Pernah suatu hari, Liveo melihat wajah ibunya semerah tomat panggang. Ratu Ira bolak-balik berdecih sebal sembari mengetukkan kasut berliannya ke tepi ranjang. Jonathan, sang raja Sisi Buruk yang tenung dan gila, memerhatikan dari ranjang dengan kata: "Sayang, bahkan saat kau marah, kau semakin membangkitkan gairahku. Apa kau marah karena putri cantik itu?"
Ira tak menggubris, semakin marah, keluar masuk kamar. Meski penuturannya terbiasa lembut, Ira berteriak cukup lantang dan kentara emosinya kepada prajurit di depan pintu. Maka Liveo bisa menebak apa yang terjadi: Ira murka karena salah satu korban eksekusinya masih bernapas.
Liveo belajar tentang takdir buruk antagonis sejak saat itu. Betapa miris. Kaumnya selalu tertimpa keburukan dan nasib naas berulang. Tapi di sisi lain, mereka malah sulit mati.
Contohnya perempuan itu—yang sedang dirantai di tengah lapang, dengan leher separuh putus. Antara leher dan kepala serupa cerek. Disenggol sedikit saja mestinya kepala itu sudah putus dan jatuh ke tanah. Tapi apa yang terjadi? Kepala perempuan itu masih bertahan. Rambut cokelat bergelombangnya yang pendek terurai pasrah bergelantungan, namun menolak untuk jatuh meski sudah dijambak. Ira sangat geram sampai-sampai ia meninju kayu berukiran yang menopang tempat tidurnya sendiri. Atapnya runtuh. Benjol bulat besar tumbuh di ubun Jonathan.
Prajurit bertekuk lelah. "Yang Mulia Ratu, saya menyarankan membunuhnya dengan racun."
Tidak! Meski Ira tidak berteriak, namun suaranya menggelegar di batin Liveo.
Kemudian Ratu Ira menenangkan dirinya sendiri dengan sebuah pendapat, bahwa korban eksekusinya tak bisa mati mudah sebab Ira sangat sangat membencinya. Konon, perempuan itu adalah putri yang tercantik di dunia Sisi Baik. Kulitnya yang sensual, lekuk tubuh sempurna, dan segala sudut wajah yang ia miliki membuat para pria di negeri itu—pangeran, kesatria, raja-raja, bangsawan dari rendah hingga tertinggi—kesurupan cinta dan berahi, rela mengorbankan apa pun dengan cara berperang demi merebut hatinya. Akhirnya bisa ditebak; sang putri cantik nan angkuh hanya menyerahkan hatinya pada sosok nir, alias tak pernah ada. Di Sisi Buruk-lah ia ditempatkan. Dan di tanah lapang berdarah Ira, ia dipajang. Meski kepala tiga perempat putus, tapi lihat wajah itu! Masih bersinar abadi dengan keelokan. Ia menjadi sosok paling dibenci Ira seumur hidup. Bahkan menurut Ira, kematian pun tak pantas untuknya!
Ira memaksa sang putri mengenakan topeng baja panas, yang saat ditempel langsung melengket abadi ke dalam pori mukanya, sehingga tak ada lagi yang bisa melihat wajah cantik itu. Lalu Ira menghadiahkannya sebuah gaun hitam mewah yang saat dipakai akan bertumbuh ke dalam daging. Menjadi parasit yang tak mau lepas kecuali sang putri memaksa dagingnya tercabut dari tulangnya. Sandang itu menjadi zirah penghukum yang memenjara pesonanya dari dunia.
Bertahun-tahun kemudian, seluruh penghuni Sisi Buruk mengenal perempuan itu dengan nama Beauty. Khusus Liveo dan rekan-rekan Beast Master, menyebutnya jalang betina yang paling dibenci.
Kini di balik gerobak buah, Liveo tengah mengikuti si jalang. Pemandangan ganjil bila kau dapat melihat Beauty secara jelas seperti ini. Perempuan itu selalu berjalan mengendarai ribuan laba-laba yang ia taklukkan. Tak pernah ada yang melihatnya berjalan dengan kaki, bahkan sangat jarang ia bisa terlihat dari kepala hingga kaki laba-labanya. Beauty hanya muncul di momen yang membuatnya harus muncul, yaitu saat berburu.
Teknik berburu Beauty sangat murahan. Perempuan itu berburu dengan cara memburu pemburu lain. Saat targetnya lengah, ia merebut barang buruan. Kini Liveo yang akan memburu Beauty. Gantian dia yang akan menandai Beauty dan merebut buruannya kali ini! Berhubung Mali sedang tak bersamanya, tak akan ada orang yang merecokinya dengan komentar konyol tentang mengintai seorang jalang.
Tampak Beauty berhenti di depan sebuah rumah, lalu memutari halamannya, mencari celah untuk masuk. Liveo mengendap di belakangnya tanpa sedikitpun geraknya berbunyi. Dari jendela belakang rumah yang terbuka, ia melompat masuk.
Koridor supergelap menyambut.
Liveo menahan napas, membesarkan pupil matanya untuk mengawasi. Tak ada bunyi langkah-langkah kecil laba-laba maupun gesekan gaun di sepanjang koridor. Beauty menghilang seperti kabut tipis debu yang mengambang di atas kepalanya sekarang. Mungkin perempuan itu sudah merapat dan menyatu ke dalam dinding, bersembunyi karena tahu Liveo mengikutinya. Jalang begundal! Tapi Liveo tak akan mau berbalik arah sekarang. Sebab meski samar, ia dapat mendengar suara udara yang berembus tipis. Ini cara seorang Beast Master bernapas untuk menyembunyikan keberadaan. Telinga Liveo tak pernah bisa dibohongi. Beauty ada di rumah ini karena sesuatu, dan ia bertaruh untuk terus maju.
Kemudian muncul suara pergerakan yang tak ditutupi dari ujung sana. Datang dari salah satu kamar yang tidak berpintu. Bunyinya berupa desahan-desahan tinggi-rendah, sesekali berdecit dengan jeritan yang seperti dibuat-buat. Derit kaki ranjang. Gesekan dua benda yang sepadat tubuh. Liveo mengendap ke ujung koridor dan melewati sebuah kamar yang diterangi lilin. Dari siluet pada dinding, ia tak perlu menengok lebih lanjut untuk tahu apa yang terjadi di dalamnya.
"Leo..."
Di atas ranjang itu, pelayan cantik bercelemek ungu menindih seorang Beast Master. Liveo melihat mereka sebelumnya di dalam kedai. Pelacur perempuan yang senang menggesekkan bagian tubuh busungnya ke lengan kekar, dan Beast Master yang berakting enggan namun senang diundang ke rumah.
Liveo putar mata.
Si jalang mungkin sengaja menampakkan diri dan menggiring Liveo kemari, untuk mempertontonkan adegan persetubuhan rekannya sendiri. Lalu di antara sesayup suara desah nikmat, mereka saling mengucap cinta. Tunggu—Mudah sekali mereka saling jatuh cinta?
Duduk di balik dinding kamar itu, Liveo merogoh kantong dan membaca ulang catatan Mali tentang Kashchei, mencari suatu petunjuk. Bagaimana Kashchei dapat menandai musuhnya dan menarget korban belahan jiwa mereka? Mengetuk pintu rumah dari ujung ke ujung? Tak mungkin. Hati manusia lebih dalam dari palung tergelap Sisi Buruk yang akan langsung melumatmu jadi belulang saat kau mencelup kaki ke dalamnya. Bagaimana bila musuh Kashchei memiliki seratus orang yang ia cinta? Kashchei mungkin tak akan bisa membedakan antara cinta sejati dan cinta satu malam.
Sang Beast Master dan pelacurnya baru saja selesai bersanggama. Mereka berciuman dengan kata-kata cinta. Beast Master melangkah pergi keluar kamar itu tanpa permisi dan sang pelacur berkata menanti kepulangannya.
Baru saja Liveo hendak menggulung perkamen Mali, dan ujung jarinya tremor. Napasnya tercekat. Sesuatu mengisap udara dalam parunya dan membuatnya sublim jadi hampa. Dari arah jendela, Liveo melihat langit memercikkan kilatan azmat. Guntur merobek langit hingga berkerak, dan lagi-lagi tak terdengar bunyi guruhnya. Tak ada suara-suara yang bisa ia dengar kecuali dengung di telinganya sendiri.
Liveo mendelik.
Kashchei datang saat kau lelap. Bila kau pergi keluar rumah dan melihat petir tanpa suara menyambar di atas atap. Saat itulah tenggorokanmu akan terasa sumbat. Sebab keberadaan Kashchei membikin udara terisap. Tiba-tiba kau merasakan seluruh udara tak dapat lagi memenuhi parumu. Segalanya senyap.—
Ini persis seperti yang ditulis Mali, dan sebenarnya sudah terjadi lebih dari sekali tanpa Liveo menyadari. Seperti malam pertama di tenda, dan saat ia menatap langit utara. Betapa tolol ia luput menyadarinya.
Dengan mata membola Liveo melongok ke jendela luar. Segalanya senyap saat kabut hitam menapaki pekarangan gubuk mungil dusun itu. Bentuknya jangkung dan menjulang, kaki tak menapak tanah, bajunya berbentuk jubah rombeng tipis agak tembus pandang, dan tangan skeletal yang mengayun di kedua sisi. Auranya berbeda dengan semua hewan buas yang pernah Liveo temui. Kashchei serupa iblis dan jenis monster jahat bestrata tinggi, dan yang satu ini tidak beranak. Setiap deskripsi tentangnya sesuai.
Kashchei datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMALGAMATE (Mali & Liveo Story) ✔
FantasyDark fantasy. Kisah dua pangeran antagonis dari negeri bernama Sisi Buruk. Negeri tempat para penjahat dari seluruh dunia dongeng dibuang. =Cerita ini didedikasikan untuk Silan Haye (harap membaca bab Pembuka untuk penjelasan setting...