VI

9.5K 1K 145
                                    

Harry yang berada di dunia lain-yang baru saja menyaksikan adegan menyebalkan tadi-itu menangis. Ia menangis sejadi-jadinya, dan tak memedulikan perkataan ketiga temannya sekali pun.

"Sudahlah, Harry," Kata Louis di sebelahnya.

"Kami mengerti perasaanmu," Ujar Liam yang mulai mengelus-elus punggung Harry dengan iba. "Tapi toh itu tidak terjadi, kan?"

Harry mengangkat wajahnya yang sudah bersimbah air mata, dan menatap mereka semua. "Itu tidak terjadi karena aku segera menjatuhkan lampu itu! Bagimana kalau aku tidak melakukannya? Bagaimana kalau tidak ada aku disini dan memperhatikan mereka? Mungkin dia sudah... Dia sudah..."

"Harry, tenanglah," Ujar Felia yang berjongkok di hadapannya.

"Bagimana aku bisa tenang, Felia? APA KAU TIDAK LIHAT TADI?! ORANG ASING ITU HAMPIR SAJA MENYENTUH ADIKKU!" Harry membentak ketiga temannya itu. "AKU TIDAK BISA DIAM SAJA MELIHATNYA!"

"Baik, baik, kau benar!" Ucap Liam. "Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama denganmu jika adikku diperlakukan seperti itu, terlebih lagi oleh orang yang memakai tubuhku."

***

Hari sudah malam dan angin sudah sangat dingin sekali di taman itu. Namun Elle tetap duduk menunggu Niall di kursi tamannya. Tubuhnya masih agak tegang sesekali atas kejadian tadi sore, apalagi wajah menakutkan Harry masih terbayang-bayang di benaknya.

"Demi Tuhan, kau benar-benar menungguku disin-"

BRUK.

Belum sempat Niall menyelesaikan kalimatnya, Elle sudah langsung menghambur ke dalam pelukan Niall dan menangis sejadi-jadinya dengan bebas di dada bidangnya.

"Astaga, apa yang terjadi padamu, Elle?" Niall bertanya sambil mengelus-elus punggung Elle dan menenangkannya.

"Aku takut, Niall! Aku takut!" Tangis Elle.

Lalu Niall menutun Elle untuk duduk di kursi taman tadi. Ia menyelipkan anak rambut Elle ke belakang telinga gadis itu, dan menatapnya serius. Lalu ia menghapus air mata yang sudah bersimbah deras di pipinya. "Ceritakan padaku, Elle," pintanya.

Lalu Elle pun menceritakan kejadian yang menyangkut dirinya dan Harry tadi sore sambil masih terisak. Setelah ia selesai, barulah Niall membuka mulutnya. "Brengsek! Kenapa bisa dia melakukan itu padamu?! Aku kira dia memang orang baik-baik, tapi..."

"Entahlah, Ni," Kata Elle pelan. "Kurasa, sesuatu telah terjadi pada Harry semenjak dua minggu yang lalu, dan membuatnya berubah seperti ini. Dia hanya... Hanya bukan seperti dirinya yang biasa."

Niall menggeram, dan menengadah menatap langit malam dengan marah. "Aku tak mengerti apa yang telah terjadi pada kakak tirimu itu, tapi yang jelas aku hanya ingin kau berhati-hati dengannya mulai saat ini."

Elle mengangguk pelan. "Tapi, Niall, aku tidak mau pulang ke rumah sekarang ini.."

Niall menatap Elle bingung. "Lalu kau mau tidur dimana?"

Elle hanya mengendikkan bahunya. "Yang jelas aku takut sekali padanya. Aku tidak mau bertemu dengannya sekarang ini..."

"Tapi kan masih ada orangtuamu. Kau masih bisa berlindung pada mereka berdua. Iya, kan?" Niall meremas tangan Elle. "Ayo, biar kuantar kau pulang!"

***

"Terimakasih, Niall," Ucap Elle yang sudah berdiri tepat di depan pintu rumahnya bersama Niall.

Niall tersenyum dan berkata, "Itu sudah menjadi kewajibanku untuk menjagamu, Elle."

Elle tertegun dengan ucapan Niall, walaupun dia sendiri yakin betul Niall pasti hanya bercanda. Tiba-tiba saja ia menyadari betapa berharganya Niall untuk dirinya selama ini. Niall-lah yang selama ini selalu ada bersamanya di saat susah maupun senang.

"Hey," Kata Niall. "Masuklah! Orangtuamu pasti sudah mencarimu."

Elle pun tersenyum tipis pada Niall, dan melambaikan tangannya. "Thanks, ya, Niall."

"Anytime, Elle," Niall balas tersenyum.

Lalu setelah Elle masuk ke dalam rumahnya dan menutup pintunya, Niall pun berjalan keluar dari halaman rumah itu dan berjalan menuju rumahnya. Rumah mereka memang berdekatan.

Baru saja Niall melangkah beberapa langkah, ia pun tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika ia merasakan seseorang tengah memperhatikannya. Ia pun segera menoleh ke arah lantai dua rumah Elle dimana satu jendelanya tirainya terbuka, dan seseorang sedang berdiri disana memperhatikan Niall dengan tajam, dengan sebuah benda runcing dan mengkilat di tangan kanannya. Harry.

"Harry?!" Niall memicingkan matanya, namun Harry malah langsung menarik gorden jendela itu dengan kasar dan menutupnya.

"Elle!" Niall memekik, dan langsung berbalik kembali dan berlari ke arah pintu rumah Elle.

AFTERLIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang