Part 2 | Langkah Awal

348 54 2
                                    

Author's pov

Pagi yang cerah menyambut semua murid Seoul High School. Seorang gadis sedang berjalan dengan riang memasuki gerbang sekolah. Baginya, sekolah itu memang melelahkan, tapi ia percaya dibalik itu semua pasti ada hal yang lebih menyenangkan. Salah satunya adalah orang ini.

"Ah! Semoga dia menyukainya."

Seperti saat ini, dia menyempatkan diri untuk menghampiri loker seseorang dan menaruh secangkir kopi hangat dengan sebuah sticky note yang menempel di depannya.

Drap..drap..drap..

Tak lama kemudian, dia mendengar ada sebuah langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Pasti itu dia, pikir Yuna. Segera saja ia bersembunyi di balik tembok. Sembari mengintip, ia melihat seorang lelaki yang menghampiri loker tadi dan membukanya. Rupanya lelaki tersebut si pemilik loker.

"Oh! Apa itu Seokmin?" tanya Mingyu yang merupakan sahabat karip dari lelaki yang dipanggil Seokmin tadi.

"Entahlah.."

"Eyy.. lihat! Kau punya pengagum rahasia nih sekarang?" tanya Mingyu lagi sambil memasang senyuman yang menjengkelkan.

"Apaan sih! Sudahlah. Jika kau mau, ambil saja," ucap Seokmin sambil menyerahkan secangkir kopi tadi kepada Mingyu.

"Hei, mana bisa seperti itu. Inikan khusus untukmu. Kau tidak mau? Seharusnya kau menghargai sedikit saja kerja keras dari fansmu ini."

Setelah mendengar penuturan Mingyu, Seokmin tiba-tiba berbalik dan berjalan ka arah sahabatnya itu. Seketika Mingyu dibuat bingung, tapi dengan santainya Seokmin mencabut sticky note yang menempel pada badan cangkir, sambil membisikkan sesuatu.

"Kau coba saja dulu. Jika tidak beracun aku akan meminumnya."

Setelahnya, Seokmin melenggang pergi.

"Ck! Racun apanya?"

Srup..

"Kopi enak begini dibilang beracun. Dasar muka tembok."

Mingyu pergi menyusul Seokmin, mungkin mereka akan masuk ke dalam kelas karena bel masuk akan berbunyi. Walaupun begitu Yuna masih saja berdiri di tempat persembunyiannya.

Ia masih tidak percaya dengan penolakan Seokmin terhadap hadiahnya. Namun ia bisa memakluminya, karena bagaimanapun hadiah yang diberikannya itu bisa saja menimbulkan perasangka yang buruk. Seperti ia menaruh racun di dalam kopi tersebut.

Yuna merasa pusing saat ini. Ia sebenarnya sudah lama menyukai Seokmin. Sejak pertama mereka masuk ke sekolah yang sama. Baginya, Seokmin adalah lelaki yang keren. Di zaman sekarang, sangat sulit ditemukan laki-laki pintar dan patuh sepertinya.

Sayangnya Yuna tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaaannya. Berbekal saran dari Eunha, ia telah membulatkan tekatnya untuk mengungkapkan perasaan itu dengan menjadi pengagum rahasia Seokmin.

Lantas mengapa ia memilih secangkir kopi? Semua itu karena sebenarnya dirinya sedang belajar untuk menjadi barista. Menjadi batista dan membuka usaha sendiri, itulah mimpinya. Maka untuk memulai hal itu, ia menjadikan Seokmin sebagai orang pertama yang mencicipinya. Namun, semua itu gagal karena bukan Seokmin orangnya, melainkan Mingyu menjadi orang yang pertama mencicipi kopi buatannya.

Dengan hati yang lesu, Yuna memasuki kelas. Suasana kelas terasa ramai, karena jika sudah seperti ini pasti ada tugas rumah yang harus dikumpulkan pada hari itu juga. Dia yang memang terkenal pintar di kelasnya jadi merasa santai saja, karena ia sudah menyelesaikan tugas tersebut kemarin malam. Perlu kalian ketahui, Yuna adalah siswa nomor dua terpintar di sekolahnya.

Rahasia Secangkir Kopi | Dokyeom SeventeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang