SILY (16)

9.3K 609 9
                                    

Part ini sedikit dewasa, diharapkan dapat dibaca dengan bijak ya. mau ditiru, jangan deh.. hahaha

Semoga part ini emosinya kesampai karena aku kurang paham membangun emosi. hahaha

Jangan marah2 ya, wkwkwk, hidup itu penuh lika liku ga hanya di nyata di wattpad juga. 😂😅

~~~~~~~~^^^^~~~~~~~

Ali terbangun saat merasakan  pelukan dan seseorang bersandar didadanya. Ali mengumpulkan nyawanya dan mulai mengerjapkan matanya.

Ia tersenyum melihat Prilly lah yang memeluknya, sepertinya ia tertidur disamping Prilly setelah menjaganya semalaman.

Prilly tersenyum dan makin mengeratkan pelukannya. "Pril, jangan pura-pura tidur," Ali menyentil kening Prilly membuatnya mengeram.

"Jangan ganggu, aku ngantuk."

"Oke, tapi lepaskan, aku harus mandi," Ali melepaskan tangan Prilly dari pinggangnya, Ali berdiri dan Prilly terduduk dikasur menatap Ali tak rela.

"Kamu manja ya," Ali mensejajarkan wajah didepan wajah Prilly.

"Kalau sama kamu, aku berani," Prilly mendekatkan wajahnya dan merangkul leher Ali.

Ali yang sekarang terkejut melihat Prilly agresif padanya. "Apa yang berani lo buat?"

Prilly mengecup bibir, kedua pipi Ali, dan kemudian menatap Ali, masih dalam keadaan merangkul, Prilly tersenyum manis pada Ali.

Ali mengerjapkan matanya. Kemudian mendorong Prilly berbaring. "Kamu yang memulai!"

Ali mendekatkan wajahnya mencium wajah, dari kening, mata, pipi sampai bibir, Ali menyentuh secara berlahan, kemudian turun ke leher secara perlahan pula. Prilly meremas kaos Ali, ia takut tapi ia mau Ali menjadi miliknya. Merasakan tubuh Prilly yang bergetar takut, Ali tersenyum dan melepaskan tangan Prilly dari lehernya.

"Kenapa?" saking takutnya airmata sudah ada dipelupuk mata Prilly. Ali tersenyum geli.

"Penggoda yang penakut," Ali tertawa sedangkan Prilly cemberut.

"Kenapa berhenti?" Prilly menggerutu kesal.

Ali menatap Prilly kembali. "Kamu berharga dan aku ga akan mengambil sesuatu yang bukan milikku," Ali mengecup tangan Prilly lembut.

"Tapi aku akan jadi milikmu," Prilly kembali terisak. "Aku mau sama kamu, bukan mas Putra."

"Suamimu yang berhak, kita sudah punya keputusan untuk mengakhiri hubungan kita."

Prilly menggeleng. "Aku ga mau, aku cabut kata-kata ku, aku mau kamu, sekalipun mama marah," air mata Prilly jatuh membanjiri wajahnya.

"Aku akan berjuang dengan caraku dan aku akan mengambil kembali milikku, tapi nanti, sekarang kita harus kembali pada tunangan kita dan membatalkannya," Ali menghapus airmata Prilly.

"Berapa lama?" Prilly merengek kesal.
"Seminggu?"

"Bagaimana dengan mama?"

"Tentu mamamu akan setuju jika melihatku yang menjadi pilihan anaknya," Prilly meraup wajah Ali kesal apalagi mendengar tawa Ali membuat Prilly malu.

"Serius cowo nyebelin!" Ali tertawa geli.

"Iya judes, pokoknya berikan aku seminggu, aku akan menyelesaikan semua, termasuk restu orang tua mu. "

"Kamu percaya?" Prilly mengangguk mendengar pertanyaan Ali. "Aku akan menepati janjiku."

"Janji apa?"

Supir, I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang