Masih edisi galau dan baper, hahaha
Semoga pada kehibur dengan cerita ini.
Hampir seminggu full, aku update setiap hari, moga part selanjutnya ga lemot ya, soalnya udh mulai kerja lagi. hihihi~~~~~~~^^^~~~~~~
Prilly mengerjapkan matanya. Ia merasakan kepalanya sakit dan perih pada pergelangan tangannya sekaligus. Yang terakhir dia ingat dia sedang berada di taman dan menangis kemudian ada seseorang menariknya secara paksa dan membekap mulutnya sampai ia tak sadarkan diri. Sekarang yang ia tahu adalah ia berada disebuah ruangan gelap yang tak ia kenal. Bau lembap menyeruak dan debu di mana mana, ia yakin sekali bahwa sekarang ia berada di gudang.
Prilly mencoba bangun mendekat pada pintu tapi kakinya yang lemas membuat ia terhuyung jatuh ke lantai. Ia mencoba bangkit kembali, ia takut, matanya memanas dan mulai terisak melihat tempat yang benar-benar asing.
"Ini di mana?"
"Ali, aku takut."
"Ali, tolong."
Ceklek..
Pintu terbuka. Dan lampu diruangan tersebut dinyalakan, lampu remang-remang yang cukup untuk menampilkan seseorang yang membuat ia terkurung di sini. Prilly tak percaya penglihatannya. Azka, Azka yang berdiri di sana.
Perasaan takut tiba-tiba menjalar membuat Prilly tak bergeming. Ia menatap Azka yang memandang seakan mampu menelanjanginya dan senyuman penuh arti yang membuat darahnya berdesir.
"Halo sayang," sapa Azka membuat Prilly ketakutan ia bergerak mundur perlahan.
"Lo mau apa?"
"Tentu saja bersenang-senang, tanpa ada penganggu," senyum miring Azka membuat Prilly merinding.
Prilly menjauh ketika Azka mendekatinya. "Jangan pernah mendekat!"
"Tenang aku akan memberi kenikmatan, kita akan bersenang-senang sebentar."
"Tolong jangan Azka, kamu tahu, aku sudah punya Ali."
"Nggak, lo milik gue, jangan membuat gue murka dengan menyebut pria sialan itu!"
Prilly menggeleng takut. "Ali akan datang."
"Jangan bercanda, di sini tidak akan ada yang mendengar suaramu, sayang."
"Aku mohon, Azka," Prilly semakin mundur ketakutan.
"Kemari aku akan memberikan kenikmatan yang tak pernah kamu tahu."
Prilly mendekat saat Azka mencengkram pergelangan tangannya. Tanpa berpikir apapun lagi Prilly menendang Azka.
Dughhh..
"Sial, lo menendang aset yang paling berharga."
"Pergi!" Prilly menyentak tangan Azka
"Mau ke mana brengsek, ga akan bisa lari lo dari gue!"
~
"Tolong!" Prilly berlari keluar dari ruangan tersebut. Berlari sekuat yang ia bisa. Ia tak tahu ini di mana. Tempat yang sama sekali tak ada orang. Tempat yang hanya dipenuhi pepohonan.
Prilly sudah tak tahu ia dimana, sejauh apa ia berlari. Dress biru yang ia gunakan berlengan pendek membuat ia luka-luka pada lengannya karena tergores ranting bahkan batang pohon yang tajam. Ia merasakan tubuhnya sudah tak sanggup lagi tapi ia tetap harus berlari menjauh dari Azka.
"Ali.. kamu di mana, tolong.. Ali, aku takut," ia bersandar di bawah pohon dengan langit yang sudah mulai gelap. Rasa takut semakin menyelimuti dirinya saat ia melihat sekeliling tempat yang sepi. Jika ia tak pergi dari Ali. Jika saja Ali di sini, tapi sekarang ia sendiri. Hanya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Supir, I Love You (END)
RomanceCowo nyebelin ketemu cewe judes. Gimana kalau ujung-ujungnya mereka saling suka? Lalu gimana kalau mereka juga udah punya pasangan sendiri sendiri? Baca ya, moga kehibur. Cerita mainstream tapi setidaknya dengan style tulisan gue