SILY (10)

8.9K 679 11
                                    

Next part SILY! hayyyooo, disimak disimak..
lagi menggebu gebu dengan cerita ini, hahaha...

~~~~~~^^^~~~~~

Ali terbangun karena merasa tangannya yang tertimpa sesuatu. Ia perlahan membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ali membelalakkan matanya melihat siapa yang membuat tangannya berat. Cewe Judes.

Ali akhirnya mengingat kejadian semalam, apa yang dia lakukan pada wanita disebelahnya ini. Ali memeriksa badannya dan wanita yang masih terlelap tersebut. Utuh semua pakaian masih utuh membuat Ali menghela nafas lega.

~

"Mau jalan sampe kapan sih?" tanya Ali tak kuasa membawa belanjaan Prilly lagi.

"Belum cukup lo borong semua barang disetiap toko yang kunjungiin," ucap Ali kesal.

"Ehm, tenang cowo nyebelin, habis ini semua beres, besok sore aku udah ga bisa jalan, harus selesaiin event di sini, habis itu juga kita ga ketemu lagi kan, sama-sama sibuk, emang kamu ga jadi supir di sini?"

Ali tertawa mendengar pertanyaan terakhir Prilly. "Iya gue juga kerja besok jadi supir internasional," tawa Ali geli.

"Ehm, boleh nanya ga sekarang kita di mana?" tanya Prilly hati-hati karena ia sebenarnya bingung sedari tadi bagaimana balik ke hotel.

Ali menatap Prilly tajam. "Maksudnya?"

"Handphoneku mati, satu-satunya GPS ku," ucap Prilly takut.

Ali menghela nafas antara marah atau kasihan. Ali pun bingung ini sebenarnya di mana, karena beberapa kali mereka menaiki bus dan turun jika Prilly tertarik dengan toko yang dilihat. Ali merogoh handphonenya mencoba untuk membuka GPS. Ali terkejut melihat jam sudah menunjukkan pukul 11 malam pantas saja langit sudah sangat gelap. Butuh hampir 2 jam untuk balik, sepertinya mereka memang harus mencari tempat tinggal lain daripada mereka harus menjadi pengemis asing di kota ini.

"Kita harus cari hotel lain, butuh 2 jam untuk balik ke hotel kita," ucap Ali membuat Prilly kaget.

"Uangku bisa habis membayar hotel," Prilly mengigit bibirnya panik.

"Tidak ada yang menyuruhmu ikut menginap," Prilly terdiam kesal.

"Siapa yang menyuruhmu belanja dengan mengerikan seperti ini?" Ali mengangkat belanjaan Prilly yang dibawanya semua.

Prilly terlihat kesal tapi mencoba tidak marah karena ia butuh tumpangan sekarang. "Kamu mau aku tidur di jalan? diganggu pemuda mabuk di sini?" tanya Prilly yang memang melihat beberapa orang mabuk berlalu lalang.

Ali berdecak sebal. "Iya-iya gue yang bayar," Ali berjalan duluan melihat sekeliling adakah hotel di sini. Prilly membuntuti Ali dengan senang.

Ali memasuki hotel yang terbilang hotel kualitas bintang satu. Tapi ia sudah tak ada pilihan lain. Badannya sudah mulai tidak bisa dikompromi lagi.

"2 kamar ada?" tanya Ali menggunakan bahasa perancis yang membuat Prilly menunggu saja.

"Maaf, tapi sekarang kamar hanya sisa satu," Ali lelah jika harus keluar dari tempat ini kembali mencari hotel lain.

"Ya sudah, saya ambil kamar tersebut," ucap Ali langsung menoleh pada Prilly.

"Ayo, bawa barang belanjaan lo sebagian itu, kita sekamar berdua," ucap Ali langsung berjalan masuk ke dalam koridor kamar.

"Oke," ucap Prilly antusias tapi kemudian kepalanya mulai memproses ucapan Ali. "Sekamar berdua?" teriak Prilly.

"Aku sudah ga punya tenaga untuk berdebat, jadi silahkan kamu mencari sendiri diluar," ucap Ali sambil memasuki kamar. Prilly terdiam sambil bermain sendiri dengan pikirannya.

Supir, I Love You (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang