SILY (11)

8.7K 657 6
                                    

Nikmatin aja pertemuan kebetulan mereka ya.. haha.
tapi apa ini kebetulan? atau tidak? hehe
ditebak ditebak... yang benar entar tak kasih kecup sayang 😂

~~~~~^^~~~~~

Setelah penerbangan kemarin. Ali masih sibuk melakukan penerbangan ke beberapa negara lagi. Dan tak sempat memikirkan hal yang lain. Tapi hari ini, ia punya waktu yang leluasa sedikit untuk persiapan keberangkatannya besok pagi, penerbangan dari Thailand ke Korea. Ali duduk dicafetaria bandara sambil sesekali mengecek handphonenya yang tidak ada kabar sama sekali dari Prilly. Apa yang ia tunggu sebenarnya. Ali menghela nafas kembali mengamati orang-orang yang sibuk di bandara.

"Kapten," panggil Bagas sambil memberikan kopi yang baru saja ia beli.

"Thank you," ucap Ali tersenyum pada Bagas.

"Kapten sepertinya banyak pikiran, ada yang tertinggal di Quebeec?" tanya Bagas jahil.

Ali tertawa. "Dia udah balik Indonesia, Gas."

"Wuaaa, jadi sekarang merindukan Indonesia ya, Kap?" tanya Bagas makin menjadi.

"Nggak seperti kamu ya, ga pernah rindu dan penerbangan adalah yang paling kamu sukai," ucap Ali karena Bagas berpacaran denga salah satu pramugari di penerbangannya.

"Kalau itu sih Kap, rezeki," tawa Bagas. "Baru kali ini saya bisa satu penerbangan dengan dia, itu pun ga pernah ketemu, karena tugas kita beda," lanjut Bagas sambil menyesap kopinya.

"Oh, tapi diluar penerbangan bisa donk?" ucapan Ali hampir membuat Bagas tersedak.

"Kapten ternyata jago godain orang juga ya," sela Bagas sambil mengambil tisu yang berada di meja.

"Kamu yang ngajarin saya," tawa Ali geli.

"Ternyata Kapten ga serius banget, gosip diluar bilang, kapten Al, orang yang jarang bicara," tawa Bagas membuat Ali geli.

Bagaimana ia menjelaskan bahwa ia adalah orang yang jahil bahkan cukup dibilang bawel. Semenjak ia bekerja menjadi pilot, ia dikenal sebagai pilot yang jarang berbicara. Itu terjadi karena pertama kali masuk Ali sedang sariawan, jadi ia jarang berbicara apalagi tersenyum karena itu menyakitkan dirinya. Setelah itu, Ali terkenal begitu saja dengan kepribadian dinginnya dan ia kasian jika menghancurkan ekspetasi para pramugaari, jika menunjukkan bahwa dia adalah orang yang suka mengerjai orang, bahkan bisa dibilang sangat usil. Makanya ia tak mempunyai pasangan karena terkenal dingin, tak menyukai perempuan mendekatinya, dengan wajahnya, seharusnya ia sudah bisa mengencani semua pramugari di maskapainya. Ali tertawa geli jika mengingat hal tersebut.

"Saya harus menjaga senyum saya," ucap Ali tertawa. "Kapten percaya diri sekali, anda harus bisa mengalahkan saya," tawa Bagas geli melihat kepercayaan diri Ali.

Handphone Ali berdering membuat Ali dan Bagas sedikit terkejut. Bagas membaca nama dari telepon tersebut. "Si Judes" Bagas tertawa kecil yang membuat Ali langsung meraih handphonenya.

"Wuah, ternyata Kapten suka memberi nama panggilan untuk orang ya," tawa Bagas geli.

"Nggak, ini hanya khusus untuk gadis ini," tawa Ali.

"Ya sudah, Kap, saya tinggal, silahkan menikmati teleponnya," tawa Bagas mampu membuat Ali geli sendiri.

"Halo."

"Halo, cowo nyebelin, lo lagi di mana, bisa jemput?" tanya Prilly bingung.

"Ehm, sekarang, ga bisa gue lagi ada orderan lain."

"Habis orderan itu bisa?"

"Ga bisa," ucap Ali cepat.

"Lo ga kenapa-kenapa kan?" tanya Ali panik.

Supir, I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang