Retakan hitam menganga pada dinding di ujung lorong, menyambung ke bumi gelap yang berbau busuk lembap. Retakan itu menyempit dalam waktu cepat. Tak boleh berpikir panjang. Liveo meloncat keluar. Si jalang meninggalkan belasan laba-laba mungil yang tercerai dari pasukan sehingga Liveo tahu, Beauty pun sudah meloncat ke sana. Selanjutnya berharap retakan itu menyambung ke Sisi Buruk selatan.
Terkabul. Liveo mendarat di hutan ek yang rapat bersulur duri dan berair, tempat Kashchei menyembunyikan jantung.
Saat menoleh, kerak di atas kepalanya sudah memudar, menutup. Tak ada jalan pulang kembali.
Hutan ek memanjang ribuan hektar dan seluruh pokoknya berdiri dalam keadaan mati kering meski penuh rawa. Di beberapa bagian, tanahnya lembek berair. Salah menginjak, akan membuat masuk lumpur tak berdasar. Bila ada tempat yang tergelap dari yang tergelap, adalah di bawah pokok-pokok raksasa ini. Yang meski kering tak berdaun, memiliki jalinan ranting yang saling menutupi langit berbintang.
Tempat serupa dapat kautemui di seluruh wilayah Sisi Buruk. Daratan yang begitu gelap, becek berair. Misalnya rawa-rawa gelap, penuh mata mengintai dari dalam airnya. Setelah berhasil kaulewati, kau baru sadar jempol kakimu hilang sebelah, dikunyah entah makhluk apa di tepi rawa itu. Segalanya gelap dan berbahaya. Liveo terbiasa mengarungi tempat-tempat seperti ini selama pelatihan Beast Master. Maka ia tak pernah ragu menapaki batu yang langsung tenggelam ke dasar lumpur. Sebelum jatuh, Liveo menusukkan sabitnya ke batang pohon, melompat di antara akar dan berpegangan pada sulur yang bergelantung. Sulur itu licin oleh lendir siput pemakan daging yang merayap turun sementara Liveo berpegangan. Mali tak akan betah berada di tempat ini lama-lama.
Sebelum siput itu mencaplok kelingkingnya, Liveo mendarat ke tanah kering di depannya.
Tak terlihat Beauty ataupun Beast Master lainnya. Hutan itu sunyi dengan sedikit suara ranting yang bergeretak karena angin. Lentera buatan goblin menyembul di antara semak berduri. Kondisinya masih baru menandakan belum lama tergeletak di sana. Pemburu menjatuhkannya karena suatu alasan atau kecelakaan, dan mungkin mayat pemburu itu tak jauh dari sini. Liveo berjalan ke depan mengikuti insting.
Tak makan waktu lama menemukan pemburu itu—dia seorang Beast Master berbusur bulu angsa. Busurnya terlontar entah ke mana, dan dia sedang menggantung terbalik pada ranting pohon. Matanya kosong tapi tangannya terus bergerak. Dia tampak berhalusinasi sedang berenang di kubangan. Sesuatu memerangkap kakinya. Sulur merambat.
Dia Beast Master yang pernah memberi peringatan kepada Liveo di rumah pelacur semalam. "Jangan pernah menatap matanya". Liveo bukan tipe pembalas budi (jarang sekali sesamanya yang berbudi di sini), tapi ia putus sulur itu dengan bilah sabitnya.
Penyebabnya adalah Leshy. Makhluk buas yang mengaku ruh raja hutan, berjanggut sulur dan berkulit kambium. Mereka senang menyatu dengan pohon dan membuat celah untuk mata hijau mereka mengintaimu. Bila tak sengaja kau tatap mata mereka, maka kau terjebak. Bibir Leshy mengerucut meniup kabut. Kabut tipis itu akan membuatmu berhalusinasi akan orang yang kau senangi sedang bergolek di bawah pohon. Bila didekati, sulurnya langsung mengikat kakimu, dan monster buas lain akan menangkapmu dari atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMALGAMATE (Mali & Liveo Story) ✔
FantasyDark fantasy. Kisah dua pangeran antagonis dari negeri bernama Sisi Buruk. Negeri tempat para penjahat dari seluruh dunia dongeng dibuang. =Cerita ini didedikasikan untuk Silan Haye (harap membaca bab Pembuka untuk penjelasan setting...