Hmmmm, udah mau tamat nih, tapi bingung juga nyelesaiinnya gimana, hahaha
Kalau merasa terburu-buru maaf ya, ini benar-benar cerita berpart ku yang pertama kali bisa tamat atau hampir tamat. 😂😂mari tepuk pramuka.. hahaha, atas prestasi ga penting ini..
Jadi, nikmati ya, komentar pun ditunggu. hehehe~~~~~~^^^^~~~~~~~~
Prilly masih terdiam sampai dihotel. Ia hanya menerima perlakuan Ali yang terus mengandenganya dari tadi dan tak membuat ia tertinggal dibelakang.
"Hai, Kap, maksud saya Ali," ucap Bagas cengengesan, Ali menoleh pada Prilly yang untungnya masih melamun dan tak mendengar ucapan Bagas.
"Kenapa?" tanya Ali langsung.
"Sekarang suka pake Hoodie ya, baru tahu saya kalau, Ka, maksud saya Ali, suka pake gitu," tawa Bagas geli membuat Ali sedikit malu memperhatikan hoodie yang dipakainya dan Prilly.
"Iya, diluar dingin jadinya tadi beli ini diluar," elak Ali.
"Oh, gitu, ga perlu dijelasin kok, saya ngerti," ucap Bagas cekikikan membuat wajah Ali sepertinya memerah.
"Udah sana, Gas, jangan ganggu saya, atau kamu saya adukan pada atasan satu maskapai dengan pasangan," Bagas langsung terdiam.
"Jangan gitu donk, Kap, eh, Ali, bisa hilang karir saya, uang dari mana saya bayarin belanjaan Beby yang horror itu," ucap Bagas membuat Ali tertawa sedikit.
"Mba Prilly," panggil Bagas membuat Prilly tersadar dari lamunan. "Kok kayaknya shock gitu mukanya, tadi terjadi sesuatu ya diluar? Atau ternyata Ali liar dan membuat mba shock?" tanya Bagas mampu membuat keduanya malu dan tak saling menatap.
"Nggak ada, jangan sok tahu kamu," ucap Ali cepat langsung mendorong Bagas menjauh.
"Ya udah, Kap, selamat bersenang-senang," bisik Bagas dan langsung berlari keluar menyusul kru yang sudah diluar menunggunya.
****
"Ali," Akhirnya Prilly bersuara setelah mereka sudah sampai didepan kamar mereka masing-masing, Prilly baru menyadari hal tersebut bahwa kamar mereka berhadapan dan sengaja Ali pesan agar ia bisa tahu jika Prilly pergi.
"Besok kamu udah ga di Korea?"
"Masih sampai sore l, kenapa?"
"Ehm, kamar kamu biar aku yang bayar, gantiin kamar kemarin di Quebec," ucap Prilly ragu.
Ali merenggutkan alis. "Yakin mau bayarin, nyesel loh!"
Prilly memandang Ali bingung. Ali tersenyum geli. "Udah, semua udah aku beresin."
"Maksudnya?"
"Kamu masih ada beberapa hari di sini kan, nanti tinggal check out, udah aku urus semua,"
"Kamu kerja apa sih? bukan supirkan?!" Prilly memandang Ali cemberut.
"Kamu tebak kalau gitu," tawa Ali geli.
"CEO?""Bukan."
"Pengusaha?"
"Bukan juga."
"Pemilik hotel?"
"Ehm, bisa jadi."
"Kerja di darat?"
"Nggak juga."
Prilly makin mengerutkan alisnya kesal.
"Manager?"
"Hampir."
"Apa sih?"
"ditebak," tawa Ali geli.
"Ih, supir?" tanya Prilly kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Supir, I Love You (END)
RomanceCowo nyebelin ketemu cewe judes. Gimana kalau ujung-ujungnya mereka saling suka? Lalu gimana kalau mereka juga udah punya pasangan sendiri sendiri? Baca ya, moga kehibur. Cerita mainstream tapi setidaknya dengan style tulisan gue