Bab 17: The Truth

859 107 7
                                    

Saat kashchei datang menatap Sisi Buruk pertama kali, pangeran kegelapan menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat kashchei datang menatap Sisi Buruk pertama kali, pangeran kegelapan menyambutnya.

Kashchei boleh saja merasa asing dengan dunia yang serbamalam, dan seisinya yang dihuni penduduk terjahanam dari yang jahanam. Tapi di seluruh dunia yang pernah Kashchei tapaki, belum pernah ada yang menyerupai Pangeran Mali.

Mali menyambut dengan tangan terbuka seperti hendak memeluk. Ia mengenali Kashchei sebagai salah satu monster antagonis yang sangat ditakuti di dunia Sisi Baik. Mali mengaku sudah lama menanti kehadiran Kashchei. Setiap saat Mali menghampiri kurir Sisi Baik hanya untuk wawancara singkat: "Monster antagonis apa yang sedang menghantui rakyatmu di sana? Bawa ia kepada kami, dan lihatlah akan kubalaskan dendam kalian dengan menaklukkannya!"

Sesuai keinginan sang putra mahkota, purnama berikutnya, Kashchei datang mengendarai kereta tanpa awak. Hanya Mali yang berdiri menyambut di tepian.

Mali tahu Kashchei adalah monster spesial, yang bukan hanya menyerang pemburu musuh melainkan belahan hati sang musuh. Mali menandainya sebagai kesempatan emas untuk mendekat, tanpa takut diserang. Mali hanya perlu berkata, "Kita tak akan jadi musuh sebab aku tak punya intensi menyerangmu sama sekali, itu artinya kau pun tak bisa menyerangku. Aku hanya ingin bicara sebentar lalu setelah itu kau kulepaskan."

Benar ia tak bisa menyerang Mali, tapi Kashchei bisa menakut-nakutinya dengan mengisap udara lalu kabur melewati kerak yang ia buat. Bukannya takut, Mali malah memberinya reaksi paling komikal.

"Kau bisa membuka rekahan itu!" Dia kelihatan girang sekali, dan begitu semangat mencatat fitur-fitur unggulan Kashchei dalam perkamennya.

Dari Kashchei akhirnya Mali mengetahui tentang jalur alternatif—kerak-kerak yang menghubungkan kedua dunia. Selagi ia mencatat, Mali bertanya, "Bisakah aku membunuhmu?"

Kashchei menyeringai. "Aku tak bisa mati. Dunia baik atau jahat tak akan bisa membunuhku. Kecuali kalian tahu bagaimana caranya mati lalu hidup kembali."

Pangeran Mali malah tersenyum lebih lebar dari Kashchei. Katanya: "Aku sangat percaya. Saking percayanya akan kujadikan kata-kata itu sebagai pegangan hidup."

Kashchei mengerut dahi tak mengerti, dan Mali terkekeh senang untuknya.

Mali bertanya, "Lalu apakah kau takut dengan keyakinan ini; Setiap orang di Sisi Buruk pernah mati setidaknya sekali. Sebab mereka semua bisa hidup kembali."

Selaiknya monster antagonis kebanyakan, Kashchei tak mudah percaya. "Kau berbohong, Manusia."

Mali menyeringai setajam silet. Tentu saja ia berbohong. Tapi Mali percaya ada dua warna pada kebohongan; selalu hitam dan putih. Yang barusan adalah putih. Bila diucapkan dengan penuh yakin dan ketulusan hati yang jauh dari jemawa—setiap kata kebohongan yang keluar dari bibirmu pun menjadi kejujuran yang nyata.

Cita-cita Mali begitu luhur; ia ingin (berperan jadi pahlawan yang diagungkan) menaklukkan Kashchei demi (dirinya sendiri) perdamaian dua dunia. Bahkan Sisi Baik tak bisa membunuh makhluk ini. Tiada lain rencana Mali adalah menangkap Kashchei, kemudian membuat celah antara dua dunia terbuka. Dengan cara itu, Sisi Baik membuktikan sumpah Pangeran Mali dalam menaklukkan monster paling menakutkan di seluruh histori. Yang mesti ia lakukan adalah mendukung Liveo dalam perburuan. Bila Liveo berhasil menandai, Kashchei akan membukakan celah itu kapan saja untuknya.

AMALGAMATE (Mali & Liveo Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang