"Tidak, Niall.. kami hanya.." Elle berdiri dan memulai untuk memberikan alibi, namun Niall memotongnya.
"Dimana Louis?" tuntut Niall kepada Elle dan Harry.
Namun diantara Elle maupun Harry benar-benar tidak ada yang menjawab. Mereka hanya tertunduk dan mengandalkan keheningan yang terjadi di ruangan itu sebagai jawaban bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi kepada Louis.
Niall mulai menatap mereka dengan kaget. "Jangan jawab. Aku sudah tahu jawabannya.." Ia menjatuhkan tubuhnya begitu saja di lantai dan menyeka air matanya sendiri. "Ia sudah pergi, bukankah begitu?"
Elle yang tak kuat melihatnya pun langsung memeluk Niall dengan penuh rasa sedih. Lalu Harry tiba-tiba saja bangkit dan ikut memeluk mereka berdua. Selama beberapa menit ke depan mereka hanya saling berpelukan dan menangis, walaupun masing-masing merasakan rasa malu karena menangis di depan yang lainnya.
Setelah Niall melepaskan diri dari mereka semua, akhirnya mereka pun kembali ke kenyataan dimana mereka harus segera keluar dari tempat terkutuk itu dan kembali ke dunia mereka.
"Guys, kita harus kembali ke ruang olahraga dan menemukan tubuh kalian berdua. Setelah itu, kita tinggal masuk kembali ke dalamnya dan kita bisa pulang dengan selamat." Tutur Niall.
Elle dan Harry mengangguk. Mereka bertiga (akhirnya) pun berjalan dengan berhati-hati ke arah ruang olahraga sekolah mereka. Dalam hati masing-masing mereka sama-sama berdoa agar mereka sampai ke tempat itu dengan selamat.
"Itu dia." Bisik Harry ketika mereka sudah dapat melihat pintu ruang olahraga dari kejauhan.
Mereka berjalan mendekat, dan Niall meletakkan tubuhnya di bawah sebelum membuka pintu gym yang.. ternyata terkunci.
"Oh, crap." Umpat Niall dengan bisikan kecil. Ia pun berbalik untuk menghadap kedua temannya.
"Jangan bilang pintunya terkunci." Elle menggelengkan kepalanya.
"Aku menyesal, tapi harus kukatakan bahwa kau benar." Niall menunduk menatap tubuh pucatnya dengan putus asa.
"Akan kucoba dobrak." Harry berdiri tepat di hadapan pintu dan mulai mengebrak pintu itu menggunakan lengan bagian atas kanannya.
BRAK. BRAK. BRAK.
Sudah beberapa kali ia coba, namun ternyata hasilnya nihil. Pintu bergeming, terkunci dan tak mendapatkan efek apapun.
"Baik, kita harus apa sekarang?" Niall mengusap wajahnya frustasi dan berjongkok di lantai karena kelelahan.
"Mungkin kau bisa pulang duluan, Niall." Kata Elle tiba-tiba, mengangetkan Niall maupun Harry yang mendengarnya.
"Tidak akan. Aku tidak akan melakukan itu, Elle." Niall berdiri dan menatap Elle dengan tatapan aneh. "Aku tidak mungkin tega meninggalkan kalian berdua di tempat sialan ini."
"Lalu apa yang harus kita lakukan? Mungkin ini memang sudah takdir kita untuk tinggal disini selamanya dan membusuk bersama setan-setan itu!" Harry membentak Niall.
"Harry, pelankan suaramu!" Sergah Elle yang langsung memandang berkeliling, takut-takut sesuatu akan muncul karena suara keras Harry.
"Lagi pula koneksi kita dengan tubuh kita sudah sangat melemah, guys, I can tell. Kita sudah terlalu lama berada di luar tubuh kita. Apa lagi aku.." Gumam Harry dengan nada yang lebih pelan.
"Harry.." Elle memulai untuk mengatakan sesuatu, namun Niall memotongnya.
"Guys, aku tahu!" Seru Niall. "Jika salah satu pintu di sekolah ini terkunci, yang harus kita lakukan adalah mencari si pemegang kunci."
"Maksudmu?" Tanya Elle dan Harry bersamaan. Mereka tidak mengerti apa maksud dari celotehan Niall.
"Dalam kata lain kita harus mencari si penjaga sekolah yang selalu memegang kunci seluruh ruangan di sekolah, bukan? Jawabannya adalah Nick." Niall menatap Elle dan Harry semangat.
Akhirnya mereka berdua pun mengangguk mengerti, sampai Harry mangatakan. "Kalau begitu kita harus berpencar untuk mencarinya."
"Apa? Tidak, aku tidak mau kita berpencar, Harry! Apa kau gila? Kita tidak boleh berpisah lagi!" Protes Elle.
"Tapi.." Harry memulai, namun Niall memotong lagi.
"Elle benar. Kita bisa mencarinya secara bersamaan." Niall mulai menunduk dan membawa kembali tubuhnya sambil memimpin jalan di depan Elle dan Harry. Satu hal telah membuatnya belajar dari semua kejadian ini adalah; berani.
"Apa kau tahu kau akan membawa kita kemana?" Tanya Harry padanya.
"Ya." Jawab Niall singkat.
Mereka pun sampai di tempat pertama kali Niall bertemu dengan Nick di dunia astral ini. Tempat dimana Nick duduk membelakangi sebuah pintu sambil tertunduk dalam diam.
Melihat itu, tiba-tiba saja Niall berlindung di belakang tubuh Harry dengan takut-takut dan mendorong-dorong Harry supaya berjalan duluan.
"Tenang, aku punya lentera ini," bisik Harry kepada Niall sekaligus Elle.
Nick yang masih menunduk sepertinya tak menyadari kedatangan mereka. Maka dari itu, Elle pun langsung membuka mulut. "N-nick? Nick?"
Nick mengangkat wajahnya, membuat Elle dan Niall memekik tertahan karena melihat kedua matanya yang kosong, hanya berisikan darah. Sementara jantung Harry berdegup kencang sekali, bersamaan dengan banjirnya air keringat di tubuhnya, karena alasan yang pasti; ia yang telah menyebabkan Nick seperti ini.
"Miss Reed? Mister Horan? Mister Styles? Apa kalian semua sudah berkumpul disini?" Pertanyaan Nick dengan suara paraunya yang tiba-tiba berhasil membuat ketiganya terkaget dan sekarang berdiri saling merapat.
"Apa kalian sudah menemukan tubuh Mister Horan?" Tanyanya lagi, ketika tidak ada satupun yang menjawab.
"Iya," jawab Niall ragu-ragu.
"Bagus. Sekarang masuklah ke ruangan ini, karena aku sudah memisahkan tubuh Miss Reed dan Mister Styles di dalam sini dan menunggu kalian datang." Nick bangkit dari tempat duduknya perlahan dan membukakan pintu ruangan-yang seperti gudang pada mereka.
Mereka terbelalak ketika melihat tubuh Elle maupun Harry sudah terbaring rapi di tengah ruangan, seolah Nick telah mempersiapkannya.
Tentu ini jadi membuat mereka bingung.
"Wait," ucap Elle. "Kenapa kau melakukan semua ini? Untuk apa?" Elle ingin tahu.
"Dari awal aku sudah berusaha membantu kalian, anak-anak. Tapi sepertinya penampilanku yang menyeramkan ini sudah membuat kalian takut dan tidak mempercayaiku." Nick tersenyum tipis, yang Elle yakini jika ia masih memiliki mata, itu akan terlihat seperti seulas senyuman sedih.
"Wait Mister Horan, I'll help you." Tiba-tiba saja Niall teringat akan perkataan Nick di waktu ia pertama kali bertemu dengannya di dunia astral ketika sedang mencari Elle. Mata Niall pun melebar. Ternyata orang tua ini sudah berniat baik dan mencoba membantunya dari awal, hanya saja ia tidak peka.
"You better go now." Ucap Nick, sambil menggesturkan ruangan itu kepada mereka bertiga.
Mereka bertiga pun berjalan masuk. Harry yang berjalan paling belakang berhenti tepat di hadapan Nick dan menatap wajah pria tua itu dengan rasa bersalah yang sudah memuncak.
"Nick," katanya. "Maafkan aku.. akulah penyebab semua ini terjadi. Akulah yang membuatmu jadi seperti ini."
Nick tersenyum kecil dan mengangguk. "Jangan pernah menyalahkan dirimu, Mister Styles. Aku sudah tahu kau melakukannya karena terpaksa dan bukan disengaja. Jadi maafkanlah dirimu sendiri." Ia menepuk bahu Harry dan mempersilahkan Harry untuk bergabung bersama Elle dan Niall.
"Nick," kata Harry lagi.
"Yeah?"
"Thank you." Ucapnya, dan Nick mengangguk.
Kini Elle, Harry, dan Niall sudah berdiri di hadapan tubuh mereka yang terbaring di lantai masing-masing. Mereka saling bertukar pandang, dan pada akhirnya saling manganggukan kepala ke satu sama lain.
Mereka pun mulai berbaring di atas tubuh mereka masing-masing... dan...
GASP.
