SILY (18)

11.1K 671 21
                                    

The Last Part! So ya... nikmatilah cerita ini! 😘
buat yang main tebak-tebakan dari kemarin sama aku. hahaha, ya maaf kalau merasa dipermainkan.
Karena sudah aku konsep sedemikian rupa seperti ini. Buat yang sudah tahu alurnya, hehehe, makasih loh tetap dibaca.. 😂😂😂😂

~~~~~~~~^^^~~~~~~

Prilly terduduk didepan meja riasnya. Ia memandang wajahnya apalagi matanya yang terlihat sembab dan kacau tapi untungnya bisa ditutupi make up. Seminggu ia tak mendapat kabar dari Ali. Seminggu pula ia dilanda rasa rindu yang menyakitkan. Bagiamana keadaannya setelah itu. Apakah yang terjadi? Apakah baik-baik saja atau tidak? Ia rela Ali lari darinya sekarang daripada ia harus tahu terjadi sesuatu padanya.

Ketukan pintu melenyapkan kejadian kemarin dari benak Prilly. Ia bersalah pada Putra bukan hanya Putra tapi kedua orang tua nya, apakah hari ini dia harus mengiyakan keinginan orangtuanya, ia ingin bersama Ali. Air mata Prilly mengalir tapi segera ia hapus saat wajah Tante Marsha tampak dibelakangnya, ia melihat dari cermin.

"Prilly, jika kamu belum siap, kamu bisa batalin semua ini," ucap Marsha memandang Prilly khawatir.

Prilly tersenyum memegang tangan Marsha yang menyentuh pundaknya. Sepertinya Putra tidak menjelaskan apapun pada orang tuanya.

"Prilly ga apa-apa Tante, tante tenang aja, mas Putra baik kok," Prilly tersenyum kembali.

"Ayo keluar, sebentar lagi kita harus ketempat pertemuan, Putra sudah menunggu," ucap Marsha dan mengelus pipi Prilly.

Prilly tersenyum lirih. Marsha melihat mata Prilly yang sepertinya sedang berbohong dengan keadaannya mencoba mengerti saja.

***

Prilly berjalan memasuki restoran yang  sudah dipesan tersebut, keluarga Putra mengosongkan tempat tersebut dan dihadiri oleh kedua belah pihak keluarga. Prilly duduk pelan di kursi didampingi Papa dan Mamanya. Prilly menghela nafas panjang memandang wajah Ibunya Putra. Bagaimana ia harus mengatakan perjodohannya bersama Putra. Prilly memandang gadis disebelahnya. Ia seperti mengenal gadis tersebut.

"Prilly kamu makin cantik sayang, tante yakin Putra pasti jatuh hati padamu."

"Perkenalkan ini suami tante, Hendra," Sedangkan Prilly terus fokus memandang gadis yang duduk ditengah papa dan mamanya Putra.

Bukannya dia Agatha?

"Kenapa sayang?" Misha mengelus kepala anaknya yang melihat anaknya begitu intens melihat gadis disebelah Ibunya Putra.

"Dia adiknya Putra, sayang," ucap Misha membuat Prilly terkejut.

"Dia Adelia," ucap mama Putra membuat Prilly mengerutkan kening.

"Bukan Agatha?"

"Agatha itu kan kamu sayang?" Misha mengelus kepala Prilly.

Prilly kembali menatap kedua orang dihadapannya lagi. Ia tak perduli siapa gadis itu. Ia akan fokus membatalkan pertunangan. Prilly menarik nafas menenangkan perasaannya.

"Saya mau bicara," Prilly kembali menunduk takut.

"Saya ingin membatalkan perjodohan ini," ucapan Prilly bersahutan dengan seseorang yang terlihat ngos-ngosan dibelakang Prilly karena baru saja berlari masuk. Semua memandang ke arah belakang Prilly, Prilly pun berdiri dan memutar badannya. Ia tak percaya penglihatannya begitu juga orang tersebut. Ali.

"Oke, sepertinya kalian kompak sekali menolak perjodohan ini..." Misha menghela nafas frustasi. Petra dan yang lain lebih memilih diam, kecewa dengan keputusan dua orang dihadapan mereka tiba-tiba bahkan terkesan bersamaan.

Supir, I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang