun menyatakan cinta padaku, tapi justru orang lain yang mengatakannya. Rasanya sakit.
Ku ulurkan tanganku untuk meraba nakas desamping ranjangku. Mengambil ponselku yang berdering sejak tadi.
Mataku yang bengkak masih bisa membaca notif yang terlulis diponselku.
Ryosuke-kun mengirim pesan untukku.
Dengan hati yang berdebar, kubuka pesan itu dengan penuh semangat.
Aku akan berangkat ke London malam ini, jika kau tak keberatan tolong temui aku dibandara sebentar saja, mei. Pesawatku akan berangkat pukul 21.00
Tanpa pikir panjang jariku memencet tombol Reply. Karna terlampau bahagia air mataku menggenang dan hampir menetes.
Belum sempat jariku memgetik satu huruf. Ponselku berdering hingga membuatku terlonjak kaget.
Osamu calling
Dengan perasaan kesal aku menggeser tombol hijau diponselku.
"Ada apa osa-"
"Mei, tolong aku..tolong akuh"
"O-osamu-kun??? Kau kenapa?? Suaramu bergetar, kau baik-baik saja??"
"Kumohonh m-mei"
Tuttt tuut
"H-halo?? Osamu-kun??? Osamu-kun!!!!"
_Tbc_
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainy Season
RomanceMenunggunya mengungkapkan cinta bagaikan mengharap terjadinya musim hujan di Jepang Kisah dari seorang gadis biasa bernama Mei yang mengagumi teman sekelasnya hingga ia terjebak dalam kisah cinta bersama model tampan yang terkenal. Akankah Mei teta...