"Kesini, Niall!" Louis cepat-cepat menarik tangan Niall ketika ia melihat pintu sebuah kelas terbuka dan menampakan Nick - si penjaga sekolah yang tidak memiliki bola mata - keluar dari dalam kelas itu dan pergi entah kemana.
"Lou, lepaskan tanganku.." Kata Niall lirih setelah beberapa saat Louis masih mencengkramnya.
"Oh, maaf." Louis pun melepaskannya dan terbelalak di waktu yang sama ketika melihat bekas luka di tangan Niall yang berbentu tulisan 'GET OUT OF HERE'. "Niall, siapa yang melakukan ini padamu?" Tanya Louis kaget.
"Nancy.. bukan, bukan. Setan jalang yang melakukannya." Jawab Niall dengan penekanan pada kata 'jalang'nya.
"Did you just call me a bitch, Mr. Horan?" Degh. Niall dan Louis sama-sama menegang ketika mendengar suara parau seorang perempuan dari belakang mereka.
Perlahan tapi pasti mereka pun berbalik dan terbelalak ketika menemukan gadis dengan wajah menyeramkan serta hidung yang tertusuk pensil berdiri di hadapan mereka dengan seringaian menyeramkan di wajahnya. Ia mengambil beberapa langkah mendekati mereka.
"Is that true, Mr. Horan? You just call me a bitch?" Ia menarik kedua ujung bibirnya ke bawah dan memasang wajah tersakiti yang dibuat-buat.
"Please, jangan.." Niall mengangkat sebelah tangannya di udara ketika melihat gadis itu semakin mendekat dan mulai mengayunkan sebuah pensil runcing yang digenggamnya di tangan kirinya.
Gadis itu tidak menggubrisnya. Ia tiba-tiba sama mengangkat tangannya itu ke udara. Namun alih-alih menusuk Niall ataupun Louis, ia malah berteriak kencang sekali sampai-sampai seluruh koridor itu bergema "AAAAAAAAAAA!"
Niall dan Louis menutupi kedua telinga mereka dan mulai berjalan mundur menjauhi si gadis ketika teriakannya selesai, dan mata si gadis itu berubah menjadi berwarna kuning menyala tiba-tiba saja. "You all are gonna die tonight." Ucap si gadis itu seraya berlari ke arah mereka.
"Niall! Cepat lari ke dalam kelas itu and grab your damn body selagi aku menahannya!" Louis melangkah ke hadapan Niall seolah melindunginya dari makhluk itu.
"Tapi Louis.."
"TIDAK ADA TAPI-TAPI! SEKARANG!" Louis membentak Niall dan Niall pun langsung mematuhinya.
Niall berlari ke arah kelas itu dan mendengar suara gadis itu berkata sambil terkikik kepada Louis, "So, kenapa kau tidak membiarkan aku mendapatkan anak itu?"
Niall bergidik ngeri ketika mendengarnya, namun segera masuk ke dalam rungan kelas itu. Ia langsung berlari ke arah tubuhnya yang mematung dan terpejam di tengah ruangan kelas kosong itu. "Oh, disitu kau rupanya, buddy.." Niall mendesah lega dan segera menarik tubuhnya sendiri keluar dari kelas.
Sementara di luar, Louis sedang mati-matian menahan makhluk yang hampir sama menusukkan pencil runcingnya ke mata Louis.
Tiba-tiba saja Louis mendengar langkah kaki beberapa orang dan melihat cahaya yang sangat terang disana. Hey, tunggu. Ia merasa hafal akan cahaya yang menyilaukan itu. Dan kalau seseorang...
"GO TO HELL!" Harry mengatakannya bersamaan dengan teriakkan Louis, "NO, HARRY!"
Lalu Louis merasakan dirinya bersama dengan makhluk di hadapannya itu tertarik ke sebuah arah yang berlawanan dengan dimana posisi Harry dan Elle berdiri. Selama sepersekian detik Louis tidak dapat mendengar apapun.
Louis menatap ke wajah Elle dan Harry yang terbelalak ketika melihat Louis tertarik pergi, berkat ucapan Harry bersama lentera itu yang akan mengantarkan jiwa yang telah mati ke tempat yang baru saja disebutkan; neraka. Louis mencoba menjulurkan tangannya ke arah Harry dan Harry hampir menerimanya. Namun tarikan itu semakin kuat dan Harry tidak dapat menggapainya.
"Man.." Adalah kata terakhir yang Louis lontarkan kepada Harry sebelum sebulir air matanya jatuh di pipinya, dan sedetik kemudian ia lenyap bersama dengan makhluk wanita tadi.
Seketika koridor pun langsung berubah kembali menjadi gelap dan sunyi. Harry sudah terduduk di lantai dan mulai terisak. Elle yang berdiri di sampingnya pun langsung ikut duduk dan memeluk tubuh Harry.
"Aku baru saja mengirimnya ke neraka, Elle.. Aku mencelakakannya.." Kata Harry disela tangisnya.
Perlahan Elle menangkupkan wajah Harry dengan kedua tangannya dan memaksa Harry untuk menatap ke arah matanya. "Look, Harry. Aku mengerti perasaanmu, tapi kita tidak memiliki waktu untuk terus berdiam diri disini. Kita harus segera menemukan Niall dan keluar dari tempat ini."
Lantas mata Harry pun melembut ketika mendengar perkataan Elle. Ia mengangguk dan perlahan mencondongkan tubuhnya untuk mencium bibir Elle dengan penuh kehangatan yang tersisa. Tanpa disadari mereka lama kelamaan terlarut ke dalam perasaan mereka sampai akhirnya mereka mendengar seseorang ber-gasp di belakang mereka.
"Elle? Harry?" Niall terbelala dan menggelengkan kepalanya ketika melihat mereka. "Dimana Louis?"
Elle dan Harry hanya menunduk, tidak ada satu pun diantara mereka yang mampu menjawab.
"Apa aku melewatkan sesuatu?" Niall menanyai mereka dengan curiga.