Bab 9

608 111 1
                                    

Kashchei datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kashchei datang.

Dia bukan hanya datang melintas di tengah jalan lengang, tetapi ia bergerak menuju tempat di mana Liveo mengintip. Rumah ini.

Liveo berjongkok dengan napas tertahan saat Kashchei memutari rumah sebagaimana Beauty sebelumnya mencari jalan masuk. Bedanya ia dengan sangat sopan menyasar pintu depan rumah. Bujari skeletalnya mengetuk pintu sebanyak tiga.

Si perempuan pelacur baru selesai berpakaian, tersenyum sumringah. Pasti ia mengira si Beast Master datang lagi untuk membubuhkan ciuman pada tubuhnya. Buru-buru ia membuka pintu depan.

Kashchei berdiri di depan pintu dengan seringai. Matanya seperti celah gelap yang langsung menyedot kewarasan si pelacur. Lalu tangannya terangkat ke depan, ke wajah perempuan yang terkejut. Jari menyentak seperti ingin mencungkil mata si perempuan. Ternyata hanya membelai.

Terhipnotis, si perempuan melangkah mundur, membiarkan Kashchei masuk. Mereka mundur hingga ke ranjang. Kemudian Liveo menyaksikan saat Kashchei mulai menaiki ranjang, dengan jemari skeletalnya meruncing seperti jarum baja. Ujung jarum itu menusuk masuk ke dalam gaun, kemudian menyentak sehingga gaun itu terkoyak dari dada ke perut. Kemudian turun hingga ujung yang berkelim manik-manik mengilat. Perempuan normal akan menjerit ketakutan saat ini, tetapi si pelacur tidak. Dia merintih-rintih seperti haus disentuh, meski bibirnya terus berkomat-kamit menyebut nama "Leo, Leo, tolong aku". Leo adalah nama Beast Master cinta satu malamnya barusan—asumsi Liveo.

Yang mengherankan adalah kenapa Kashchei mengincar pelacur ini? Masa Kashchei tak bisa membedakan cinta sejati dengan cinta satu malam musuh-musuhnya, ataukah—

Sesuai catatan Mali, Kashchei menyelimuti tubuh perempuan itu dengan jubah, tubuh, dan tangan-tangannya. Bisikannya seperti seorang kekasih, rendah, berat, tapi mengancam dan menakuti-nakutiku. Saat si perempuan mulai terisak ketakutan, cahaya kabut keruh berpendar dari ujung jari, menyelimuti kulit kaki si perempuan seperti api buas yang melinting. Sihirnya berdiam di sana selama beberapa detik, kemudian perempuan itu membelalakkan mata. Sensasi aneh ia rasakan dari kabut tipis itu. Entah panas atau dingin, selanjutnya jerit si perempuan mendengingkan telinga Liveo.

Penyiksaan Kashchei kepada korbannya dimulai.

Selagi si perempuan diikat dalam agoni, Kashchei mulai berceloteh tentang dirinya sendiri seolah-olah merupakan ritualnya. Suaranya berat, dingin. Dan saat mulutnya yang keriput membuka, wajah si perempuan tampak membiru. Seolah-olah Kashchei mencuri udara dari mulutnya. Setiap kata yang bergulir pun seperti jarum yang dimasukkan ke lubang telinga—bahkan Liveo mendapat sensasi sengat saat ia secara saksama mencuri dengar. Ada sesuatu di sana yang menyebabkan kesakitan luar biasa pada korbannya.

Kashchei bertanya dengan nada suara yang aneh, "Leo, Leo musuhku, sangat mencintaimu."

Si perempuan membuka mulut. Liur berlelehan. Dia sesak napas meski tidak tercekik.

AMALGAMATE (Mali & Liveo Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang