Di langit, kilat menyambar tak bergemuruh, dan udara pengap hutan yang sudah mencekik paru kembali terisap. Kerak di langit muncul. Liveo merasakan buminya bergetar saat lubang itu menggeser langit malam secara perlahan. Ia merekah seperti kelopak bunga jarum yang dapat menyayat apa pun di sekeliling dengan tepiannya.
Liveo berdiri di bawah rekahan itu dengan mata berkilat. Tubuhnya bergetar karena marah, bahkan bergetar lebih hebat ketimbang getar yang disebabkan retakan yang membuka. Berlutut, ia biarkan semak berduri menggores pipi saat sembunyi.
Sosok Kashchei melayang keluar. Langkahnya meniti puncak pepohon ek lebih cepat dari yang biasa. Seperti Aswang yang sadar sesuatu telah terjadi di sarangnya, Kashchei pun demikian. Meski tak ada jantung dalam tubuh belulang itu, Liveo menebak Kashchei berdegup tak nyaman karena jantungnya telah tercuri. Dengan melayangnya Kashchei ke sini, itu berarti Kashchei belum ditandai. Dan terbukti pencuri jantungnya adalah seorang Beast Master, sebab Kashchei masih hidup. Pemburu gelap sudah pasti membunuhnya.
Sudah pasti si jalang yang mencurinya! Liveo sangat yakin Beauty yang telah merebut jantung Kashchei.
Liveo mengamati Kashchei, mencari tanda apakah si jalang sudah menato jantungnya dan memiliki Kashchei. Ataukah mustahil melakukannya? Merebut jantung Kashchei dilakukan para kesatria Sisi Baik untuk melenyapkan nyawanya. Beast Master sebaliknya. Jantung itu dijadikan sandera untuk menjinakkan Kashchei. Bila jantung berukuran secuil buih itu tak bisa ditandai, berarti langkah si jalang (atau siapa pun pencuri jantung itu!) adalah menato kepemilikan mereka di jidat Kashchei.
Tak bisa dilihat secara kasat. Bukan berarti monster buas itu jinak setelah seorang Beast Master menato tanda kepemilikan di tubuh mereka.
Kashchei telah kembali ke sarangnya dan melongok ke dalam peti. Wajahnya mendingin, tak ada ekspresi takut. Selubung kabut pekat menyelimutinya, dan lubang sempit—kerak yang lain—tercipta di atas kolam lumpur. Kashchei membuat portal baru untuk melarikan diri?!
Liveo berguling keluar dari semak, mengejarnya. Sabitnya mengayun ke belakang telinga Kashchei.
Tubuh jangkung itu mengasap dengan cepat sebentuk ruh, menyelinap masuk kerak baru. Peti hartanya pun menghilang. Liveo berlari melompat ke kerak itu, tapi bersama dengan menghilangnya Kashchei, kerak itu menutup cepat. Liveo memaki. Sabit raksasa ia tancapkan pada ranting di atas kepalanya sebelum ia terjatuh ke kolam lumpur. Bersalto ke belakang, Liveo mendarat di tanah kering.
Hutan kembali senyap.
Keberadaan Kashchei tak bersisa di hutan itu.
Detik itu juga kerak di langit yang sebelumnya pun mulai merekatkan tepian mereka. Liveo harus melintasi bumi menuju utara dalam waktu berminggu-minggu bila ia melewatkan portal itu sekarang. Dengan menghilangnya Kashchei dari hutan itu, Liveo tak yakin Kashchei akan membangun jalan menuju bumi utara.
Sekarang apa?
Liveo meremas sulur berduri di sisinya dan tak peduli telapaknya terkoyak. Kemurkaan membuatnya mati rasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMALGAMATE (Mali & Liveo Story) ✔
FantasiDark fantasy. Kisah dua pangeran antagonis dari negeri bernama Sisi Buruk. Negeri tempat para penjahat dari seluruh dunia dongeng dibuang. =Cerita ini didedikasikan untuk Silan Haye (harap membaca bab Pembuka untuk penjelasan setting...